Thursday 31 July 2014

Lilin kesabaran telah habis

Sebatang lilin bisa menjadi sangat berjasa ketika tidak ada cahaya lain yang menjadi penerang gelapnya dunia. Namun lilin punya ujung sumbu yang membuatnya tidak bisa memancarkan cahaya abadi. Analogi itu sama seperti kesabaran kita. Suatu ketika kesabaran menjadi satu tameng yang sangat berjasa bagi pertahanan diri kita dari gempuran bom kezaliman , kejahatan bahkan rasa marah kita sendiri. Tapi sayangnya lilin kesabaran itu kadang tertiup angin begitu kencang , sehingga apinya meredup bahkan bisa mati. Sampai akhirnya ada satu titik dimana sumbu itu habis dan tiada lagi pancaran apinya. Sekarang mungkin lilin kesabaran saya sedang di uji , ada satu kelompok yang saya sangat berpartisipasi aktif di dalamnya. Tapi akhir-akhir ini seperti sedang ada angin kencang yang membuat saya terhempas dan merasa tidak dihargai. Entah ini benar atau hanya perasaan saya , tapi yang jelas saya sedang lelah dengan mereka. Saya tidak menuntut pujian , sanjungan bahkan rupiah. Saya hanya butuh di hargai usaha saya , keringat saya , waktu saya. Jika keadaan membaik , mungkin aku sudah pergi jauh mencari senyum-senyum tulus yang menghargai orang lain.

Share:

0 comments:

Post a Comment