"Gak usahlah sok-sok merasa diperjuangkan, gak usah juga mau nunggu. Hidup ini dinamis, 2/3/5 tahun lagi kalau dia sukses seleranya bukan kamu lagi"
Beberapa waktu yang lalu saya membuat status bbm tulisan itu, dengan keterbatasan jumlah karakter tentu tulisan itu akan menimbulkan banyak spekulasi. Oleh sebab itu, saya ingin memperjelas lagi maksud dari status saya itu. Ini bukan sekedar curahan hati yang berserakan di timeline, tapi ada pesan yang ingin saya sampaikan ke teman-teman semua. Terutama yang sering membuat status curhat di timeline. Anyway kita berbicara dalam konteks hubungan sebelum menikah ya, apapun istilah yang kalian gunakan. Terlepas itu pihak lelaki atau wanita, tapi saya selalu menjungjung tinggi kesamaan hak dan kebebasan berekpresi. Dengan demikian, sudah sepantasnya bahwa dalam sebuah hubungan itu seimbang. Tidak ada yang mendominasi dan dinominasi, berjuang sama-sama, saling mengerti dan bagaimana selayaknya hubungan yang saling menjadikan masing-masing individu lebih hebat.
Sayangnya banyak orang yang terlalu egois untuk memaknai sebuah hubungan. Maunya diberi tanpa memberi, maunya diperjuangkan sampai lupa pasangannya juga punya batas kesanggupan. Dia begitu terlena ketika sedang dipuja, terus hanyut dalam posisi sedang diperjuangkan. Padahal hidup ini dinamis sekali, apalagi isi hati orang siapa yang tahu. Sekarang kamu boleh merasa dipuja, boleh juga merasa menjadi segalanya untuknya, seolah-oleh ditanganmulah kebahagiaannya. Tapi kamu tidak tahu sudah betapa kritisnya kesabaran pasanganmu ketika kamu masih terus saja merasa diperjuangkan tanpa melakukan perjuangan yang sama untuknya.
Ketika suatu saat dia merasa lelah berjuang sendirian, lalu memilih berhenti tanpa pernah peduli lagi. Kamu boleh tertawa saat dia menulis status betapa sedihnya dia, betapa sakitnya dia, dll. Tapi sebenarnya kamu yang seharusnya pantas merasa sedih. Bagaimana tidak sedih, jelas-jelas kamu kehilangan orang tulus berjuang untuk kamu. Berapa banyak waktunya yang dia lewatkan untuk memikirkanmu, berapa banyak uangnya yang dikorbankan demi dekat denganmu, dan mungkin berapa banyak doa yang dia panjatkan untukmu. Mungkin dia menyadari semuanya hanya sia-sia, lalu dia memilih berhenti dan tak menganggap kamu sebagai orang yang layak diperjuangan lagi.
Hidup ini dimanis, 2/3/5 kemudian mungkin kamu melihat dia sebagai orang yang berbeda. Pasca melepasmu, waktunya tidak lagi habis untuk memikirkanmu, tapi lebih banyak dia habiskan untuk meningkatkan kualitas diri. Jika dulu kamu hanya melihatnya sebagai gadis/lelaki biasa yang tak lebih menarik dari teman disebelahnya. Kini dia telah berada ditempat baru yang membuatnya kian bersahaja dengan pergaulan yang semakin meluas. Lalu tinggal menunggu waktu saja kamu akan melihatnya menjadi orang besar dimasa depan. Jika demikian, yaaaa selamat menikmati penyesalan, semoga kamu bisa belajar dari kesalahan.
Sama halnya dengan orang-orang yang dengan tulus mau menunggu, katanya ini bagian dari perjuangan. Cinta itu butuh kepastian, kecuali untuk orang-orang yang enggan berkomitmen. Lalu kepastian apa yang kamu dapat selama menunggu itu? Kalau memang dia juga segitu mencintaimu, tentu dia tidak akan membuatmu menunggu dalam ketidakpastian. Oke kamu bisa berdalih bahwa kalian sudah saling mengikrarkan janji, kalianpun sudah membuat rencana masa depan yang menjadikan kamu adalah bagian masadepannya, dan sebaliknya. Kamu juga bisa berdalih mengaca pada orang-orang yang memulai hubungan dari nol sampai akhirnya ke pelaminan, seperti Glen dan Chelsea misalnya. Baiklah, tidak ada yang salah dengan semua pendapatmu, tapi sekarang coba netralkan perasaan lalu kuatkan logika pikiran. Seberapa berkualitasnya orang yang sedang kamu tunggu hingga kamu telah berani menginvestasikan masa depanmu kepadanya sejak sekarang. Kalaupun dia sudah selayak itu, lalu kenapa ragu berkomitmen dan justru memintamu untuk menunggu?
Hidup ini dinamis, jaman, pikiran, kehidupan semua berkembang. 2/3/5 tahun lagi ketika sukses yang dijadikannya alasan menyuruhmu menunggumu telah tercapai, apakah mungkin dia masih tetap sebegitu menginginkanmu seperti dulu? Logikanya, kalau pas masih biasa aja dia sudah bisa mendapatkan kamu, sekarang ketika sudah lebih dari biasa ya dia bisa mendapatkan yang lebih dari kamu. Kalau dia sukses, seleranya sudah bukan kamu lagi. Dalam pergaulannya dia menemukan orang yang menurutnya lebih pantas atau mungkin dia memiliki pikiran baru tentang wanita/lelaki yang mampu mengimbanginya. Menyedihkan sekali ketika waktumu habis untuk menunggu, beberapa orang yang coba mendekatimu juga tak kau hiraukan, lalu semua sia-sia. Sudahlah, kalau memang tak bisa berkomitmen sekarang ya tidak usah menghabiskan waktu dalam hubungan yang sia-sia. Ada banyak hal lain yang perlu kamu prioritaskan untuk sekarang.
Kesimpulannya, saya mengutip kata-kata Mario Teguh
"Jangan menunggu orang yang tidak jelas, jangan menunggu orang yang janjinya juga tidak jelas. Kita membutuhkan banyak hal dalam kehidupan tapi soal cinta kita membutuhkan kepastian. Jangan meratap untuk orang-orang yang tidak pantas diratapi. Jangan perjuangkan orang tidak memperjuangkan anda, jangan menunggu orang yang santai membiarkan anda menunggu."