Tuesday 17 February 2015

Senyuman untuk sebuah perasaan yang tak menjanjikan kebahagiaan




Kamu sudah tahu awan mulai hitam, angin mulai kencang, gemuruh mulai terdengar, dan tetes air mulai terasa, tapi kamu masih bilang ini semua terjadi tiba-tiba tanpa kamu sempat berlari. Ketika tetes hujan semakin lebat, kamu baru bingung meneduh cari tempat sana-sini. Saya pikir itu sama halnya dengan masalah hidup, kadang kita terlalu sombong untuk sekedar memahami dan belajar dari apa yang terjadi. Tuhan memberikan petunjuk tapi tak diindahkan, teman kasih nasihat malah dikira jahat, orang tua mengarahkan tapi katanya tak bisa disamakan. Kalau sudah begitu cepat atau lambat kamu pasti akan basah kuyub. Jika sudah begini mau pakai jas hujan juga terlambat kan? Kalau boleh memilih pasti akan memilih meneduh atau setidaknya berhenti sebentar untuk pakai jas hujan.


When life give you a hundred reasons to cry, show life that you have a thousand reasons to smile.

Aku terlanjur basah, bukan basah dengan air tapi dengan masalah. Tepatnya masalah yang datang dari kecerobohanku, keegoisanku, dan kesombonganku. Tapi ini bukan badai, hanya hujan biasa yang paling lama dalam hitungan jam juga berhenti. Ini adalah masalah kecil yang sekian hari sudah bisa ku lupakan meski kadang masih harus pura-pura. Tapi itu lebih baik daripada membiarkan aku terpuruk, terjajah dan dikendalikan oleh perasaan yang sama sekali tak menjanjikan kebahagiaan. 

Keep smiling, and one day life will get tired of upsetting you


Aku mencoba berdiskusi dengan hatiku sebenarnya apa yang dia mau, sementara aku juga berusaha negoisasi dengan pikiranku supaya bisa memenangkan positif thinking. Aku berkompromi cukup lama sampai akhirnya ku menemukan kesepakatan diantara kami. Hati dan pikiranku mulai beriringan, berjalan bersama-sama menembus beban yang nyatanya bisa kalah hanya dengan senyuman. Awalnya tentu harus dengan paksaan, tapi toh akhirnya ini menjadi kebiasaan. Sekarang saatnya ku ucapkan selamat tinggal kegalauan. Pulanglah ke orang yang pantas kau panggil tuan, mereka yang sudah putus harapan, tak tau lagi cara melakukan perjuangan dan dalam kamusnya tak ada lagi kata kebahagiaan. Terimakasih sudah bertandang kehidupku, menorehkan sedikit warna meskipun sedikit kelabu. Tapi tak mengapa, pelangi tak akan indah kau tak warna-warni bukan? :D


Share:

0 comments:

Post a Comment