Monday 12 February 2018

Right thing in the right time and place

Terkadang hidup ini susah diprediksi, sekalipun logika manusia mengatakan semua baik-baik saja tapi semua kembali lagi pada Allah yang Maha Kuasa. Mudah saja bagiNya menjadikan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin, pun sebaliknya. Menjadikan yang susah menajdi mudah, pun sebaliknya. Intinya apapun itu pasti Allah memberi yang terbaik menurutNya, bukan menurut kita. Allah Maha mengetahui sedangkan ilmu manusia sangat terbatas. Allah tahu masa depan sedangkan kita tidak. Itulah mengapa ketika ujian dan cobaan menghampiri, salah satu hal terbaik yang harus kita lakukan adalah berbaik sangka kepada Allah.

Saya baru saja mengambil keputusan yang menurut saya cukup besar dalam hidup saya sekarang. Bahkan saya sendiri juga gak percaya sudah mengambil keputusan itu. Tapi nyatanya saya sudah melakukannya. Bertahun-tahun, mungkin bermulai dari 2011, saya memperjuangkan sesuatu yang kemudian saya memilih "berhenti" saat ini. Padahal saya sangat sadar bahwa ibarat mendaki gunung, perjalanan saya sebentar lagi akan mencapai puncak tertinggi. Sebab rasanya (dalam logika manusia) mungkin perjalanan ini akan segera sampai puncak tahun ini. Tapi ada Allah yang maha membolak-balikkan hati, pada hakikatnya pemilik hati kita bukanlah saya dan kamu, tapi Allah.

Apakah saya menyesal? Tidak sama sekali. Saya sudah berdiskusi dengan Allah, meminta petunjuk agar diberi yang terbaik untuk bersama (bukan hanya saya). Saya mohonkan juga agar Dia memberi kelapangan hati, sehingga tidak ada yang merasa tersakiti. Saya mengambil keputusan ini bukan karena ada masalah, tidak sama sekali. Alhamdulillah semua baik-baik saja, semua sangat terjaga seperti sedia kala, tidak ada yang berkurang ataupun hilang. Lalu kenapa harus memilih selesai? ada perbedaan prioritas saat ini. Masing-masing prioritas itu baik dan berhak diwujudkan.

Semua ada waktunya, hal yang kita anggap baik (berguna) bukan berarti harus dibawa kemana-kemana. Tapi berguna itu bisa berfungsi efektif ketika dibutuhkan pada waktunya. Misalnya, makanan itu jelas baik dan sangat berguna, tapi bukan berarti kita harus bawa kemana-mana. Ibarat sedang lomba lari, masak iya kita harus bawa makanan pas masuk ke arena? Pasti malah kurang pas, kurang bermanfaat dan malah jadi beban. Pun dengan keputusan ini, saya tidak mau menjadi beban yang menghalanginya mewujudkan ambisi. Biarlah dia bisa berlari sekencang-kencangnya saat ini. Allah sedang memberi ruang pada kita untuk memperbaiki dan mengembangkan diri, hingga insyaAllah nanti dipersatukan lagi dalam versi kita yg lebih baik lagi. Jika tidak? pasti Allah ganti dengan yang lebih baik lagi. Berarti memang tugas kita untuk saling menjaga dan memperbaiki selesai, selebihnya Allah akan kirimkan orang baru lagi. InsyaAllah. Niat masing-masing kita baik, pun kita memilih jalan baik. InsyaAllah pasti berbalas kebaikan pula. Doa terbaik saya selalu untuk kita. :)
Share:

0 comments:

Post a Comment