Friday 3 October 2014

Dinamika kehidupan

Biarkan orang menilai apa toh yang jelas tahu diri kita adalah kita sendiri dan Tuhan. Terkadang kita pesimis dengan kemampuan kita sendiri sampai-sampai kita terlalu berharap kepada sesama makhluk.Padahal kita tahu tidak boleh berharap kepada selain Allah, jika kamu masih berharap pada selainNya ya salah siapa ketika akhirnya hanya mendapat rasa kecewa. Tapi terkadang kita lupa atau mungkin memang selama ini kita terlalu jauh denganNya.

Awal semester 3 yang baru berjalan satu bulan ini tapi rasanya telah merangkai cerita-cerita dinamika kehidupan. Banyak kejadian yang membuat aku belajar tentang kehidupan, ada kejadian yang membuat aku belajar lebih sabar, ada juga kejadian yang membuat aku menjadi mahluk yang sesungguhnya dimana tiada daya dan upaya selain kuasaNya. Aku tak pernah mengundang masalah tapi entah mengapa mereka ingin berkenalan denganku, awalnya hanya satu masalah yang datang tapi rasanya aku ingin menyerah ketika mereka silih berganti singgah di hidupku. Tidak banyak yang tahu karena aku selalu berpikir orang tidak perlu tahu urusanku pribadiku karena akupun tak suka masuk dalam zona pribadi seseorang. Lagi pula aku akan merasa bersalah ketika orang ikut berpikir tentang masalahku seolah-olah akulah satu-satunya orang yang punya masalah. Lebih baik aku diam,aku masih sanggup menyelesaikannya sendiri tanpa perlu kamu kasihani. Meskipun diawal terlihat berat, tapi tenanglah karena ini akan selesai sebagaimana masalahku yang dulu-dulu.

Mungkin cerita ini terlalu abstrak, kamu jadi bertanya-tanya sebenarnya apa yang telah terjadi padaku? Terimakasih sudah peduli tapi ini bukan yang tepat untuk aku berikan jawabannya padamu. Tidak usah khawatir karena aku baik-baik saja, mungkin beberapa orang yang sering menghabiskan waktu denganku bisa melihat jelas perubahanku. Mereka tahu dari tatapanku, mereka tahu dari tingkahku, mereka tahu dari ucapanku. Terimakasih sudah mengertiku.
Teruntuk keluargaku Ayah, ibuk , Mas, adik, terimakasih selalu menguatkanku dengan kasih sayang. Meskipun tidak ada pundak untukku bersandar, tidak ada tangan yang mengusap air mataku dan tidak ada pelukan untukku tapi aku percaya kita selalu terhubung dalam Doa. Terimakasih Mas Fahru yang membuatku merasa terlindungi, sekuat apapun aku sebagai seorang wanita tetap aku butuh perlindungan lelaki. Kamu mungkin bertanya kemana orang yang selalu ku sebut-sebut penyemangatku? Dia sedang berjuang sendiri sama sepertiku di tempatnya :) . Terimakasih Ayah dan Ibuk, terimakasih doanya yang menjadi penerang dari masalahku, terimakasih wejangannya yang membuatku lebih bijak, terimakasih motivasi yang menguatkanku, terimakasih materinya setidaknya itu tidak menambah beban pikiranku. Terimakasih segalanya, aku sayang Kalian. Semoga kita selalu bersama hingga surga firdausNya.

Share:

0 comments:

Post a Comment