Thursday 19 February 2015

Benarkah kita sudah berkomunikasi antar pribadi?

Ini menarik sekali untuk membahas materi ini karena kita mungkin telah, bahkan sedang mengalaminya. Banyak sekali komunikasi interpersonal yang kita lakukan dalam sehari-hari, seperti komunikasi dengan pacarmu, sahabatmu atau mungkin juga antara suami dan istri, dll. Tapi apakah benar kita memang melakukan komunikasi interpersonal atau jangan-jangan komunikasi yang kita lakukan sebenarnya tidak interpersonal. Ketika kita sudah ngobrol panjang lebar, bukan berarti kita telah melakukan komunikasi interpersonal. Oke, kita akan membahas bagaimana komunikasi interpersonal yang sebenarnya. Sebelumnya kita sepati contoh yang kita gunakan adalah dalam konteks hubungan kekasih  ya. 


Komunikasi antar pribadi merupakan interaksi yang bersifat verbal dan nonverbal diantara dua orang atau lebih yang bergantung sama lain. (Devito, 2013)
Secara singkat kalau melihat definisi tersebut kita bisa menilai bahwa hubungan kekasih jelas masuk hubungan interpersonal, karena dilakukan oleh 2 orang atau lebih (ya kali aja ada orang ketika). Komunikasi dengan verbal atau nonverbal, tentu saja sering berbicara dengannya tapi kadang tanpa perlu ngomong dia sudah mengerti dari simbol-simbol nonverbal yang kita sampaikan, seperti gesture, raut wajah, style, dll. Kemudian poin selanjutnya adalah saling bergantung? sebenarnya ini personal banget tapi secara umum pasti ada rasa saling ketergantungan lah ya. Contoh kecilnya saja kamu ketergantungan untuk chatting dengannya, entah benar-benar butuh atau sekedah basa-basi. Tapi nyatanya susah kan gak chatting sehari aja? :D


Dari sini masih clear bahwa ternyata komunikasi kalian memang benar-benar komunikasi antar pribadi. Tapi akan muncul pertanyaan saat kita gunakan defini KAP dari perlbagai pendekatan, ada pendekatan komponen, relasional, dan perkembangan. Nah yang paling menarik kita melihat hubungan kekasih ini dari pendekatan perkembangan. Semoga ini benar-benar menjadi refleksi apakah hubungan kita dengannya benar-benar komunikasi interpersonal atau jangan-jangan masih level impersonal.

Miller (1975) mengatakan bahwa individu akan memiliki perilaku komunikasi tertentu berdasarkan prediksi terhadap mitra komunikasinya.
Prediksi tersebut berpatokan pada 3 level, yaitu: Kultural, sosiologis, dan psikologis. Jika kita melakukan komunikasi berpatokan pada level kultural dan sosiologis, maka komunikasi kita masih impersonal. Meskipun komunikasi itu dilakukan oleh 2 orang, punya saling ketergantungan dan menggunakan bahasa berbal dan nonverbal.

Bagaimana patokan prediksi level kultural, sosiologis dan psiologis tersebut?

  • Level kultural
    Dalam berkomunikasi kita menggunakan prediksi dari data budaya. Misalnya, Kekasihmu berasal dari kota besar. Lalu kamu berasumsi budaya orang metropolitan itu seperti apa. Selanjutnya kamu akan cenderung berpatokan pada data umum tentang budaya orang metropolitan itu untuk komunikasi dengannya.  Jika kamu berkomunikasi dengannya masih melihat budayanya, oh so sorry hubungan kalian masih impersonal.
  • Level Sosiologis
    Level ini kita berpatokan pada data-data pribadi yang bersifat sosial. Seperti: Gaji, tempat tinggal, usia, pendidikan, status sosial, dll. Menurut saya orang cenderung berpatokan dari sini dalam berkomunikasi. Misalnya: Kekasihmu lebih tua dari kamu, lalu kamu berasumsi bahwa orang umur segitu, penghasilan segitu dan latar belakang pendidikannya bahwa dia adalah orang yang dewasa, bijak, mandiri, wawasan luas dan cerdas, dll. Lalu kamu berusaha menjadikan dirimu lebih dewasa, topik yang kalian bicarakan lebih berat, dll. Itu tandanya kamu telah menggunakan prediksi level sosiologis. So, what about you? jika masih berkomunikasi dengan melihat hal-hal itu berarti hubungan kalian belum bisa dikatan interpersonal.
  • Level psikologis
    Ketika orang berkomunikasi berusaha menghilanghkan data kultural dan data sosiologis, berarti dia sudah masuk level psikologis. Jadi kalian berkomukasi benar-benar melihat bagaimana karakternya tanpa terpengaruh dia asalnya dari mana, anaknya siapa, sekolahnya dimana, dll. Misalnya, meskipun kamu tahu dia anak metropolitan, anaknya jendral, rumahnya satu blok, sekolahnya di luar negeri atau apapun itu. Tapi kamu saat kamu berkomunikasi dengannya benar-benar tidak membawa embel-embel itu lagi. Obrolan kalian mengalir sebagaimana keadaan yang ada saat itu, kamu tak sungkan meskipun dia anak jendral, kamu merasa rendah diri meskipun ijazahnya semua luar negeri, dll. Yeaaah, this is the real interpersonal relationship. 
Sekarang coba pikirkan kembali apakah kamu sudah benar-benar meninggalkan data kultural dan sosiologisnya dalam berkomunikasi? Sudah dengan berapa banyak orang kita menjalin hubungan interpersonal.

Perlu saya tambahkan bahwa tidak mutlak interpersonal dan impersonal, tetapi mungkin juga hubungan kalian berada di tengah-tengah. Selain itu, tidak ada yang mutlak juga alur dari level prediksi. Sangat mungkin orang langsung pada level psikologis, tapi biasanya mulai dari kultural (data yang paling umum), level sosiologi dan barulah level psikologis.  KAP juga tidak bergantung pada waktu, tapi kedalaman konteksnya. 

Satu lagi yang menarik ditambahkan disini komunikasi bersifat dinamis, Frank Dance (1967) mengibaratkan komunikasi sebagai sebuah spiral.
Layaknya sebuah spiral, komunikasi dibangun dari sebuah titik kecil kemudian lingkarannya membesar seiring akumulasi proses interaksi dan pengalaman masa lalu. Spiral ini tidak bisa diputar balik,  mungkin ada jeda,lalu garisnya akan berlanjut lagi. Itu artinya ketika orang berkomunikasi ia akan selalu membawa informasi di masa lalu yang dibawa dan diakumulasi dengan sekarang. Ketikapun mereka tidak berkomunikasi dalam jangka waktu yang lama, garis itu tidak putus, artinya orang tidak memulai komunikasi dari awal lagi kan? tapi hanya melanjutkan komunikasi yang dulu beserta data yang terekam. Khusus teori ini pengennya akan dibahas di postingan selanjutnya, Thank You, see u :D
Share:

Tuesday 17 February 2015

Senyuman untuk sebuah perasaan yang tak menjanjikan kebahagiaan




Kamu sudah tahu awan mulai hitam, angin mulai kencang, gemuruh mulai terdengar, dan tetes air mulai terasa, tapi kamu masih bilang ini semua terjadi tiba-tiba tanpa kamu sempat berlari. Ketika tetes hujan semakin lebat, kamu baru bingung meneduh cari tempat sana-sini. Saya pikir itu sama halnya dengan masalah hidup, kadang kita terlalu sombong untuk sekedar memahami dan belajar dari apa yang terjadi. Tuhan memberikan petunjuk tapi tak diindahkan, teman kasih nasihat malah dikira jahat, orang tua mengarahkan tapi katanya tak bisa disamakan. Kalau sudah begitu cepat atau lambat kamu pasti akan basah kuyub. Jika sudah begini mau pakai jas hujan juga terlambat kan? Kalau boleh memilih pasti akan memilih meneduh atau setidaknya berhenti sebentar untuk pakai jas hujan.


When life give you a hundred reasons to cry, show life that you have a thousand reasons to smile.

Aku terlanjur basah, bukan basah dengan air tapi dengan masalah. Tepatnya masalah yang datang dari kecerobohanku, keegoisanku, dan kesombonganku. Tapi ini bukan badai, hanya hujan biasa yang paling lama dalam hitungan jam juga berhenti. Ini adalah masalah kecil yang sekian hari sudah bisa ku lupakan meski kadang masih harus pura-pura. Tapi itu lebih baik daripada membiarkan aku terpuruk, terjajah dan dikendalikan oleh perasaan yang sama sekali tak menjanjikan kebahagiaan. 

Keep smiling, and one day life will get tired of upsetting you


Aku mencoba berdiskusi dengan hatiku sebenarnya apa yang dia mau, sementara aku juga berusaha negoisasi dengan pikiranku supaya bisa memenangkan positif thinking. Aku berkompromi cukup lama sampai akhirnya ku menemukan kesepakatan diantara kami. Hati dan pikiranku mulai beriringan, berjalan bersama-sama menembus beban yang nyatanya bisa kalah hanya dengan senyuman. Awalnya tentu harus dengan paksaan, tapi toh akhirnya ini menjadi kebiasaan. Sekarang saatnya ku ucapkan selamat tinggal kegalauan. Pulanglah ke orang yang pantas kau panggil tuan, mereka yang sudah putus harapan, tak tau lagi cara melakukan perjuangan dan dalam kamusnya tak ada lagi kata kebahagiaan. Terimakasih sudah bertandang kehidupku, menorehkan sedikit warna meskipun sedikit kelabu. Tapi tak mengapa, pelangi tak akan indah kau tak warna-warni bukan? :D


Share:

Sunday 8 February 2015

Selalu ada waktu untuk yang spesial

Tidak semua orang yang ada di hidupmu sekarang akan selamanya berada disampingmu. Fase kehidupan akan mengantarkan orang-orang baru dalam hidupmu, meskipun sebaliknya ada juga orang-orang yang harus kau relakan pergi dari hidupmu. Kesibukan menjadikan alasan untuk kita menghabiskan waktu bersama dengan orang tertentu, tetapi dengan alasan yang samapun kita harus melewatkan banyak waktu tanpa saling berkirim kabar dengan yang lainnya. Sayangnya, kondisi ini bisa berlarut-larut sampai akhirnya kita sudah terbiasa tidak saling berkirim kabar. Sampai kita akan menyadari bahwa kini kita telah kehilangan jejak orang yang dulu banyak menghabiskan waktu bersama kita. Celakanya ketika coba menghubungi kembali mungkin bukan lagi suaranya yang menjawab salammu di ujung telepon.

Memang sangat penting menjaga relasi, tetapi saya menyadari sebagai anak komunikasipun kemampuan menjalin relasi saya sangat buruk. Rasanya sedikit mustahil kita bisa berhubungan dengan semua orang, kecuali memang ada kepentingan yang mengharuskan seperti itu. Namun setidaknya jagalah komunikasi dengan sahabatmu, jika tidak ada waktu bertemu mungkin sekedar bertanya kabar via sms bisa menjadi penghubung dari jarak yang mulai menganga. Kalau enggan memulai duluan dengan bertanya kabar, coba kamu cara lain yang lebih tersirat. Kamu bisa kasih komentar di status facebook, bbm, line atau apapun. Setidaknya kalian tidak pernah saling kehilangan jejak. Jika mereka penting bagimu, aku yakin akan ada selalu ada waktu untuk sekedar menyapa. Semua orang punya kesibukan jadi bukan masalah ada waktu atau tidak tetapi ini soal mau menyempatkan atau tidak. :)
Tulisan saya diatas mungkin lebih general dari gambar dari Pak Mario Teguh, namun pada dasarnya sama saja bahkan akan lebih menyengsarakan jika kamu tak menyempatkan memberi kabar dia yang menghabiskan banyak waktunya untuk memikirkanmu. Ketika wanita bertanya kamu kemana saja seharian gak ada kabar? kami sama sekali tidak bermaksud membebanimu agar memberi tahu kemana setiap langkahmu pergi, karena hanya tahu kamu baik-baik saja itu sudah sangat menenangkan. Silakan lanjutkan kesibukanmu, tapi sempatkan berkirim pesan setidaknya pagi dan malam hari. Kamu tahu apa pesan tersirat dibalik ucapakan selamat pagi? Saya yakin ini sangat memberi kebahagiaan berarti sepanjang hari. :)
Share:

Saturday 7 February 2015

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin

Jauh sebelum saya membaca buku ini, kata-kata "daun yang jatuh tak pernah membenci angin" sudah saya kenal lewat status facebook Tere Liye yang seringkali memposting cuplikan kata-kata indah dari bukunya. Sudah bisa ditebak apa maksud kata tersebut, terima dan jalani saja apapun yang terjadi selayaknya daun yang membiarkan dirinya diterbangkan oleh angin.

Saya bingung bagaimana merangkai kalimat yang tepat supaya apa yang saya tulis tidak berujung curhatan (lagi). Hehe. Buku ini membahas tentang sebuah gadis kecil yang jatuh cinta pada seseorang lelaki berumur yang menjanjikan masa depan lebih baik untuknya dan keluarganya. Pembabakan pertama berisi perkenalan kehidupan gadis itu, selanjutnya bertemulah dia dengan lelaki dewasa yang ia sebut sebagai malaikat. Kemudian ceritanya berlanjut bagaimana lelaki itu memberikan banyak pengaruh bagi dia dan keluarganya. Semakin lama gadis itu menyadari bahwa perasaannya bukan sekedar kagum, bukan pula perasaan adik kakak. Sampai akhirnya dia mengerti bahwa dia telah jatuh cinta kepada lelaki bernama Kak Danar.

Menurut saya alur selanjutnya adalah bagian paling seru. Bagaimana mungkin gadis kecil berkepang 2 memiliki perasaan lebih kepada lelaki dewasa yang berbaik hati memberikan perubahan di hidupnya? Dia tak pernah tertarik dengan cowok lain di sekolahnya, justru sebaliknya dia sangat cemburu ketika melihat kak Danar dengan Pacarnya. Meskipun seharusnya dia bahagia melihat seseorang yang dia anggap kakak telah bertemu dengan wanita pilihannya. Benar saja, kak Danar memutuskan menikah dengan wanita yang bernama kak Ratna. Baik buruk itu relatif, kabar baik untuk orang lain tapi nyatanya begitu menyakitkan untuknya. Dia sibuk menata hatinya berusaha menghilangkan simpul harapan dan bersahabat dengan kenyataan. Hatinya masih bergejolak, sehingga dia memutuskan untuk tidak hadir di pernikahan mereka. Sampai berbulan-bulan ia tak menghubungi kak danar lagi begitupun sebaliknya, semakin jelas jarak diantara mereka.

Kak Ratna tiba-tiba memberikan kabar yang berbeda dari biasanya. Hubungannya dengan kak Danar memburuk, ia mencoba bicara tapi tak bisa. Ketika sudah bertanya, justru kak Danar bilang mereka baik-baik saja. Akhirnya kak Ratna memutuskan menenangkan diri ke rumah orang tuanya. Coba tebak bagaimana endingnya? Pada akhir cerita kita dibuat tegang ketika teka-teki perasaan Tania mulai terungkap. Kak danar menulis sebuah buka yang tidak pernah ada akhirnya, kamu tahu kenapa? Karena buku tersebut bercerita tentang perasaannya kepada Tania. Sekian lama Tania bungkam soal perasaannya, ternyata Kak Danar diam-diam juga memiliki perasaan yang sama kepada gadis kecil berkepang 2 yang kini tumbuh menjadi gadis cantik  dan membanggakan. Meskipun mereka tetap tak bisa bersama tapi setidaknya mereka sudah saling tahu rasa yang selama ini mereka bungkus dalam hubungan kakak adik.

Bagi saya buku ini sangat menarik, tetapi lebih karena ada satu hal yang sangat saya jadikan pelajaran. Itulah mengapa saya takut terlalu banyak curhat menulisnya, tapi sepetinya tidak kan ya? ;).

Share:

Museum Angkut

This is the next story of my mini touring, yeah especially about the most important destination, Museum Angkut. :D

Sebuah wisata baru di Batu yang berlokasi di jalan terusan Sultan Agung Atas No. 2 Kota Batu Jawa Timur, tempat ini bernama MUSEUM ANGKUT. Bangunan berwarna putih kalau saya bilang mirip pabrik, dengan tulisan MA+ diatasnya dan tulisan Museum Angkut di depannya. Orang seringkali salah bilang menjadi museum angkot, jadi bagi yang belum tau bisa mengira bahwa yang mereka lihat adalah jejeran angkot-angkot jaman dulu. Padahal, namanya adalah museum angkut. Sehingga, disini anda bisa melihat berbagai macam moda transportasi baik darat, laut maupun udara.
Gerbang pasar Apung

Pintu Masuk Museum Angkut
Jika anda berkunjung menggunakan mobil bisa parkir depan dekat pintu masuk diatas, tapi karena kemarin naik motor jadi parkirnya dibelakang. Lalu kita masuk dulu dari pintu belakang pasar apung baru kemudian tiba depan menuju loket dan pintu masuk. Museum angkit buka jam 12.00 - 20.00 WIB, sedangkan harga tiketnya Rp. 50.000 (weekdays) dan Rp. 75.000 (Weekend) serta tambahan Rp. 30.000 untuk kamera (kecuali handphone). Tetapi seingat saya dulu ada penawaran berupa potongan harga 50% (sudah termasuk biaya kamera) jika anda masuk jam 19.00. Anda akan diberi tiket berupa gelang yang akan dipasangkan di pintu masuk oleh mas-mas yang pakai batik itu. Disitu juga dilakukan pemeriksaan tas.





 Setelah pintu masuk, kita akan memasuki hall utama yang berisi berbagai macam angkutan dengan penataan yang rapi dan elegan. Contohnya seperti foto diatas, beberapa memang terpasang tali merah. Darisini kita akan naik ke lantai 2, konsepnya masih sama dengan menampilkan macam-macam transportasi. Tetapi disini kita bisa lebih banyak mengenal dan belajar, zona ini bernama zona edukasi yang di desain lebih informatif dibandingkan dengan hall utama tadi. Beberapa angkutan disertai dengan penjelasan singkat, serta ada semacam game tebak-tebakan.



Di pelataran lantai 2 ini ada sebuah menara pandang yang bisa kita naiki, wujudnya seperti gambar yag kita lampirka dibawah. Disini kita bisa melihat pemandangan kota batu dengan sepoi angin yang cukup kencang. Jika anda tidak menghendaki naik ke menaranya anda tetap bisa menikmati pemandangan kota batu dari atas balkon saja.
Foto pemandangan batu dari balkon
menara pandang di lantai dua dengan ketinggian 850 dpl
Selepas dari sini kita akan diajak berkeliling dunia melewati zona sunda kelapa dan batavia, zona gangster town dan broadway street, zona eropa, zona istana buckingham, zona las vegas, zona hollywood, dan terakhir balik lagi ke pasar apung. Disini lumayan seru, saya suka sekali ide perancangnya yang sangat kreatif. saya yakin pasti membosankan sekali kalau kita hanya lihat kendaraan berjajar, nah disinilah mereka membuat museum ini jadi berbeda. Zona-zona tersebut benar-benar di desain seperti miniatur yang dilengkapi dengan angkutan dari negaranya. Disini hobby narsis kita benar-benar tersalurkan, semua sudut menarik untuk foto yang ditunjang dengan beberapa properti yang bisa anda mainkan. Misalnya ada motor yang bisa dinaiki, ada atribut yang bisa kita pakai, ada kedai untuk duduk, dll. Intinya benda-benda disini bukan hanya bisa kita lihat tapi juga bisa kita mainkan sehingga semakin membuat anda merasa benar-benar sedang berada di lokasi yang sebenarnya.

Gangster town

zona batavia

Zona istana buckingham
Sebenarnya masih banyak yang bisa kita lakukan di museum angkut, tapi sayangnya pas saya masuk zona gangster town sudah mulai gerimis jadi kita benar-benar dikejar waktu. Awan hitam juga sudah mulai terlihat meskipun disini masih aman, gerimis juga tidak menggangu aktivitas orang-orang disini. Sampai akhirnya masuk zona buckingham rintik hujan mulai membesar. kita mulai berjalan cepat tapi ternyata pas di pasar apung sudah hujan deras. Namun tak berapa lama akhirnya hujan reda dan kita pulang.  Oh ya, satu lagi yang seru pas di pintu keluar kita akan melewati lorong yang benar-benar mirip dengan gerbong kereta api. Interior, suara, bahkan getarannya pun dibuat sangat mirip aslinya. 

Perjalanan pulang dimulai sesuai rencana sekitar jam 2. Walaupun tadi hujan tapi sekarang sudah reda, meski awan semakin lama terus menghitam. Pulangnya kita harus lewat payung jadi sudah pasti akan lebih lama. Dari situ masih aman dan perjuangan dimulai di ngantang ketika hujan benar-benar lebat. Kendaraan mulai berjalan melambat, sisi jalan mulai penuh dengan genangan air bercampur tanah liat. Alhamdulillah aman sampai kasembon hujan reda tapi bodo amat tetap saya pakai mantel karena saya yakin pasti hujan lagi. ternyata benar sampai di Gurah hujan sangat lebat disertai gemuruh petir tanpa kilat. Yeah finally i'm home at 16.45 PM. See u in the next journey :D







Share:

Wednesday 4 February 2015

How difficult to say "good bye"

Post ini adalah jeda dari post yang telah saya janjikan tentang mini touring ke museum angkut. Beberapa hari ini pikiran saya kemana-mana, galau (dikit) jadinya sedang tidak konsen nulis cerita perjalanan yang butuh konsentrasi lebih daripada apa yang sedang saya tulis ini.

Saya sedang dilematis oleh kata "good bye". Bagi saya ini menyakitkan sekali ketika saya harus mengucapkan itu kepada seseorang. Bagaimana mungkin kita mengucapkan selamat tinggal, padahal kebaikannya kan terus tumbuh mengikuti perjalanan hidup kita. Saya tak mungkin mengucapkan kata selamat tinggal kepadanya. Apakah mungkin saya bisa mengucapkan kata selamat tinggal kepada seseorang yang sekian lama telah menjadi pendengar yang sangat baik atas semua keluh kesahku. Orang mudah saja bilang:" ngapain kamu pikirin". Padahal mereka samasekali tidak tahu seberapa banyak semangat yang telah dia berikan, berapa banyak nasehat yang sudah dia berikan, terlebih lagi waktu yang sudah dia habiskan yang kadang hanya untuk mendengar cerita tidak pentingku. Kamu masih berpikir bilang "good bye" itu mudah?

Kamu mungkin berpikir saya sangat easy going, padahal sebenarnya saya sangat selektif dalam berteman. Oke memang saya sangat terbuka untuk mengenal orang baru, tapi tidak untuk lebih jauh. Ketika kita sudah ngobrol panjang lebar, ketawa ketiwi sampe ketemu tiap haripun belum tentu ada ikatan diantara kita. Itulah sebabnya saya takut sekali kehilangan seseorang ketika sudah merasakan ada kecocokan diantara kita. Mana mungkin kita bercerita masalah pribadi jika kita tidak benar-benar percaya pada seseorang. Percaya bukan hanya yakin dia tidak akan menyebarkannya, tapi dengan bercerita kepadanya kita juga yakin dia bisa memberikan solusi dan yang paling penting kita yakin bahwa dia cukup kuat untuk tidak merasa terbebani dengan cerita kita. Sering sekali terjadi orang yang dicurhati jadi ikut mikir masalah orang lain, padahal dia sendiri sedang ada masalah. 

Terimakasih atas segalanya selama ini, meskipun kadang justru konflik yang merekatkan kita. Kesibukanmu membuatmu tak sempat menyapaku seperti biasa. Nyesek juga ketika kamu sudah menyempatkan menyapa orang duluan tapi dibalasnya lama dan hanya beberapa patah kata. Hingga aku terpikir untuk melakukan hal yang sama kepadamu. Tetapi aku berpikir untuk apa? Pada akhirnya itu hanya akan mempertegas jarak antara kita. Apakah adil aku mempermasalahkan itu? Sementara kamu sekalipun tidak pernah bertanya kenapa aku lama sekali membalas pesanmu. Keberadaan saya disini untuk mendukungmu, bukan memperlambat kesuksesanmu. Jika saya lupa akan hal itu, ingatkan aku :)

Intinya tulisan ini adalah aku dan kamu sahabat :D

Share: