Thursday 14 July 2016

Pesan singkat

Semilir angin membawa pikiranku terbang ke awang-awang, merangkai kembali setiap kenangan yang tertinggal di kota ini. Bersama langkah kaki yang menapak, aku berusaha menyusuri kembali setiap jejak. Jalanan yang dulu kita lalui, tempat yang dulu kita singgahi, dan segala hal yang melekat dihati. Tentu tidak semuanya indah, aku dan kamu juga manusia yang pernah salah. Ada yang ingin sekali diingat, tapi ada juga yang berusaha dilupakan walau (mungkin) sesaat. Ku harap waktu berjalan cepat, karena menyimpan rindu itu berat. Sampai ketemu lagi di waktu yang tepat, aku harap kamu tidak tersesat kemana harus "pulang".

Kediri, 14 Juli 2016

Share:

Sunday 10 July 2016

Perpisahan

Pada akhirnya pertemuan akan selalu datang bersama perpisahan. Entah cepat atau lambat, nyatanya perpisahan itu menyedihkan. ada banyak hal yang kemudian mengoyak perasaan. Jika kau bertanya padaku, jelas ini bukan karena rasa takut kehilangan. Bahkan merindumupun aku merasa tidak berhak, apalagi muncul rasa kepemilikan. Ini lebih kepada kepuasaan perasaan, tentang kenangan yang belum ingin dilupakan, tentang kebersamaan yang ingin kembali dilakukan, dan tentang semua cerita bahagia yang ingin terus dituliskan.

Semua tentangmu masih terus aku simpan, entah sampai kapan. Aku tidak berani menyebutkan, apalagi menjanjikan. Aku sengaja membiarkan semuanya mengalir tanpa ada suatu keharusan. Jikapun muncul sebuah harapan, sudah jelas aku akan berusaha merubuhkan. Aku tidak ingin menggadai persahatan karena kekecewaan. Jauh sebelum cerita ini kembali dituliskan, aku pernah sangat yakin menentukan pilihan. Seseorang nampak begitu meyakinkan untuk memperjuangkan. Tapi nyatanya takdir Tuhan tetap tidak bisa dilawan. Secepat apapun kebersamaan itu disegerakan, secepat itu pula semua berakhir menjadi sebuah pembelajaran. Itulah mengapa, aku nampak tidak mempercayakan hatiku padamu. Biar semua mengalir mengikuti takdir Tuhan, entah pada akhirnya bersama atau tidak, yang jelas kita tidak saling merasa dikecewakan.

Share:

Friday 1 July 2016

(PUISI) Aku kalah pada rindu

Aku kalah pada rindu
Burung mengepak, terbang ke singgasana
Membawa kembali rindu Tuannya
Ku pikir waktu telah menyelesaikan semua
Tentang segala rasaku untuknya
Ternyata aku salah,
Aku kalah,
Pada rindu yang tak pernah musnah
Pandangan mata yang tertuju pada satu arah
Lidah berucap dengan susah
Rona wajah yang memerah
Lalu, aku tak bisa berkilah
Atas rasa yang masih membuatku luluh lantah
Debarku masih sama, tidak berubah
02.45
Kediri, 1 Juli 2016 
Share: