Thursday 28 December 2017

Pengalaman tes CPNS 2017 (Kementerian Keuangan)

Hari ini (28/12) tepat satu bulan dari tanggal pengumuman seleksi CPNS 2017 gelombang 2. Alhamdulillah kemarin Allah memberikan saya kesempatan untuk ikut dalam rekrutmen CPNS 2017. Saya mendaftar kementerian keuangan dengan formasi analis humas dan protokoler untuk DJBC (Direktorat Jenderal Bea Cukai). Alhamdulillah saya berkesempatan mengikuti seluruh rangkaiannya tesnya, meskipun Allah ternyata punya rencana yang lebih baik dan menghentikan saya di final result. Semoga tulisan ini bisa memberikan gambaran teman-teman yang ingin ikut tes CPNS, terutama kementerian keuangan. Meskipun masing-masing instansi memiliki tahapan tes yang berbeda, tapi intinya sama yaitu SKD dan SKB.

Berikut tahapan seleksi CPNS 2017:

Image source: https://rekrutmen.kemenkeu.go.id/RekrutmenCPNS2017/#/

1. Daftar Online 


Pendaftaran online ini 2 kali, pertama kita harus bikin akun di SSCN BKN. Ini adalah sistem terpadu BKN, seingat saya tidak rumit hanya mengisi sedikit biodata menggunakan NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan menentukan lembaga/kementerian yang kita ingin daftar. Saya memilih kementerian keuangan dan langsung diarahkan ke portal pendaftaran kemenkeu karena punya portal mandiri. Di tahap ini persyaratan yang diminta hanya ijazah dan transkrip nilai, itupun juga cukup upload tidak perlu kirim berkas fisiknya.

2. Verifikasi dan ambil TPU

Setelah daftar dan kita dinyatakan lulus seleksi administrasi, maka selanjutnya harus verifikasi dan ambil TPU di lokasi tes yang kita pilih. Jadi misal kayak saya pilih lokasi tes Jogja, dari awal ambil TPU sampai tes wawancara semuanya di Jogja. Pada saat verifikasi akan dicocokan semua data yang kita input dengan dokumen aslinya. Semuanya dicocokan mulai dari KTP, Ijazah, transkrip. Kalau sudah sesuai semua langsung dikasih TPU (tanda peserta ujian). Dari nomor TPU itu akan kelihatan kita mendaftar dari jalur dan formasi apa, misalnya C07 itu adalah kode formasi yang saya ambil. Oh ya, TPU jangan sampai hilang karena TPU dan KTP wajib selalu dibawa saat tes.

Image source: Personal file

3. Tes SKD (Seleksi kompetensi dasar)

Tes SKD tahun ini dengan sistem CAT, jadi begitu klik selesai langsung muncul nilai kita. Langsung ketahuan deh kita lulus passing grade atau tidak. Tiap sesi juga akan diperingkat dan diumumkan di lokasi tes, tapi ini harus nunggu dulu sekitar 30 menit baru ditempel. Lulus passing grade belum tentu lanjut ke tahap berikutnya karena nanti masih harus di ranking nasional. Kuota peserta yag berhak lulus di tahap ini adalah 3 kali formasi. Jadi misal formasi saya kuotanya 15 orang, berarti yang berhak lulus dari tes SKD ini adalah peringkat 1- 45. 

Materi tes SKD apa saja? intinya mencakup TWK (wawasan kebangsaan), TIU (intelegensi umum) dan TKP (Karakteristik Kepribadian). Teman-teman bisa browsing sendiri ya detail masing-masing materi tes, karena akan sangat panjang kalau saya jelaskan disini. Intinya kalau TWK itu yang keluar pelajaran PKN dari zaman SD sampai kuliah. Serandom itu masak? iya. Kalau TIU mencakup bahasa indonesia dan matematika dasar. Soalnya kayak penarikan kesimpulan, inti bacaan, baris dan deret, dan soal cerita sederhana yang gak sederhana (kayak ada 5 orang duduk bersama, si x gak mau duduk disamping y, z harus duduk di kursi kesekian, x dan y harus berjarak sekian orang, terus ditanya bagaimana formasi duduknya). Kemudian TKP, ini yang paling menolong karena nilainya gede dan materinya gak sesusah lainnya. Jadi usahakan sebaik mungkin pas jawab TKP.

Saya ingin sharing saran untuk teman-teman terkait SKD mulai dari persiapan hingga pelaksanaan, semoga berkenan :) 
1. Sempatkan belajar, kecuali emang mau jadi penyemarak tes CPNS saja. Sekurang-kurangnya luangkan waktu seminggu sebelumnya untuk latihan soal. Ya boleh juga sih baca buku, tapi menurut saya kurang efektif karena materinya luas banget. Sebaiknya sih dikombinasikan saja, jadi latihan soal dulu terus sambil jalan kalau misal ada materi yang perlu diingatkan atau didalami baru baca materinya.
2. Sering-sering latihan simulasi online di website BKN. Semakin sering latihan semakin kenal dengan soal-soalnya, akan semakin nempel. Apalagi ini gak ada batasnya, bebas mau seberapa sering kita ikut simulasi. Hanya saja ada kuota sehari berapa orang yang bisa ikut simulasi.
3. Baca juga pahami isi UUD dan Pancasila. Gak perlu hapal, cukup tau aja garis besar masing-masing pasal. Kalau pancasila lebih pahami ke butir-butir dan implementasinya. 
4. Manfaatkan apa yang bisa dimanfaatkan, jadi di google book itu kan ada buku-buku tes cpns yang bisa kita lihat sampelnya. Nah latihan soal dari situ juga bisa, ya walaupun gak full (namanya juga sampel, kalau mau full ya beli :D). Enaknya kalau di buku-buku seperti ini kan suka ada pembahasannya juga, jadi lebih memperkaya pemahaman kita.
5. Pas hari H jangan datang mepet karena alurnya agak panjang, mulai dari harus nitip tas, absen, ambil pin sampai akhirnya boleh masuk. Oh ya pilih posisi yang nyaman, karena kemarin tesnya di hall yang kira-kira isinya 500an orang. Jangan salah kostum biar gak ribet dan beban mental. 
6. Jangan lalai waktu, apalagi pas mengerjakan TIU itu bacaannya lumayan panjang-panjang. Kalau misal susah ya lewati dulu aja karena nanti misal ada waktu bisa balik lagi ke soal itu. Ketahuan kok di panelnya mana yang belum dijawab dan sudah terjawab.
7. Bikin target yang tinggi, jangan cuma lulus passing grade, SKD ini bakal terpakai terus untuk akumulasi proses selanjutnya. Jadi kalau misal SKDnya udah bagus, itu bisa sangat membantu. Targetnya berapa? 400. Kalau ternyata hasilnya dibawah itu ya banyakin berdoa, pantang merasa aman. :)


4. PSIKOTES

Kemarin psikotes kemenkeu memakai vendor ASI. Sistemnya online namun skor gak langsung keluar. Waktunya 1,5 jam untuk s1 dan 1 jam untuk d3, waktunya beda karena jumlah soalnya juga beda. Sebenarnya tesnya gak banyak, tapi waktunya sangat-sangat mepet dan kita gak bisa balik ke soal sebelumnya. Kalau teman-teman pernah ikut psikotes untuk MT atau ODP, itu benar-benar jauh lebih rumit dan melelahkan. Karena ini online, jadi tenang saja gak ada tes koran, wartegg atau gambar orang dan pohon. Saya agak lupa materinya apa saja, secara garis besar mirip psikotes pada umumnya (analogi, baris deret, silogisme, dll). Tapi khusus s1 ada satu bagian yang isinya hitung-hitungan dengan nominal lumayan gede. Seinget saya datanya itu semacam jumlah penduduk, pengguna internet dunia dan produksi bahan makanan.

Kelulusan tahap psikotes ditentukan dengan akumulasi nilai SKD dan Psikotes, dengan prosentase 40% SKD dan 60% Psikotes serta secara peringkat tidak melebihi 2 kali kuota formasi. Jadi kalau misal kuota formasinya 15 orang, berarti yang lulus SKD 45 teratas. Lalu dari 45 orang yang ikut psikotes itu yang lulus adalah peringkat 30 teratas.


5. Tes Kesehatan, Kebugaran dan Wawancara

Di kemenkeu SKB dilaksanakan dalam bentuk psikotes dan tes wawancara. Tahap ini adalah tahap terakhir sekaligus tahap penentu kelulusan menjadi abdi negara. Bayangkan kalau misal kuota formasinya cuma 1, berarti sampai tahap ini hanya tersisa 2 orang dan akhirnya kayak 1 orang itu adalah truly the winner. Pada tahapan ini tidak semua orang melalui rangkaian tes yang sama. Sebab, hanya DJBC (Dirjen Bea Cukai) yang ada tes kebugarannya. Sisanya bergembira karena hanya tes kesehatan yang super cepat dan wawancara. Ya untungnya saya ambil DJBC jadi sekarang bisa sharing ke teman-teman tentang tes kebugaran. hehe :)

Image source: personal file


Tes kesehatan dan Kebugaran
Kemarin tes ini dilaksanakan di paskhas TNI AU Jogja, dekat bandara Adi Sucipto. Bagi yang tes kesehatan aja bisa pakai baju hitam putih seperti biasa, tapi yang ikut tes kebugaran langsung pakai baju olahraga. Disini sistemnya siapa cepat dia dapat, jadi begitu datang kita langsung dikasi nomor antrian. Jadi sebaiknya datang lebih pagi lebih baik, terlebih bagi yang tes kebugaran biar gak panas pas di lapangan. Pas udah jamnya akan dipanggil per 10 nomor, termasuk saat tes kebugaran.

Tes kesehatan terdiri dari ukur tinggi dan berat bedan, tensi darah, tes mata (minus dan buta warna), kemudian tes ringan dengan dokter. Ini asli cepat sekali, bahkan kayak lama antrinya. Pengukuran BB, TB dan tensi seperti biasa. Begitupun untuk tes buta warna juga seperti biasa, kayak bulat-bulat yang di dalamnya ada warna lain dengan pola membentuk angka. Kalau ada ya sebutkan angkanya, kalau tidak ada ya bilang tidak ada. Kemudian tes minus ini pakai alat kayak teropong yang di dalamnya ada beberapa nomor gambar dari yang paling gede sampai kecil-kecil. Masing-masing gambar bentukya kayak papan catur, jadi kita suruh meyebutkan kotak warna hitam ada di sebalah mana (atas, bawah, kanan, kiri). Kemudian pemeriksaan singkat dengan dokter, saya lupa detailnya tapi yang jelas semuanya pemerikasaan luar (gak sampai yang kayak cek ambeyen, urin, dll). Terakhir ditanya riwayat penyakit kita dan tanda tangan di form. Dokter ini yang berhak menyatakan kita diizinkan ikut tes kebugaran atau tidak. Bukan menentukan lulus atau tidak, tapi lebih kepada memastikan kita dalam kondisi layak (sehat) atau tidak untuk ikut tes kebugaran.

Tes kebugaran, tahapan tes yang dilalui baik laki-laki maupun perempuan sama, yaitu lari 12 menit (di lapangan dengan keliling 400m), push up, sit up dan terakhir shuttle run (lari membentuk angka 8 sebanyak 3 putaran). Berbahagialah dan beruntunglah yang suka olahraga, setidaknya kalian lebih siap. Idealnya memang perlu latihan, karena tes semacam ini gak bisa instan. Tapi bagi saya yang gak pernah olah raga malah dilema, mau latihan waktunya udah mepet takut pas hari H malah tumbang. Jadi sebaiknya jauh-jauh hari mulai latihan, bahkan sekalipun belum tau SKD lolos apa enggak ya gak ada salahnya latihan lari dulu aja. Toh kalaupun gak lolos akan tetep dapat manfaatnya, lebih sehat. Dari semua tes, saya paling merasa berdosa ditahap ini karena gak ada persiapan. Ah... ya sudahlah. :(

Terakhir wawancara. Ini beda hari dengan tes kesehatan dan kebugaran, alhamdulillah kemarin saya berurutan jadi selasa kesehatan dan kebugaran, rabunya langsung wawancara. Meskipun ini rangkaian SKB tapi wawancara disini lebih kepada kepribadian. Dari arah pertanyaannya mereka sepertinya menggali seputar nilai-nilai kemenkeu. Tidak ada pertanyaan teknis seputar bidang kita ataupun pengetahuan kita tentang kemenkeu, karena yang mewawancara sepertinya juga bukan pimpinan di bidang itu. Ini kalau tes di perusahaan mirip wawancara psikolog dan HRD, santai tapi serius. Ditanya seputar pengalaman organisasi, kuliah dan kerja (jika pernah). Jadi gini, pas wawancara harus mengumpulkan riwayat hidup (download form dan diisi dari rumah) dan form kegagalan dan keberhasilan dalam hidup (diberikan saat registrasi dan diisi langsung).

Tahapannya selesai, tinggal menunggu pengumuman akhir :)

Jangan lupa untuk selalu berdoa minta yang terbaik (menurut versi Allah). Allah tahu masa depan sedangkan kita tidak, Allah tahu yang ghaib sedangkan kita tidak. Allah pasti memberi yang terbaik selama hambaNya sudah berusaha dan berdoa. Kalau ternyata hasilnya tidak sesuai keinginan, ya berdoa lagi minta diberi kelapangan hati untuk menerima dan diberi hidayah supaya bisa segera memahami hikmah dibalik kejadian ini. Semoga segera diberi ganti yang lebih baik. Don't stop believing, tidak ada doa, tahajud, dhuha, sedekah dll yang sia2. Bisa jadi itu semua sedang dikonversi ke yang lebih baik dari yang kita minta. Jangan bertanya kenapa, kenapa, dan kenapa, emang kita ini siapa dan tahu apa kok sampai mempertanyakan kehendak yang Maha Mengetahui? Keep fighting and positive thinking. Semoga kita semua sukses selalu, saling mendoakan ya :)

NB: kalau pengen tahu bentuk pengumumannya kayak apa silakan download disini
Share:

Sunday 17 September 2017

Pendaftaran santri baru Gontor (Pengalaman pribadi) - Part 4

Situasi saat pengumuman penerimaan santri Gontor


Assalamualaikum

Setelah jeda agak lama, terselip beberapa postingan lain, akhirnya saya melanjutkan lagi cerita tentang pengalaman saya ketika mendaftarkan di Gontor. Ini merupakan part 4, yang insyaAllah akan menceritakan momen pengumuman dan segala keriwehan penempatan santri. Cerita mengenai syarat dan proses pendaftaran serta ujiannya sudah saya tulis di bagian sebelumnya. Berikut linknya:

PART 1 - Kelengkapan, Waktu dan Biaya Pendaftaran

PART 2 - Proses Pendaftaran

PART 3 - Ujian masuk Gontor

Setelah ujian selesai, kini waktunya calon pelajar dan calon wali santri menunggu pengumuman. Kalau kayak gini ya banyakin berdoa dan persiapkan mental untuk menerima ketetapan terbaik yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Pada waktu itu agak simpang siur kapan pengumuman, tidak ada pemberitahuan resmi juga dari panitia. Tapi yang jelas itu gak lama, saya lupa selang berapa hari tapi yang jelas gak sampai seminggu. Mungkin sekitar 3-4 hari dari tes tulis.

Hari demi hari, tenda mulai terpasang, kursi mulai berjajar pertanda hari pengumuman kian dekat. Sampai akhirnya suatu malam ada pemberitahuan kepada calon santri bahwa besok adalah hari H pengumuman dan santri sudah harus berkumpul jam 06.00 untuk ikut pengarahan. Antusias calon pelajar dan wali santri tentu sangat tinggi untuk segera tau pengumumana. Sebelum shubuh, banyak calon pelajar termasuk adik saya yang sudah bersiap. Sebagian dari mereka sengaja mandi di luar (kamar mandi masjid dan bapenta) karena menghindari antrian di kamar mandi dalam. Mandi, sholat shubuh dan langsung kembali masuk ke asrama lagi.

Calon wali santri juga gak kalah antusias, parkiran mobil itu penuh sepenuh-penuhnya sampai tepi jalan raya. Dari pendaftaran ke pengumuman itu gak sebentar, jadi banyak calon wali santri yang pulang dulu dan kembali lagi saat hari pengumuman tiba. Saran saya sebaiknya jangan datang paginya, karena mulai habis magrib itu sudah mulai berdatangan.

Jam 6 pagi wali santri mulai berduyun-duyun masuk ke dalam, merapat ke tenda tempat dimana pengumuman dibacakan. Tenda itu terpasang di depan gedung oren, memanjang ke barat, yang kira-kira akan menampung 2.400 calon santri. Tenda itu memang dikhususkan untuk calon santri saja. Sementara calon wali santri ya memadati sekitar tenda, mencari tempat ternyaman masing-masing untuk mendengar kenyataan. hehe.

Suasana pengumuman

Pengumuman di Gontor berbeda dengan tempat lain, yang cukup di tempel di papan pengumuman atau bahkan diumumkan online. Di sini, pengumuman dibacakan bergantian oleh pimpinan pondok. Nomor yang diterima maupun yang tidak diterima akan dibacakan semua. Itu sama sekali tidak ada jeda dan semuanya diharapkan tertib, menyimak sampai semua selesai dibacakan. Pimpinan, Kyai Hasan, mulai memberikan sambutan pukul 07.00 dan selesai tepat pukul 08.00. Setelah itu mulailah dibacakan nomor-nomor yang diterima di Gontor putri 1, 2, 3, 5 sampai nomor yang belum bisa menjadi santri Gontor tahun ini.

Bagi yang punya nomor awal, begitu kepanggil rasanya langsung lega gitu ya. Tapi kalau yang nomornya ribuan, ya harus agak sabar, tenang dan keep praying. Adik saya daftarnya belakangan jadi dia dapat nomor 2.000 sekian. Ya itu agak lumayan juga dag dig dug nya pas mulai dibacakan, nomor awal-awal. Pas dengan Kyai Hasan membacakan, "Di terima di Gontor Putri 1, nomor x, x, x, ........" air mata saya langsung netes. Antara terharu, cemas, berharap, semua campur aduk. Apalagi lihat orang tua yang nomor anaknya sudah terpanggil, masyaAllah. Melihat ibu bapaknya berpelukan sambil menangis terharu, MasyaAllah ikut terharu banget rasanya.

Lama kelamaan saya mulai tenang, sampai akhirnya mulai dag dig dug dan sangat gak karuan pas udah mulai dekat 2000. Saya dan Mama nyimak bener-bener sampai pindah tempat, dari yang awalnya dibelakang. Pindah merapat ke dekat tenda calon santri. Semakin harap- harap cemas, ketika Ustadz sudah membacakan 19XX, 19XX, ....... 2.050, 205X, 20XX. Jeng jeng nomor adik saya terloncanti. saya speechless sejadi-jadinya. Astagfirullah, saya dan mama seketika itu pula saling melihat dan menetes air mata. Posisi kita agak kepisah jadi kita gak bisa berinteraksi lebih. Rasanya badan saya lemes langsung, sedikit hopeless karena Gontor putri 1 ini menerima paling banyak. Bahkan sepengetahuan saya hampir setengah dari keseluruhan total santri yang diterima ditempatkan di GP 1. Sisanya baru GP2, GP3, dan GP5 yang paling sedikit. Jadi ya gimana ya, kayak yang punya peluang terbesar ya di GP 1. Terlebih lagi ini pengalaman pertama, semua serba baru dan hanya mengandalkan insting sok tahu. haha.

Pengumuman terus berlanjut, penempatan Gontor Putri 1 selesai dan mulailah dibacakan Gontor Putri 2. Kita semua gak henti-hentinya berdoa, meminta yang terbaik padaNya. Dari yang awalnya berdoa dapat di GP 1, sampai akhirnya pasrah dan berdoa minta yang terbaik. Tapi ya tetep harapannya bisa ketrima, mau di GP 2, 3 bahkan di GP 5 sekalipun. Oke, GP 2 Mulai dibacakan satu persatu mulai dari nomor terkecil. Ini agak cepat nunggunya karena kan gak sebanyak GP 1.  Kalau dilihat dari whats app saya, nomor 2000an sudah terpanggil kurang dari setengah jam. Alhamdulillah adik saya diterima dan ditempatkan di Gontor Putri kampus 2. Alhamdulillah, Alhamdulillah 'ala kulli hal.

Begitu nomor dia dipanggil, saya dan mama lansung mundur untuk mengabari yang perlu dikabari dan mengurus keperluan adik. Sementara anaknya masih harus tetap stay di tempat sampai rangkaian pengumuman selesai dan sujud syukur di masjid. Alhamdulillah, Alhamdulillah. Prosesnya juga tidak berhenti sampai disini, bagi yang diterima di GP 2, GP 3 dan GP 5 langsung diberangkatkan saat itu juga. Alhamdulillah GP 2 sebelahan dengan GP 1, jadi kita tinggal jalan lewat jembatan yang menghubungkan GP 1 dan GP 2. Alhamdulillah lagi kita berempat plus adik saya, jadi sekali jalan barangnya sudah kebawa semuanya. Dia bilang sebelum setengah 12 harus sudah sampai GP 2 karena ada pengarahan, jadi ya emang bener-bener langsung jalan saat itu juga. Begitupun yang ke GP 3, bis bis sudah stay disana. Orang tua tidak perlu khawatir karena pondok sudah menyiapkan bis untuk santri dan truk untuk mengangkut barangnya.

Berita penerimaan Gontor Putri di Majalah Gontor

Saat itu lalu lalang manusia bawa-bawa koper, kasur, ember, dll bener-bener banyak sekali. Begitupun lalu lalang kendaraan, gak kalah riwehnya. Semuanya campur aduk, sama kayak perasaan orang-orang saat itu. Ada yang nangis terharu, ada yang nangis sedih. Pokoknya ini momen terhactic menurut saya, gak bisa dideskripsikan. Dari 2.400 sekian calon santri, akhirnya yang diterima adalah 1.900 sekian. Sehingga ada sekitar 500 calon pelajar yang belum bisa belajar di Gontor tahun ini. Lalu kira-kira mereka harus sekolah dimana? sebab sekolah umum juga sudah tutup. Tunggu ceritanya di part selanjutnya ya, terima kasih. :)


---------------------------------------------------------------------Bersambung ke PART 5 :)







Share:

Saturday 16 September 2017

REVIEW EDU HOSTEL YOGYAKARTA (English version)

Yogyakarta is one of the most populer tourist destination in Indonesia. That's why Adi Sucipto International airport is nominated as the most crowded airport. Along with the increasing of tourist population, hotel industry in Jogja also developes significantly. Edu Hostel is an example of a newcomer hotel, it kind of hostel exactly.

I will try to review this hostel based on my own experience. I have stayed there three times along this year. The hostel is recommended enough, thats why i do repeat booking and write this review for sharing with you all.  Hope it will help u to choose a low budget hostel on ur Yogyakarta's itinerary :)


Rate

The rate of edu hostel, on September 2017, is only
IDR 80.000/night/bed/person for dormitory room
IDR 460.000/night/room for private room

Hostel Facilities

  • 2 room types (dorm and private) 
  • Big Locker (for each person in bed room)
  • Air Conditioning
  • Bath room inside (hot water)
  • Rooftop swimming pool
  • Rooftop terrace
  • Common tv area
  • Free wi-fi access (Lobby area only)
  • Breakfast include (For all room type)
  • Water Refill
  • Bicycle (for rent)
  • Mushola (in first floor)

I really enjoy this hostel, the facilities are more than enough for IDR 80.000. Even i can get lower price by getting a promo from traveloka. I payed about IDR 105.000 for 2 night on my first coming and IDR 140.000 for my last trip. When i was coming it's ramadhan, the front office offer me to change the breakfast into "sahur". I got really nice impression because the menu serve completely. There are rice, soup, fried chicken, tempe, cracker, water melon and hot tea. Like so wow, for a hostel IDR 50.000/night. But the special package is only served in ramadhan, because they has already had daily menu in regular day, like i share below. If u can't find ur own food, it's also possible to upgrade ur breakfast menu. Please inform the front office a day before.

Roof top
Image source http://www.eduhostels.com/photo


Breakfast schedule 

Fried rice and hot tea for breakfast


Room Type 

Edu Hostel has 5 floors, the first floor for lobby and meeting venue, the second and third are dormitory, fourth is private room and the last one is roof top for public area with some fasilities. There are 2 room's type here, which is dorm and private. Dorm type is devided in to female and male dorm. So make sure that u has already booked the right dorm type for ur own. The dorm is consist of 3 bunk beds (6 single bed) for each room, both of male or female dorm. It has a bath room with 2 showers inside and a dry toilet in another side. Besides the private room is design for family (max 4 person), the room is consist of 1 big bunk bed. We will get a king size bed and 2 single bed above. I dont know inside the room because i never booked it yet. But i think the whole fasilities are almost same, except a television in private room.

I personally really enjoy here, i'm glad to meet a new friend from another city, even another country. Some people maybe little bit getting worry about the privacy of the shared room. But it is not as bad as u though before. Everyone has a locker, just put ur personal belongings there. If u bring a pricey thing (like laptop, camera, etc), it's better to put your own padlock because there is no key on the locker. We can bring our own padlock or buy it in front office about IDR 12.000. Oh ya, dont forget to write on the special request form if u prefer to choose the lower bed rather than the upper bed.

We have to give deposite about IDR 50.000 when we are check in. It's like a bail, perhaps we broke or lose the electric key card. If you stay in private room, you will get 1 key card only. So if you wanna have more key card, u should pay the bail as much as the key you want (IDR 50.000/ key). We need the key to open the door of our bed room and the door in front of the lift in each floor.

dormitory room  (6 beds)
Image source http://www.eduhostels.com/photo
Private room
Image source http://www.eduhostels.com/photo

Hostel Location

Edu hostel is located in Letjen Suprapto street number 17, Ngampilan, Yogyakarta. I think it is strategic enough because of the easily access. If u wanna stay near Malioboro street, the hotel can be ur choice. It's neither far nor near, but still very accessible to the Malioboro street, Beringharjo market, Yogyakarta station, Sultan palace or any others place in the downtown.

Hotel Access

Edu hostel can be accessed using any kind of transportation, even by foot. Wherever your arriving point is, there are public transportation to go to Edu hostel. The detail below:

From Yogyakarta Train Station
  • By Trans Jogja
    (get on: Malioboro bus stop; get off: Ngabean bus stop)  Idr 3.000
  • By Pedicab
    About IDR 15.000
  •  By Go-Jek/Uber/Grab (online taxi or motor bike ride)
    About IDR 3.000 for motorbike
  • By foot 
From Adi Sucipto Airport
  • By Trans Jogja
    (get on: Bandara bus stop; get off: Ngabean bus stop)  Idr 3.000
  •  By Go-Jek/Uber/Grab (online taxi or motor bike ride)
From Giwangan Bus Station
  • By Trans Jogja
    (get on: Giwangan Trans Jogja bus stop; get off: Ngabean bus stop)  Idr 3.000
  •  By Go-Jek/Uber/Grab (online taxi or motor bike ride)
    About IDR 25.000 for online taxi


Share:

Friday 15 September 2017

Qodarullah

Sebelumnya, ini merupakan copy paste dari caption instagram saya, jadi harap maklum kalau kalimatnya pendek-pendek dan seperti terpotong-potong


Tidak ada kebetulan di dunia ini, melainkan semuanya Qodarullah (takdir Allah)
.
Beberapa hari yang lalu orang tua ada agenda ke Lombok
Saya gak dikasih tau sama sekali, sampai mau berangkat
Kaget dan mikir kok bisa2nya gak ngajak hehe
Alhamdulillah, Allah memang sebaik2nya perencana
Ternyata tiba2 saya harus ke Jogja, penting dan gak bisa di tunda
Ditanggal yang sama persis dengan jadwal orang tua ke Lombok
.
Ternyata rencana Allah gak berhenti sampai situ
Pas di kereta, bahkan keretanya baru jalan dari stasiun Kediri
Ada telpon dari Ngawi, ada yang minta dikunjungi agak urgent katanya
Alhamdulillah pas ada agenda ke Jogja jadi sekali jalan
Saya bilang insyaAllah secepatnya kesana, mungkin hari senin
Ternyata Allah punya rencana lain, acara di Jogja selesai lebih cepat
Saya yang awalnya mau extend penginapan malah early check out
Alhamdulillah, dia senang banget saya datang lebih cepat
.
Selain itu ternyata Allah pertemukan saya dengan seorang wali santri
Beliau datang dan pulang di hari yang sama dengan saya
Alhamdulillah Beliau baik banget, mau sharing2 bahkan ngasih oleh2 dari Bogor
Beliau cerita mulai dari menumbuhkan keinginan nyantri sejak dini pada anak,
sampai gimana Allah mudahkan adaptasi anaknya lewat wali kelas
Saya pikir tugas tersibuk wali kelas ya nulis rapot, ternyata di Gontor beda
Ini yang membuka pikiran saya dan sangat mensyukuri suatu hal
.
InsyaAllah kalau udah melibatkan Allah, mau gimana juga baik2 saja
Ada suatu hal di Jogja yang kurang enak, 
lalu saya bilang ke diri sendiri "Emang kamu tau apa kok sampai mempertanyakan ketetapan Allah?"
Alhamdulillah, Allah bikin kuat kayak gak terjadi apa2. Life must go on
Bahkan seketika itu saya cerita ke seseorang udah gak pakai baper
Saya kirim 1 emoticon nangis, dibales "why?"
Saya bales "bla bla bla dan life must go on". Dibales "semangat".
Selesai. Kita bahas yang lain
.
Alhamdulillah, Allah pertemukan saya dengan orang2 yang pandai mengapresiasi daripada menggurui. 
Alhamdulillah 'ala kulli haal
Share:

Thursday 14 September 2017

Belajar dan mengajar: wali kelas di Gontor


Beberapa hari saya ke Gontor, dua hari disana dan menginap semalam di Bapenta. Seperti biasa, saya banyak menghabiskan waktu sharing dengan Bapak/Ibu wali santri disana. Bagi saya ini menyenangkan sebab saya awam sekali tentang Gontor, jadi memang harus banyak belajar. Gak cukup anaknya yang menyesuaikan diri, wali santrinya juga harus menyesuaikan diri. Kayak sesederhana tidur di Bapenta, bahkan di rumput-rumput, saya yakin gak ada di tempat lain jenguk anak berasa kemah.

Singkat cerita, saya sharing dengan Ibu Wali Santri, Mama Dhanti, dari Bogor. Beliau cerita banyak sekali dan memberi saya insight baru. Namun ada satu bagian yang bikin saya terharu, membuat saya sangat bersyukur atas segala yang Allah sudah atur. Beliau cerita, tentang bagaimana peran ustadzah (wali kelas) dalam membangtu proses belajar dan adaptasi anaknya terutama ketika awal-awal anaknya masih goyah. Pada kelas 1 ustadzahnya baik dan sangat perhatian, Alhamdulillah ini membantu sekali karena Dhanti merasa nyaman dan bisa survive sebab ustadzahnya tau pola belajarnya Dhanti. Namun kelas 2 ternyata Ustadzahnya adalah mahasiswa skripsi, jadi dia memiliki kesibukan ekstra.

Di Gontor itu berbeda dengan di sekolah umum, kalau di sekolah umum guru ya guru murid ya murid. Tapi tidak dengan di Gontor, sebab murid bisa sekaligus juga guru. Santri/santriwati kelas 6 mereka statusnya adalah santri, namun sekaligus menjadi ustadz/ustadzah karena bertugas mengajar di pelajaran sore. Begitu halnya mahasiswa (pengabdian) Unida, mereka berstatus mahasiswa sekaligus pengajar untuk santri/santriwati. Pagi sampai siang mereka bertugas mengajar, nanti sore sampai malam mereka kuliah. Dengan padatnya kegiatan tersebut, menjadi masuk akal ketika waktunya akan banyak tersita dengan kesibukannya sendiri saat skripsi. Manajemen waktunya benar-benar harus ekstra ganda supaya semua tetap berjalan semestinya.



Wali kelas di Gontor tidak hanya sibuk saat masa-masa ujian dan menjelang pembagian rapot saja. Sebab setiap harinya mereka juga punya tugas lain, diluar tugas mengajar di kelas. Seperti membantu santri/santriwati belajar di luar kelas kalau ada yang kurang, belum lagi kalau ada santri/santriwati yang setor hapalan. Terlebih lagi kalau ternyata wali kelas itu juga bertugas di bagian KMI (akademiknya Gontor), yang diurus jelas akan lebih banyak dibandingkan dengan bagian lain.

Alhamdulilah, Allah kasih saya kesempatan mendengar cerita itu. Rasanya gak tau diri banget kalau sampai saya gak bersyukur. Kalau saya bisa lulus 3,5 tahun itu wajar, sebab waktu saya sepenuhnya untuk skripsi saja. Beda halnya dengan Mahasiswa Unida Gontor, dengan peran ganda mereka mengemban tugas yang gak sedikit menurut saya. Terlebih lagi pas skripsi mata kuliahnya juga masih banyak, beda sama saya yang dulu tinggal 3 aja. Alhamdulillah Allah kasih pelajaran ini, saya banyak-banyak introspeksi diri dan jadi lebih menghargai. Semoga Allah senantiasa lancarkan segalanya.

Mengutip berita dari situs resmi Gontor

Setiap hari ada 2 waktu ujian, jam pertama pada sore hari (15.45-17.00) dan jam kedua pada malam hari (19.00-20.15). Meski begitu, para mahasiswa yang memiliki jadwal mengajar pada pagi harinya tetap menjalankan tugasnya sebagai pengajar di dalam kelas. Hal itu membuat suasana ujian semakin dirasakan oleh para mahasiswa. Tak hanya ujian akademis, tapi juga ujian mental dan kemampuan dalam mengatur waktu serta pikiran, demi menjalankan tugas yang telah diamanatkan dengan adil dan bertanggungjawab. Semoga seluruh elemen di PMDG diberi kemudahan oleh Allah dalam mengemban amanat dan tugasnya, khususnya kepada mahasiswa guru yang sedang menjalani UTS, semoga dilancarkan dan diberi hasil yang terbaik.
Share:

Wednesday 30 August 2017

Pendaftaran santri baru Gontor (Pengalaman pribadi) - Part 3

Alhamdulillah tulisan ini sudah masuk part 3, entah akan selesai di part berapa. Gontor terlalu menarik untuk tidak di ceritakan. :)
Bagi yang belum membaca part sebelumnya, mungkin berkenan untuk membaca melalui link sebagai berikut :

PART 1 - Kelengkapan, Waktu dan Biaya Pendaftaran
PART 2 - Proses Pendaftaran

Di part ini saya akan menulis tentang ujian masuk Gontor, yakni seputar ujian lisan dan ujian tulis. Namun sebelumnya perlu saya informasikan bahwa saya bukan santri/alumni gontor, jadi tidak pernah mengikuti ujian masuk Gontor. Sehingga apa yang saya tulisakan disini merupakan hasil rangkuman dari apa yang saya lihat (semasa mendaftarkan), saya dengar (dari adik, alumni dan orang disana) dan saya baca dari web tentunya. :)




  • UJIAN LISAN MASUK GONTOR
 Ujian lisan dilaksanakan satu rangkaian dengan proses pendaftaran yang sudah saya ceritakan di bagian sebelumnya. Disini, setiap calon pelajar akan berhadapan (face to face) dengan penguji, yang merupakan seorang Ustadz senior. Ujian lisan biasanya fleksibel, dalam artian pertanyaan untuk masing-masing orang berbeda. Namun pastinya tetap dalam satu koridor yang sama, yakni seputar ibadah qauliyah (seperti membaca Al-Quran) dan ibadah amaliyah (Seperti praktik sholat).

InsyaAllah anak lancar di ujian lisan jika memang dalam kesehariannya dia selalu melaksanakan shalat dan rutin membaca Al-Quran. Syukur-syukur jika sudah paham tajwid dengan benar, itu lebih bagus lagi. Sebaiknya memang memperlajari tajwid, menghafal doa sehari-hari dan menghafal surat-surat pendek untuk mendukung dua hal utama yang diujikan. Meskipun tidak tahu dengan pasti komponen-komponen apa yang menjadi penilaian, tapi tidak ada salahnya mempersiapkan hal itu sejak dini. Sebab tentu akan lebih bagus jika hal itu memang sudah menjadi kebiasaan, bukan dihafal tiba-tiba ketika mau masuk Gontor.

Selain kedua materi tersebut, calon pelajar juga ditanya beberapa hal layaknya sebuah psikotes namun sederhana. Seperti tentang latar belakang dan motivasi masuk gontor. Kayak sepertinya sebagian besar calon pelajar ditanya, "kenapa ingin masuk Gontor?". Pertanyaan itu sebenarnya tidak asing, ada di map hijau yang berisi formulir pendaftaran dan bahkan terpampang besar di dinding salah satu gedung di Gontor Pusat, Ponorogo. Jadi sebaiknya direnungkan kembali, apa sebenarnya niat nyantri di Gontor. Lillah atau di suruh orang tua? hehe. Terakhir jangan lupa untuk selalu memperhatikan adab ketika berhadapan dengan penguji, bahkan mulai dari masuk ruangan.




  • UJIAN TULIS MASUK GONTOR
Ujian tulis materinya meliputi imla' (dikte bahasa arab), Bahasa Indonesia, berhitung soal dan angka. Tidak ada berbedaan materi ujian yang diujikan kepada calon pelajar lulusan SD, dengan calon pelajar dari SMP yang nantinya akan masuk kelas intensif. Tapi kalau dari cerita adik saya (Lulusan SMP) dan rekannya (Lukusan SD), sepertinya hal itu tidak terlalu menjadi masalah untuk pelajaran umumnya.

Masing-masing kelompok soal jumlahnya dibawah 10 nomor dengan waktu 60 menit. Kalau kata mereka soalnya itu materi mendasar. Bahasa Indonesia misalnya susunan kata, jenis kalimat, sinonim antonim, peribahasa, dan singkatan. Kalau berhitung angka ya intinya penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian dan beberapa satuan hitung. Sedangkan berhitung soal adalah soal cerita sederhana, setara dengan pelajaran kelas 6 SD. Sementara, untuk imla' saya gak mengerti sama sekali gambaran soal dan teknisnya bagaimana. Kapan-kapan kalau ingat coba saya tanya ke adik saya ya, nanti saya update lagi. InsyaAllah. :)





Ada beberapa saran dan tips dari saya, terutama untuk teman-teman yang awam sekali dengan Gontor seperti saya dan keluarga.
  • Sebelum mempersiapkan diri belajar materi ujian masuk Gontor, sebaiknya kuatkan niat dan tekad, ya orang tuanya ya anaknya. Banyak-banyak cari informasi mengenai Gontor misal tentang kehidupan pesantrennya, sistem pendidikannya, dll. Tidak sedikit yang sudah berhasil diterima namun harus mengundurkan diri karena kaget, tidak kuat, tidak sesuai bayangan, dll.
  • Coba cari link info alumni Gontor di kota anda tinggal, beberapa (tidak semua) konsulat mengadakan bimbingan persiapan masuk Gontor. Jika konsulat tidak mengadakan, mungkin bisa juga minta bantuan personal ke seorang alumni. Syukur-syukur kalau tetangganya, kakaknya, papanya, mamanya atau siapapun sudah ada yang pernah nyantri di Gontor. hehe :) 
  • Tidak ada salahnya survey dulu ke Gontor. Kalau kemarin saya dan Adik survey ke Gontor Putri 1 di Ngawi sekalian cari informasi. Tapi jauh sebelum ini, pernah ke Gontor pusat di Ponorogo meskipun gak turun dari mobil karena cuma pengen tau Gontor. 
  • Beli buku panduan. Kemarin saya sempat lihat online, ada di tokopedia kalau gak salah. Namun saya baru lihat aja, belum jadi beli. 
  • Persiapkan apapun sebaik mungkin, saingan kamu ribuan. Namun harus selalu optimis juga, terlebih bagi yang dari sekolah umum, banyak kok dan bisa juga buktinya. Kemarin waktu sambutan Kyai Hasan mengatakan, "Gontor tidak bisa menerima anak yang belum bisa membaca dan menulis arab sama sekali. Kalau dipaksakan seperti memberikan kacang pada bayi". Jadi yang dari sekolah umum perbanyak latihan imla' ya. Kapan-kapan coba saya tanya ke yang lebih paham gimana caranya belajar imla' secara otodidak ya, semoga ingat :) 
  • Pengumuman ruang ujian tulis itu ditempel sehari sebelumnya, jadi sempatkan untuk survey lokasi ruangnnya dulu. Supaya gak nyasar besok paginya pas mau ujian, apalagi pas ujian bagian wilayah pondok steril dari calon wali santri. Maksudnya wali santri hanya bisa mengantar sampai gerbang aja.
Setelah ujian selesai, maka beberapa hari selanjutnya adalah menunggu pengumuman. Pengumuman di Gontor itu unik, bukan ditempel namun dibacakan satu persatu nomor ujiannya. Kira-kira kebayang gak gimana tegangnya nyimak pengumuman?. Cerita lengkapnya akan ada di part selanjutnya :)


......................................................................................................Berlanjut ke PART 4









Share:

Monday 28 August 2017

Jogja: Jendela Indonesia


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Jogja, ibarat sebuah jendela bagi rumah yang bernama Indonesia. Layaknya sebuah jendela, memang tidak bisa memperlihatkan semua yang di dalamnya. Namun, dari yang terlihat melalui jendela sudah bisa mencerminkan bagaimana keseluruhan isinya. Tidak perlu masuk ke setiap ruangan yang ada, cukup tengok saja dari balik jendela maka kita sudah bisa menyimpulkan walau mungkin hanya satu kata. Jika indonesia terlalu luas, coba singgah dulu ke Jogja. Setiap sudut kota ini bisa menjadi cerminan panorama Indonesia yang sesungguhnya. Itulah mengapa, melihat Jogja ibarat menilik Indonesia dari jendela, sehingga tidak berlebihan ungkapan "menjadi Jogja menjadi Indonesia".

Bhineka Tunggal Ika, itulah semboyan bangsa Indonesia, yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Begitupun Jogja, perbedaan itu begitu terasa disana. Dinobatkannya bandara adi sucipto menjadi salah satu bandara tersibuk di Indonesia, menjadi bukti bahwa Jogja sangat terbuka untuk pendatang. Hilir mudik orang dengan latar belakang berbeda-beda tiada henti setiap harinya. Tapi Jogja tetaplah Jogja, tidak serta merta hilang jati dirinya tergerus budaya turis manca negara ataupun mahasiswa yang terus memadatinya. Namun sebaliknya, semua perbedaan itu justru menyatu dalam harmoni dengan semboyan yang diamini bersama, "Jogja Istimewa".

Ketika sedang berjalan menikmati suguhan budaya dan wisata Jogja, mungkin Malioboro ataupun wisata lainnya, coba sesekali perhatikan betapa berwarnanya pengunjung disana. Dari bahasa, karakter, warna kulit bahkan busananya, rasanya semua sewarna-warni batik di pasar beringharjo. Hal itu menunjukkan bahwa Jogja begitu terbuka untuk semua golongan. Kalau contoh itu terlalu sederhana, cobalah beranjak dari kota dan pergi ke Gunung Kidul, hidden paradise of Java. Sembari menikmati panorama pantai yang begitu memanjakan mata, kita bisa melihat nilai toleransi yang luar biasa di pantai ngobaran. Adanya pura yang bersanding dengan sebuah mushola, menjadi bukti nyata bahwa toleransi sudah membudaya di Jogja sejak dulu dan terus terjaga.

Budaya jawa begitu terasa di Jogja. Tidak hanya tercermin pada papan nama jalan yang menggunakan aksara jawa. Lebih dari itu, karakter ramah, sopan dan santun telah melekat dengan karakter orang-orang Jogja. Menjadi sebuah nilai yang agung ketika karakter itu terus bertahan, sekalipun gemerlap pembangunan industri pariwisata modern terus berjalan. Sesekali belajarlah menyatu dengan warga lokal, di pasar tradisional misalnya. Sehingga oleh-oleh kita bukan hanya bakpia, namun juga membawa pulang nilai-nilai yang njogjani

Bagiku, begitu menenangkan melihat senyum sumringah dibalik kehidupan yang nampak begitu sederhana. Guyub dan rukun, itulah kesan yang akan kita dapati melihat bagaimana mereka berinteraksi dan bertegur sapa. Bagaimana mungkin orang tidak betah, bahkan Jogja terlampau nyaman untuk disebut sebagai tempat singgah. Pantas saja, banyak mahasiswa yang awalnya hanya ingin kuliah tapi justru memilih menetap, menikah dengan orang lokal lalu dengan bangga memperkenalkan dirinya sebagai orang Jogja. 

Keistimewaan Yogyakarta tidak hanya tercermin dari budayanya yang masih kental dalam segala lini, namun Jogja juga sangat istimewa jika ditilik dari sejarah bangsa. Jogja menjadi bagian penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, salah satunya dengan dipilihnya Jogja menjadi Ibu Kota. Menyusuri jalanan Jogja seperti menyibak kembali perjuangan bangsa, monumen Jogja kembali, benteng vredeburg, monumen serangan umum 1 maret dan tempat-tempat bersejarah lainnya. Bahkan siapa sangka hotel inna garuda juga menjadi bagian dalam sejarah kemerdekaan, sebab sempat dialih fungsikan menjadi komplek pemerintahan sementara. Jogja telah menjadi bagian dari sejarah, sehingga sudah sepantasnya jika jiwa nasionalisme itu juga selalu tercurah selamanya. Turun temurun menjadi indentitas orang-orang Jogja, bersanding dengan ramah dan berbudaya. 

Kini, 72 tahun sudah kemerdekaan Indonesia. Tetapi bukan berarti perjuangan selesai, sebab perpecahan tak ubahnya menjadi momok bangsa yang majemuk ini. Sehingga inilah saatnya, Jogja hadir kembali menjadi "penyelamat" bangsa, memberikan sirkulasi dan angin segar layaknya sebuah Jendela, menunjukkan eksistensi Jogja yang istimewa. Tidak perlu mengakat senjata seperti dahulu kala, namun cukup dengan menjaga dan menularkan budaya Jogja. Sebab, menjadi Jogja adalah menjadi Indonesia. 

"Sudah semestinya Keistimewaan Jogja adalah untuk Indonesia. Bahwa menjadi Jogja, adalah menjadi Indonesia" Sri Sultan HB X  

Indah sekali jika bangsa ini bisa tenang berdampingan dalam perbedaan, selayaknya pura dan mushola di pantai ngobaran. Jika keramahan, guyub, rukun, gotong royong terus menjadi karakter diri, mungkin berjalan di negeri ini akan senyaman berjalan di malioboro sembari menikmati melodi dari para musisi. Terlebih lagi jika semua itu dibarengi pula dengan jiwa nasionalisme yang tinggi, itukah kemerdekaan yang hakiki?. Aku cinta Jogja dan aku cinta Indonesia.




Share:

Thursday 17 August 2017

Pendaftaran santri baru Gontor (Pengalaman pribadi) - Part 2

Ini merupakan lanjutan dari postingan sebelumnya tentang pendaftaran gontor (khususnya putri), bagi yang belum membaca part 1 silakan klik link berikut PENDAFTARAN GONTOR - PART 1 :)


4. Bagaimana alur pendaftarannya? 
Alur pendaftarannya sangat panjang sekali karena ada 9 pos. Dari pos 1 sampai 9 tersebut semua berpusat di sekitar gedung oren, jadi walaupun harus lari-larian tapi tetap dalam satu area. Saya agak lupa urutannya, jadi saya minta maaf  kalau beberapa kebalik-balik gak berurutan dan hanya bisa menceritakan secara garis besar yang saya ingat ya.


Map berisi formulir, dll.


  • Pos 1 - Pengarahan

Tahap pertama atau disana disebut pos 1, yang harus diikuti oleh calon pelajar dan calon wali santri adalah ikut pengarahan. Pengarahan diadakan 3 kali sehari, yakni pagi, siang dan dan habis isya, jadwal detailnya perhari biasanya ditempel di gerbang depan yang penjagaan santri. Pengarahan tidak lama, seingat saya gak sampai 1 jam. Inti dari pengarahan ini sendiri adalah mengenalkan Gontor. Di akhir pengarahan tersebut akan diberikan map yang isinya formulir, surat pernyataan dan lain-lain. Oleh sebab itu, pengarahan ini bersifat wajib karena kalau gak ikut pengarahan ya gak dapat formulir.

Saran saya, cari tempat duduk yang aksesnya mudah. Terutama untuk anaknya, karena saat akan di bagikan formulir anak akan di kumpulkan di kursi barisan depan dan orang tua harus berpindah. Semakin depan posisi anak, maka semakin duluan juga menerima formulir dan bisa langsung mengisi untuk dibawa ke pos berikutnya. Sebab sekali pengarahan itu orangnya tidak sedikit, jadi kalau gak cepat-cepat jelas antriannya ke pos-pos berikutnya akan sangat panjang sekali. Jelas habis banyak waktu untuk mengantri, padahal pos nya ada 9. Resikonya adalah proses tersebut gak bisa selesai dalam 1 hari, padahal kalau cepat proses itu bisa selesai gak sampai 2 jam.

Oh ya, kemarin saya kesana pas tanggal 10 syawal dimana itu batas absensi santri lama. Jadi paginya ada acara apa gitu, yang mengharuskan pendaftaran santri baru off dulu. Sehingga pengarahan pada hari itu hanya ada sekali yakni pada malam hari (jam 8 malam)
  • Pos 2 - Pengisian formulir
Jadi tulisan pos 2 ini sebenarnya ada di teras gedung oren, di situ tersedia meja dan kursi yang cukup banyak untuk menulis. Tapi pada faktanya orang-orang gak banyak yang nulis disitu, termasuk saya juga. Sebab kita harus memburu waktu untuk menghindari antrian tadi. 

Saran: isi formulir lebih cepat lebih baik. Kalau mau cepat, begitu anaknya sudah pegang formulir langsung suruh mundur dan langsung isi di dalam gedung oren saja gak perlu di meja. Bagian sisi belakang itu kan gak ada kursinya, jadi kemarin kita mengisi dengan lesahan disitu, itu lebih PW dan cepat daripada di meja. Sebenarnya tulisan supaya diisi oleh calon santriwati sendiri, tapi lagi-lagi karena kejar-kejaran dengan waktu jadi sebaiknya dibantu apalagi yang baru lulusan SD. Oh ya, siapkan 2 buah materai 6000 karena ada surat pernyataan yang harus bermaterai.


  • Pos 3 - Pengecekan berkas

Saya sampai pos ini paling cepat, benar-benar orang pertama. Disini sebenarnya prosesnya cepat, hanya cek kelengkapan berkas, centang-centang dan stempel. Tapi ya namanya orang ratusan jadi pasti tetap antri kalau keburu ramai. Sampai pos ini di map nya baru centang-centang aja, sedangkan untuk foto dan kamar asrama itu nanti di pos selanjutnya. Kalau nomor peserta saya lupa itu dapatnya di pos berapa. hehe.

Formulir yang sudah melewati semua pos dan siap dibawa ujian tulis

  • Pos 4 - Input berkas
Sejujurnya mulai pos ini saya lupa urutannya, yang jelas tahapannya kurang lebih begitu tapi mungkin kebalik-balik saja, maaf sekali. Jadi di post ini kita cuma perlu ngasih berkasnya ke panitia untuk di input ke komputer. Beberapa ada yang di konfirmasi ulang untuk memastikan aja mungkin.


  • Pos 5 - Bayar 
Di post ini tinggal menyerahkan uang pendaftaran sesuai dengan yang tertulis di web. Setelah membayar nanti akan diberi kiitansi yang nanti di serahkan lagi ke pos selanjutnya.


  •  Pos 6 - Pos kesehatan 
Pos kesehatan disini dilakukan oleh dokter dari BKSM. Jadi di dalam map hijau yang dari pengarahan tadi ada surat pernyataan sehat yang akan di tanda tangani oleh dokter di pos ini. Disini calon pelajar harus membayar Rp 30.000, mungkin untuk biaya beli alat karena itu sekali pakai. Tes kesehatannya seperti tes kesehatan di sekolah umum, tidak rumit dan tidak makan waktu lama. Tenang aja gak perlu dikhawatirkan selama kita hidupnya bener, gak konsumsi obat terlarang, gak macem-macem juga. hehe :)

Tapi di pos ini agak panjang prosesnya, karena ada beberapa tahap yang harus di lalui. Pertama naruh map dulu, di panggil lalu seinget saya dikasih kertas (tapi lupa kertas apa). Lalu ke pengarahan, dikasih alat dan dijelasin cara penggunaannya. Sudah sampai situ anaknya harus masuk sendiri ke ruangan, orang tua nunggu di luar. Beres dari ruangan itu, harus ke ruangan sebelahnya. Tenang aja ada petunjukknya selalu. 

  • Pos 7 - Dapat kartu capel dan asrama 
Saya benar-benar lupa sesungguhnya dapat kartu capel itu di post mana, tapi kalau asrama insyaAllah di post ini. Jangan lupa bawa foto sesuai dengan syarat pendaftaran, karena salah satunya untuk di tempel di kartu ini. :)



  • Pos 8 - Beli buku dan parabot 
Jadi bagi yang belum beli parabot, kayak kasur, gayung dan ember bisa beli disini. Begitupun untuk beberapa buku, seperti buku doa, pelajaran bahasa arab 1, tuntunan sholat, dll. Tapi gak banyak yang bisa dibeli disini, mungkin hanya yang dipakai kedua-duanya baik kelas intensif maupun reguler. Bahkan kemarin (lagi-lagi saya kurang ingat angka pastinya) untuk buku gak sampai 100rb. Kalau  parabot ya hampir sama seperti diluar, tapi lupa berapanya. Disini gak wajib, kalau misal sudah punya ya gak apa-apa gak usah beli. Karena saya gak cek daftarnya, ternyata kebeli buku yang adik saya sudah punya. Kalau parabot adik saya cuma beli gayung, karena hanya itu yang belum kebeli. Sebelum daftar kita udah beli parabot di latansa, beberapa juga beli di toko-toko depan pondok. 

  • Tes Lisan
Rangkaian terakhir dari proses pendaftaran ini adalah tes lisan. Kalau ikut pengarahan pagi mungkin tes lisan bisa hari itu juga. Saat itu karena kita ikut pengarahan malam hari, jadi keesokan harinya baru ujian lisan. Setelah beres semua proses pendaftaran, nanti akan dijadwalkan untuk ujian lisan. Mengenai waktu dan ruangannya akan ditempel di papan pengumuman depan gedung oren. Pagi setelah shubuh sudah ada pengumuman dan adik saya dapat kloter pertama yaitu pukul 07.00 WIb. 

Saran saya datang jauh sebelum jam 7, karena GP 1 ini kan luas jadi jalannya aja juga butuh waktu. Jangan lupa untuk membawa berkas karena seingat saya map yang hijau itu akhirnya diberikan disini, diserahkan kepada Ustadz yang menjadi penguji. Mengenai materi yang diujikan akan saya ceritakan di postingan selanjutnya :)


------------------------------------------------------------------- Berlanjut di PART 3 :) 
Share:

Tuesday 15 August 2017

Pendaftaran santri baru Gontor (Pengalaman pribadi) - Part 1

Assalamualaikum wr. wb.

Apa kabar? semoga kita semua senantiasa terjaga dalam lindungan Allah. Aamiin ya robbal alamin



Dalam postingan ini, saya ingin berbagi pengalaman ketika mendaftarkan adik saya untuk nyantri di Gontor Putri (mungkin bisa ada perbedaan di Gontor Putra). Ini adalah pengalaman pertama saya dan keluarga mendaftarkan ke Gontor, Alhamdulillah. Sebelum kesana saya banyak cari info di internet dan tanya sana sini, tapi mungkin karena pengalaman pertama jadi tetap ada saja hal yang bikin surprise. :). Semoga saya bisa berbagi secara menyeluruh supaya memberi gambaran ke calon santri maupun wali calon santri Gontor. Supaya lebih sistematis mungkin akan saya bikin semacam FAQ (Pertanyaan dan jawaban).

1) Persyaratan pendaftaran Gontor apa saja? 

  1. Menyerahkan 2 lembar fotokopi STTB terakhir atau Surat Keterangan Lulus yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang.
  2. Berbadan sehat dengan Surat Keterangan dokter dari Balai Kesehatan Santri dan Masyarakat (BKSM) Pondok Modern Darussalam Gontor.
  3. Menyerahkan pasfoto berwarna dengan ukuran 4 x 6 sebanyak 4 lembar dan 3 x 4 sebanyak 2 lembar (putra); dan pasfoto berjilbab putih, berlatar belakang biru, berukuran 4 x 6 sebanyak 2 lembar dan 3 x 4 sebanyak 8 lembar (putri).
  4. Memenuhi ketentuan-ketentuan atau iuran-iuran yang telah ditetapkan pada waktu pendaftaran.
  5. Menyerahkan 1 lembar fotokopi Akta Kelahiran (putra); dan 3 lembar fotokopi Akta Kelahiran (putri).
  6. Menyerahkan 1 lembar fotokopi KTP wali santri/yang mewakilinya (khusus putra).
  7. Menyerahkan 1 lembar fotokopi Kartu Keluarga (khusus putri).
  8. Mendaftarkan diri sesuai dengan cara dan waktu yang telah ditentukan.
Informasi mengenai persyaratan yang saya tulis diatas dan segala hal mengenai pendaftaran lebih jelasnya dapat dilihat di web resmi gontor dengan link berikut info pendaftaran gontor.

2) Waktu pendaftarannya kapan?


Pendaftaran calon pelajar (capel) Pondok Modern Darussalam Gontor dilaksanakan pada:
  1. Putra: Tahap Pertama: Tanggal 23-28 Ramadhan 1438/18 Juni-23 Juni 2017; dan Tahap Kedua: 5-10 Syawwal 1438/29 Juni-4 Juli 2017, bertempat di Pondok Modern Darussalam Gontor Pusat, Mlarak, Ponorogo;
  2. Putri: Tanggal 5-14 Syawwal 1438/29 Juni-8 Juli 2017, bertempat di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1, Sambirejo, Mantingan, Ngawi.
Jadi pendaftaran untuk putri hanya dibuka 1 gelombang, yakni tanggal 5-14 Syawal. Meskipun demikian banyak calon santri dan santriwati yang sudah disana sebelum pendaftaran dibuka. Namun saran saya tidak perlu buru-buru mendaftar di hari pertama. Ada beberapa alasan kenapa saya pribadi menyarankan demikian, antara lain:

  1. Pertama, dari cerita orang-orang yang saya temui, hari pertama pendaftaran sangat penuh. Bahkan nomor calon pelajar di hari pertama sudah mencapai 500 lebih (saya lupa angka pastinya, kalau tidak 600 ya 800 sekian). 
  2. Kedua, ketika sudah mendaftar dan mendapat asrama, calon pelajar harus tinggal di asrama hingga ujian dan pengumuman. Jika pengumuman biasanya h+ 3-4 ujian tulis, jadi seandainya mendaftar di hari pertama maka setidaknya anak harus tinggal disitu paling sedikit 18 hari. Dengan kegiatan yang masih santai, 18 hari itu sangat rawan membuat anak jadi bosan dan goyah (galau). 
  3. Ketiga, tidak sedikit calon pelajar yang belum mau ditinggal oleh orang tuanya, jadi mau tidak mau orang tuanya menemani disitu. Tentu 18 hari bukan waktu yang sebentar untuk orang tua meninggalkan pekerjaan. Kalau dekat mungkin masih bisa pulang dulu, nanti pengumuman balik lagi. Tapi kalau jauh kemungkinan ya harus menemani dari awal sampai akhir. Di Gontornya sendiri juga cukup PR, lebih-lebih bagi kita yang baru pertama jadi persiapan seadanya. Nanti saya ceritakan di bagian selanjutnya mengenai tempat tinggal saya selama menemani disana.

3. Biaya untuk santri baru Gontor berapa? 

Kemungkinan biaya ini mengalami perubahan dari waktu ke waktu, sehingga sebaiknya terus mengikuti informasi dari web site resmi gontor saja. Namun untuk tahun ini biaya yang harus dibayarkan calon santri baru adalah sebagai berikut:


Biaya tersebut harus dibayarkan lunas ketika proses pendaftaran. Jadi itu satu rangkaian dalam proses pendaftaran, nanti saya ceritakan di bagian selanjutnya. Kalau seandainya anak belum lolos maka uang tersebut akan dikembalikan, kecuali uang makan yang telah terpakai, uang kepanitiaan bulan syawal, dan uang sumbangan pembangunan. Kira-kira nominalnya sekitar satu juta sekian, sehingga uang yang berhak diambil kembali sekitar 4 juta. Pengembalian tersebut ada batas waktu tertentu, bukan sepanjang waktu.

--------------------------------------------------------------------------------Bersambung di PART 2 
Share:

Saturday 12 August 2017

(di)JODOH(kan) - part 2





Oke akhirnya saya shalat istikharah beneran malam itu. Meskipun jauh dari kata benar, karena saya juga baru belajar dan ini untuk pertama kalinya tapi saya niatkan bener-bener Lillahi ta'ala. Saya sekuat hati pasrah, tidak boleh berpihak, jadi netral bener-bener memohon petunjuk Allah. Sebelumnya saya baca-baca dulu artikel dari google, juga lihat youtube tentang tuntunan shalat istikharah. Ini jelas bukan perkara main-main, jadi saya juga bener-bener serius melakukan.

Soal istikharah, banyak orang yang menyakini bahwa jawaban istikharah lewat mimpi. Namun dari tausiyah Ustadz-Ustadz yang saya dengar, sebenarnya tidak ada tuntunan yang menjelaskan demikian. WaAllahu a'lam, bisa benar bisa salah. Jawaban istikharah bisa juga kemantapan hati pada satu pilihan. Namun hakikatnya istikharah adalah meminta petunjuk dari Allah, sehingga harus yakin bener-bener sama Allah. Kalau kita gak mimpi, bukan berarti Allah gak kasih tanda-tanda, barangkali kita ya kurang peka. Jika seperti itu, ambil aja keputusan yang menurut kita terbaik, insyaAllah dan semoga Allah Ridho sebab kita sudah istikharah. Jika saya salah mohon di koreksi. 



Lalu apa jawaban dari istikharah saya? Sungguh kebenaran hanya milik Allah, sekali lagi kalau pemahaman saya salah mohon diluruskan. Saya baru istikharah sekali, tapi rasanya sudah diberi kemantapan hati pada satu keputusan. Allah sebaik-baiknya pengatur memang, sebab setelahnya ternyata saya berhalangan sehingga belum bisa istikharah lagi. Entah pertanda atau hanya sekedar bunga tidur, tapi yang jelas begini mimpi saya
Saya sedang menulis di suatu masjid yang entah itu dimana, kemudian datang adik saya yang sekarang sedang nyantri. Saya bilang ke dia  "ini lo bolpoinnya enak". Dia jawab "Padahal aku mau belikan itu, ternyata kamu udah beli sendiri". 

Sebenarnya apalah kita kok percaya mimpi, sebab kita manusia biasa yang mungkin mimpi hanya sebatas bunga tidur saja. Beda dengan Nabi yang mimpinya bisa jadi wahyu dari Allah. Tapi ya gimana ya, kayak dalam hati masih mikir jangan-jangan ini jawabannya. Kalau kayak gitu, sepertinya kok jawaban istikharah saya gak mengarah ke dia. Apalagi besoknya kayak saya sama sekali gak ada hasrat, kalau sebelumnya masih mikir "ya siapa tahu agamanya lebih bagus". Setelah istikharah bener-bener sama sekali gak ada pikiran kayak gitu, gak ada greget sahutnya sama sekali.

Saya bilang ke Mama soal itu, awalnya Beliau bilang ya coba di Istikharahi lagi jangan sekali. Tapi setelah saya cerita semuanya, Mama sepertinya mulai mikir hal yang sama. Alhamdulillah Mama insyaAllah juga ridho dengan keputusan saya untuk tidak melanjutkan. Bahkan saya juga menjelaskan tentang kondisi yang sesungguhnya, mungkin sudah saatnya terbuka ke Mama. 

WaAllahu a'lam, yang muncul di mimpi itu adalah adik saya, ini ada makna tersendiri bagi saya. Kemudian disitu dia mau ngasih bolpoin ke saya, tapi ternyata saya sudah punya sendiri. Kalau boleh dihubungkan, sekarang ada orang yang berniat baik mau menjodohkan saya namun ternyata saya sudah punya pilihan sendiri. Tapi sekali lagi, ini murni asumsi saya pribadi, hamba yang fakir ilmu, banyak salah dan dosa, mohon diingatkan kalau salah.

Seseorang, siapa itu? honestly, ada sebuah nama yang sering saya sebut dalam doa, Allah yang menumbuhkan perasaan jadi selagi belum bisa dipersatukan, lebih baik kepadaNya juga saya kembalikan. Hubungan saya dan dia hanya sebatas teman, seperti yang sudah saya tulis sebelumnya bahwa tidak ada ikatan kecuali pernikahan. Allah yang menumbuhkan, Allah yang menjaga dan biarkanlah Allah juga yang membimbing kita untuk bersatu dalam ikatan yang diridhoiNya.

Semoga Allah memberikan kita semua jodoh terbaik dunia akhirat di waktu yang tepat. Rabbana hablana min azwaajina, wa dzurriyyatina qurrata a'yuniw, waj'alna lil muttaqiena immaa. Aamiin ya Robbal alamin. 



---------------------------------Selesai-------------------------------------------



Share:

(di)JODOH(kan) - part 1



2017, Alhamdulillah Allah masih kasih saya umur sampai tahun ini. Banyak hal yang kemudian sangat saya syukuri, terlalu banyak momen penting yang terjadi di tahun ini. Merasakan hal-hal baru, hidup bukan lagi sebatas rutinitas. 2017 yang diawali dengan wisuda, kemudian resmi menjadi job seeker, membangun kehidupan di kampung halaman, hingga mulai memikirkan pernikahan.

Usia saya saat ini 22 tahun, dibilang muda ya muda dibilang tua ya tua, tergantung dari perspektif dan konteks apa. Ditanya "kapan nikah?" ya pasti pernah, walaupun belum membuat saya sampai depresi. hehe. Pertanyaan kapan, kapan, kapan, kapan, kalau dibikin pusing ya pusing, makanya saya gak terlalu ambil pusing. Ketika ditanya "kapan nikah?" saya jawab "nggeh ajenge" (Iya segera), orang tanya juga sekedar tanya, mereka gak butuh jawaban yang gimana-gimana. Udah begitu aja, anggap sebagai doa. hehe.

Beberapa hari yang lalu, ada kerabat yang berbaik hati ingin menjodohkan saya dengan anak temannya. Alhamdulillah, masih ada orang yang berbaik hati mau repot-repot menjodohkan kita. Kata beliau calonnya ini insyaAllah bagus, sayang aja kalau dikasih ke orang lain. Saya langsung peluk beliau, gak ngerti mau ngomong apa. Bingung, bener-bener bingung mau jawab apa. Saya cuma bisa senyum, sambil mendengarkan Beliau mendeskripsikan lelaki yang sama sekali tidak saya kenal.

Lelaki tersebut insyaAllah sholeh, tidak pacaran bahkan untuk urusan memilih pasangan diserahkan ke Mamanya. Sudah bekerja di suatu instansi yang berkantor di Jakarta. InsyaAllah siap menikah tahun ini, tapi kalau misal harus menunggu tahun juga bersedia. Asli Jawa, besar di Padang dan sekarang domisili di Jakarta. Alumni UI, sama dengan saya. Saudaranya ada yang sedang ambil pascasarjana di UI dan ada yang sedang nyantri di Jombang. Mamanya teman lama kerabat saya, sehingga untuk asal usul keluarganya mungkin kerabat saya sudah sedikit banyak tau. Lalu saya jawab apa, ya atau tidak?

Kita tidak pernah tahu Allah mendatangkan jodoh itu lewat apa, siapa dan bagaimana caranya. Bisa jadi ini jodoh saya, bisa jadi juga bukan. Beberapa waktu lalu di sebuah postingan blog ini, saya sempat bilang "Allah dulu, Allah lagi, Allah terus, seyakin apapun kita pada sebuah pilihan tetap istikharahin dulu". Ya alhamdulillah, saya belajar mengamalkan apa yang saya tulis sendiri. Bukan jawaban ya atau tidak yang spontan keluar dari mulut saya. Jadi kemarin saya gak jawab, biar Allah yang jawab. Hehe. Saya bilang ke Beliau, saya istikharah dulu ya. Beliau mengiyakan dan memberi saya waktu beberapa hari, jika saya setuju lanjut maka kemungkinan foto dan kontak saya akan diberikan. Saya pesan ke kerabat saya untuk jangan kasih dan bilang apa-apa dulu, selagi saya belum bilang setuju.



Kenapa harus istikharah dulu? gampangnya saya gak mau sok tau, jelas-jelas ada yang Maha Mengetahui jadi saya serahkan saja padaNya. Sekarang saya gak kenal sama sekali, hanya tau dari cerita kerabat saya. Tapi kan sangat tidak bijaka kalau saya menilai seseorang hanya dari pendapat orang. Sekalipun saya kenal nih misalnya, apa yang saya tahu, jangankan batinnya, luarnya saja belum tentu saya tahu sepenuhnya. Selain itu, masa depan siapa yang tahu, bisa jadi dia baik saat ini tapi belum tentu baik untuk masa depan. Sedangkan Allah Maha Mengetahui segala-galanya.

---------------------------------------------------------------------->>Lanjut ke part 2 di postingan berikutya




Share:

Monday 7 August 2017

Wanita fitnah terbesar bagi para lelaki

Saya habis membaca sesuatu di instagram, yang kemudian membawa saya untuk muhasabah diri. Astagfirullah hal adzim, semoga Allah senantiasa memberikan ampunan atas kelalaian dan semua dosa-dosa kita.


Wanita adalah fitnah terbesar bagi para lelaki. Diantara godaan dunia adalah harta, tahta dan wanita, tapi wanita menjadi godaan terbesar untuk lelaki. Seringkali kita dengar pula kasus-kasus pejabat di negeri ini melibatnya wanita sebagai "senjata". Ketika disogok harta sedikitpun tak dilirik mata, maka datanglah wanita untuk menggoda.

Ketika mencoba introspeksi, rasanya saya merasa bersalah sekali. Pernah suatu ketika selesai sebuah acara, saya merasa menjadi sebab fitnah untuk seseorang. Diluar kuasa saya, tiba-tiba ada teman yang membuat bahan bercandaan tentang saya dan seorang teman yang insyaAllah baik. Meskipun diluar kuasa saya dan bukan saya yang salah sepenuhnya, tapi saya merasa gak enak hati sekali. Saya takut orang salah sangka, lalu membuat orang berpikir negatif tentang dia. Kalau saya memang pembawaannya begini, tapi kalau dia ya lain cerita. Intinya saya takut jadi sumber fitnahnya dia, jangan sampai apa yang sudah dia jaga dengan susah payah rusak begitu saja karena saya. Tapi Alhamdulillah Allah masih melindungi kita, bercandaan yang membuat saya sangat tidak nyaman itu hanya sesaat sudah reda. Ya Allah lindungilah kami, jangan sampai menjadi fitnah untuk saudara-saudara kami yang lain.

Saya ingin mengajak berbincang lebih banyak mengenai ini, namun apalah saya yang fakir ilmu. Saya sama sekali tidak punya kapasitas disini, sehingga akan lebih baik jika kita sama-sama belajar dari yang lebih mengerti saja ya. Ada tulisan bagus yang enak dan jelas sekali untuk dibaca. Jika berkenan membaca berikut saya berikan link artikel dari muslim.or.id :)

https://muslim.or.id/19526-wanita-ujian-terbesar-kaum-laki-laki.html
Share:

Tuesday 1 August 2017

Tidak ada pengikat kecuali akad

Maaf bahas c.i.n.t.a lagi dan lagi, mumpung suasana hati lagi mendukung untuk ngeblog. Terinspirasi dari pernyataan seorang teman yang bilang "ya kamu mah udah ada, besok nikah juga bisa".

Jangankan besok, satu detik lagi aja nih kita gak tau apa yang terjadi. Siapa tahu nanti sore atau nanti malam datang seorang lelaki dan Ayah langsung menyetujui, kan lain cerita. Tidak ada yang mengikat dua insan yang saling jatuh cinta kecuali akad. Jadi selama belum akad ya jangan terlalu merasa terikad. Jangankan cuma pacaran, yang sudah lamaran, bahkan sebar undangan saja bisa batal. Lalu apa yang membuatmu merasa sudah memilikinya?

Selama belum akad, kamu belum jadi haknya, dia juga belum jadi hak kamu. Suka boleh, itu fitrah manusia, tapi ya sekadarnya saja. Jangan belum apa-apa udah ngerasa memiliki, harus tau segalanya tentang dia. Mungkin cara mengekspresikan cinta setiap orang berbeda, tapi jangan lupa setiap orang punya hak yang sama atas kebebasannya.

Saya juga manusia yang punya rasa, tahu betul bagaimana rasanya jatuh cinta. Cinta orang dewasa itu sederhana tapi luar biasa, tidak perlu banyak rayuan gombal kalau memang cinta segera datang ke rumah temui walinya. Kalau belum siap bagaimana? Ya kembalikan ke Allah, lepaskan dia biar Allah yang jaga. Kalau sudah lepas ya harus tegas, kudu iklas netralkan lagi selayaknya teman biasa. Kalau sudah begitu, mau dia dekat sama siapa juga kitanya baik-baiknya saja. Gak ada deh itu istilah strong outside, ambyar inside. Hehe.

Kalau memang sudah saatnya dan dia memang yang terbaik untuk kamu, pasti Allah balikin dengan caraNya. Mau sebanyak apa orang yang dia temui, kalau Allah yang jaga insyaAllah gak akan lari apalagi salah alamat ke tetangga. 😃. Kalau punya prinsip begini insyaAllah hati kita terjaga dan tenang aja bawaannya. Mau bersama atau enggak, udah percaya lillahi taala itu yang terbaik atas ketetapanNya.

Share:

Monday 31 July 2017

ada rasa (self reminder)




Tidak ada yang salah dengan jatuh cinta, jutru itu adalah fitrah dari yang Maha Kuasa. Sama sekali tidak salah apalagi dosa, selama kita bisa menjaga.

Masalahnya, kita sering lupa bahwa ada Sang Pemilik Hati yang Maha membolak-balikkan hati manusia. Kita sibuk mendekati dan mengejar sang pujaan hati, sampai tak sempat meminta pada pemilik sesungguhnya. Sibuk kirim whats app setiap saat tanya sedang apa, dimana dan dengan siapa. Belum lagi kepo sosial media dia tanpa jeda. Boleh saja berusaha, tapi ada aturannya dan harus disertai doa. Kalau Allah gak ridho, lalu usaha itu semua untuk apa? jangan sampai udah capek habis-habisan, gak taunya cuma jaga jodohnya orang saja.

Bukan janji yang membuatnya tidak lari, namun Allah sebaik-sebaiknya penjaga hati. Manusia begitu rapuh, tiada daya dan upaya untuk menjaga apapun atas dirinya. Bahkan untuk hal sederhana seperti mood (suasana hati), habis nangis bisa ketawa, dari murung tau-tau ceria. Apalagi ini urusan rasa, padahal manusia punya rasa lelah, bosan dan kecewa. Belum lagi kita yang jauh dari kata sempurna, ketika dia tau kelemahan dan kekurangan kita, siapa yang menjamin janji itu masih bisa terjaga? 

Berapa lamapun kita sudah mengenal juga belum tentu jaminan untuk tau segalanya. Lalu bagaimana? selalu libatkan Allah dalam segala urusan kita. Allah yang maha membolak-balikkan hati manusia. Kalau memang belum siap menjaga dalam ikatan sesuai syariat agama, ya kembalikan ke Allah dulu saja. 
Adakalanya pas udah tenang malah kembali berbunga-bunga, ya balikin lagi aja. Pokoknya gitu terus sampai waktu yang tepat itu tiba. Biarkan waktu pula yang menjawab, apakah nama itu masih sama atau sudah berbeda.

Kembalikan semua, ikhlas lillahi taala meminta ketetapan terbaik-Nya. Pun jika sudah siap menyempurnakan separuh agama, seyakin dan semantap apapun kita, tetap istikharah dulu aja. Jika memang namanya yang tertulis dalam ketetapan-Nya, insyaAllah akan berkah, mudah dan indah pada setiap fase yang ada. Begitupun sebaliknya, jika ternyata Allah punya rencana yang berbeda, insyaAllah kita lapang dada, terhindar dari rasa kecewa, dan menyambut dengan suka cita. 



Nb: hanya sebatas self reminder.  



Share:

Wednesday 19 July 2017

Gak Kerja di Jakarta Aja?

Saya lahir dan besar di Kediri, sebuah kota kecil di sisi timur pulau Jawa. Hingga kemudian saya hijrah ke Depok untuk melanjutkan kuliah disana. Tidak lama, hanya sekitar 3,5 tahun saja, sebab sehari setelah wisuda saya langsung pulang meninggalkan Jakarta Raya. Inilah yang mungkin kemudian menimbulkan banyak tanya untuk beberapa orang di sekitar saya. Seperti, gak pengen cari kerja di Jakarta? Kok buru-buru pulang kenapa? Gak mau balik lagi ke Jakarta aja? Dan segala macamnya yang serupa.

Ketika ditanya seperti itu, lalu apa jawab saya? tergantung siapa yang bertanya. Kebanyakan cuma saya jawab "gak (titik)", beberapa saya jawab lebih panjang "pengen disini aja", lalu jika itu serius sekali saya biasanya bilang saya gak menemukan apa yang saya cari disana. Sepertinya agak membingungan bagi sebagian besar orang, terlebih bagi mereka yang belum pernah tinggal di Ibu Kota dan (atau) mengidamkan kehidupan metropolitan yang serba ada.

Teman-teman, setiap orang memiliki latar belakang dan perjalanan kehidupan yang berbeda-beda. Sehingga pandangan masing-masing orang tentang kehidupan bisa jadi juga akan berbeda. Kemudian menjadi berbeda pula life goal, prioritas, kebutuhan, dll. Kadang orang lupa bahwa setiap orang berhak memilih jalannya, sehingga menjadi "latah" mengomentari hidup yang orang lain punya.

Jauh sebelum ini idealisme sayapun sama seperti orang kebanyakan. Tapi kemudian saya berubah pikiran, saya memilih meninggalkan Ibu Kota yang nampak begitu menjanjikan. Hidup itu butuh keseimbangan,   terlebih bagi saya yang sangat butuh ketenangan. Mungkin sebagian orang mudah saja berkompromi dengan dalih jika sudah terbiasa juga tidak jadi beban. Saya bisa saja bertahan, tapi untuk apa? Pada akhirnya yang menjadi korban adalah kebahagiaan saya sendiri. Saya gak mau itu terjadi, siapa lagi yang bisa mengupayakan kebahagiaan diri kalau bukan kita sendiri.

"Belum menemukan hal yang saya cari" itu juga luas sekali. Tapi ya biarlah Tuhan dan saya yang tau soal ini, termasuk apa yang saya temukan di Kediri dan jadi prioritas saya disini, tidak perlu saya publikasi terperinci. Siapa tahu akhirnya rejeki saya tetap kembali di Jakarta kan ya saya mau apa? Berarti saat itu saya sudah menemukan apa yang saya cari. Suatu saat saya akan menulis lagi dan semua yang seringkali dipertanyakan perlahan akan terjawab sendiri. Tidak usah menebak-nebak, salah-salah malah suudzon nanti. Hehe. Mari saling mendoakan saja untuk kita semua ya 😊

Share: