Thursday 27 April 2017

Management Trainee Test Frisian Flag Indonesia (Personal Experience)

Seperti perusahaan besar lainnya, Frisian Flag Indonesia (FFI) juga memiliki program management trainee (MT) untuk lulusan baru atau yang belum memiliki pengalaman kerja. Bagi saya dan mungkin sebagian besar lulusan baru, program MT cukup menarik untuk dicoba. Benefit dan akselerasi karir menjadi daya tarik tersendiri. Terlebih lagi untuk FFI sendiri tidak mewajibkan penahanan ijazah dan pemberian denda jika ternyata harus keluar di tengah jalan. Testnya sendiri dilaksanakan di beberapa kota, berdasarkan informasi dari TIS (Konsultan yang menangani perekrutan FFI) antara lain Jakarta (Head office), Bandung, Surabaya, dan Makasar (jika tidak salah ingat).

Kemarin saya mendaftar via website dan job street untuk seleksi di Surabaya. Sekitar awal bulan april saya memperoleh email untuk mengikuti psikotest di ITS tanggal 20 April 2017, pukul 13.00 - 15.00. Jadi ternyata pada hari yang sama ada 3 kloter psikotes, dari jam pagi hingga kloter terakhir jam 13.00. Sebelum memulai test, Ibu Maya dari TIS memberikan sedikit informasi mengenai FFI dan tahapan test yang harus kita jalani sebagai calon MT FFI.

Adapun prosesnya antara lain:
1. Psikotes
2. Psikotes
3. FGD
4. Interview Psikolog
5. Presentasi
6. Interview User
7. Medical Check Up
8. Interview BOD

Test ini menggunakan sistem gugur dan tidak ada batasan kuota, selama memenuhi syarat akan lanjut terus. Disini saya tidak bisa berbagi cerita mengenai seluruh tahapan, karena perjuangan saya hanya sampai Interview psikolog. Tetapi semoga bisa memberikan sedikit gambaran bagi teman-teman yang sedang mencari informasi Recruitment test MT FFI.

1. PSIKOTES - Tahap 1

Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, test terbagi menjadi 3 kloter. Saya kurang tahu jumlah pastinya masing-maisng kloter, tapi melihat dari kapasitas ruang sidang UPT Perpustakaan ITS, perkiraan tiap kloter 170 - 200 orang. Dari informasi bu Maya, peserta test pada hari itu kurang lebih 500 sekian orang (saya lupa jumlah pastinya). Pada tahap ini kita hanya mengerjakan 2 psikotest saja, test koran dan kemampuan verbal (semoga tidak salah ingat, intinya seperti sinonim antonim, dll) testnya tidak banyak dan tidak lama. Bahkan jam 2 lebih sedikit kita sudah keluar ruangan. Saya pikir selesai dan kita menunggu pengumuman dan menunggu jadwal test lagi, ternyata tidak. Hasil sudah langsung diumumkan sekitar 30 menit - 1 jam kemudian. Bagi yang lulus akan langsung mengikuti test tahap 2.

2. PSIKOTES - Tahap 2
Alhamdulillah nama saya ada dan langsung masuk ruangan. Pada tahap ini, peserta yang lolos dari kloter 1, 2 dan 3 test bersama-sama. Sehingga saya bersyukur juga dapat kloter 3, sehingga tidak perlu menunggu lama untuk menunggu tahap selanjutnya. Pada tahap ini kita kembali menjalani psikotest tapi kayaknya lebih ke kepribadian, ada beberapa test yang harus kita kerjakan tapi saya agak lupa-lupa ingat. Test Kepribadian (gambar orang dan pohon), tes mekanik (Misalnya jika tuas diputar maka roda bergerak kemana), tes numerik (saya gak tahu apa nama testnya, yang jelas isinya soal cerita matematika), dan tes bangun ruang (kayak misalnya kita diminta menentukan jaring-jaring kubus yang benar). Sama seperti test sebelumya, test ini juga menggunakan sistem gugur. Tapi saya lupa angkanya berapa, yang jelas paling masif pengurangannya ada pada tahap 1 dan 2 ini. Pengumuman segera dilakukan 30  menit - 1 jam setelah tes berlangsung dan bagi yang lolos akan lanjut ke tahap 3 (FGD) keesokan harinya jam 9 pagi di lokasi yang sama.

3. Focus Group Discussion (FGD) - Tahap 3
Seperti pada FGD pada umumnya, FGD di frisian flag kita akan dibentuk kelompok mungkin 5-6 orang lalu mendiskusikan kasus yang diberikan. Walaupun tidak tahu jumlah pastinya, tapi kalau melihat pembagian kelompok kemungkinan yang lolos tahap ini sekitar 40-50 orang. Saya sendiri kelompok G dengan anggota Nimas, Saya, Nizar, Kak Tina, Kak Oka dan Olfi. FGD terbagi dalam 2 sesi, kelompok yang dapat sesi 2 dipersilakan menunggu di luar ruangan dan mengerjakan tugas yang diberikan. Jadi sebelum FGD kita dibekali 3 tugas psikotes, yaitu tes wartegg, test kepribadian (memilih pernyataan yang lebih sesuai dengan kita), dan deskripsi diri. Tugas itu tidak ada batasan waktu, bebas mau dikerjakan yang mana dulu, pokoknya nanti jam 11 harus selesai. Sedangkan FGD berlangsung 30 menit, ada waktu untuk baca dan membuat catatan di kertas yang telah disediakan. Kasusnya saat itu adalah pembagian anggaran di kongres. Diskusi memakai bahasa Indonesia, namun sekitar 15 menit terakhir memakai bahasa inggris. Oh ya, masing-masing kelompok akan diawasi oleh satu orang pegawas yang sekaligus menjadi timer. Begitu diskusi selesai, satu diantara kita diminta memberi kesimpulan secara verbal dan menulisnya di kertas catatan kita. Karena kelompok saya sesi 1, jadi ketika selesai diskusi kita langsung keluar ruangan dan mengerjakan tugas mandiri tadi sampai hasil diumumkan.

Kebetulan pengumuman yang ini saya sempat foto karena tidak begitu berdesak-desakan. Ada 27 orang yang lolos untuk lanjut ke tahap 4 yaitu interview psikolog yang dilaksanakan jam 13.00 selepas sholat jumat.





4. Interview Psikolog - tahap 4
Pada tahap ini kita akan melakukan interview dengan psikolog dari TIS. Kebetulan 6 orang dari kelompok saya FGD lanjut ke interview semua. Beberapa di interview oleh Psikolog yang tadi mengawasi FGD, tapi ada juga yang tidak. Sebagian memakai bahasa inggris, sebagian juga tidak. Kayaknya itu tergantung kebijakan psikolognya. Interview sangat santai, hanya seputar diri kita. Berbeda dengan tahap sebelumnya, tahap ini pengumumannya baru dapat diberitahukan malam hari. Bagi peserta yang dapat lanjut ke presentasi akan dihubungi. Saya yang berangkat hanya dengan seadanya, bahkan baju hari kedua aja minjem temen :(, memutuskan untuk pulang ke Kediri dulu. Sebab jika lolos ke presentasi tugasnya agak banyak yang harus dikerjakan. Daripada saya kurang persiapan, lebih baik pulang dulu kalau lolos ya besok pagi-pagi berangkat ke surabaya lagi. Tapi ternyata perjuangan saya untuk MT FFI 2017 berhenti sampai tahap ini. Meskipun saya tidak ikut, tapi saya bagi sedikit informasi mengenai presentasi ya.

5. Presentasi - Tahap 5
Dari 27 peserta yang ikut interview, ada 8 orang yang lanjut ke interview (menurut info teman yang ikut). Karena mungkin sempat foto pengumuman yang mencantumkan email jadi beberapa saling berkomunikasi lewat email. Karena pada saat itu hampir jam 9 belum ada kabar, antara memang tidak dihubungi atau memang belum dihubungi semua. Jadi ketika ada 1 teman yang mengabarkan sudah dihubungi baru saja, berarti bisa disimpulkan saya tidak dihubungi. Bagi teman-teman yang lolos ke tahap presentasi harus membuat vlog yang intinya seperti mempromosikan diri. Pagi hari sebelum presentasi vlog itu harus sudah di upload. Presentasi sendiri dilaksanakan di kantor FFI Waru Sidoarjo. Teknisnya, peserta diberi kasus dan diberikan waktu menganalisa selama 40 menit. Kemudian peserta harus membuat 1 slide untuk dipresentasikan. Waktu presentasinya 10 menit dan sesi tanya jawab dari sesama peserta itu sendiri. Semua dalam tahapan ini dilakukan dengan bahasa inggris. Oh ya, pada tahap ini peserta wajib membawa membawa laptop sendiri.

Meskipun baru separuh jalan, tapi saya sudah bersyukur. Pengalaman, pembelajaran dan perjuangan tidak pernah sia-sia. Semoga lebih baik ke depannya. Sukses untuk kita semua. :D









Share:

Thursday 13 April 2017

"Rumah"

Sejauh apapun kita pergi, hati akan selalu tahu kemana harus kembali. Ke rumah, ya rumah. Rumah bukan berarti hanya bangunan tempat kita tinggal dan berteduh, tapi lebih dari itu. Rumah bisa tentang perasaan, kepada siapa kita harus kembali yang dengannya kenyamanan itu selalu menentramkan. Layaknya rumah, banyak tempat untuk berteduh dan tinggal tapi dan pernah senyaman rumah sendiri. Banyak orang disekitar kita, tapi tidak dengan semua orang kita bisa menceritakan dan merasakan hal yang sama. Hanya dengannya yang dengan suka rela mau mendengar, memahami dan meluangkan waktu mungkin kita bisa bercerita segalanya.
Share:

Sunday 9 April 2017

Percayalah Tuhan tidak pernah salah

Sebagai orang yang percaya dengan Tuhan dan segala takdir yang dibuatnya, saya selalu berusaha dengan positif menerka-nerka apa yang sebenarnya Tuhan rencanakan untuk saya. Jangankan kita (khususnya saya) yang hanya manusia biasa yang kerjaannya gosip sana sini, bahkan sekelas Nabi saja diuji. Saya percaya setiap orang pada hakikatnya selalu berjuang, dengan tujuan dan caranya masing-masing. Jadi jika kehidupan orang lain nampak lebih mudah, sepertinya kita harus introspeksi, jangan-jangan kitanya aja yang terlalu banyak berkeluh kesah. 

Perspektif kita dalam menyikapi sesuatu itu sangat penting, karena akan mempengaruhi psikologis kita. Teruslah berpikir positif, karena pada akhirnya prasangka kita adalah doa. Usaha tidak pernah ingkar pada hasil, pun doa tidak pernah sia-sia karena sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan begitu dekat, bahkan lebih dekat dari urat nadi. Teruslah berprasangka baik, sekalipun segalanya serasa tak kunjung membaik. Mana tau sakit itu adalah penggugur dosa, mana tahu keterpurukan itu justru jalan menuju kenaikan, mana tahu kepergiannya justru membawamu ke cinta yang sejati. 

Sebagai manusia yang punya hati dan perasaan, pernah ada seorang lelaki yang jika bersamanya saya serasa tak punya beban. Dia selalu siap mendengarkan apapun yang saya keluhkan, beberapa kata darinya selalu menenangkan. Caranya memperlakukan saya seperti selalu menawarkan kenyamanan. Terlabih saya dan dia sama-sama tipe orang yang terbuka, dia adalah salah satu orang yang paling saya percaya untuk menceritakan segalanya. Meskipun kadang pikiran kami tidak sejalan, tetapi bagaimana caranya menjelaskan selalu bisa membuat saya mengiyakan. Tetapi kemudian karena satu dan lain hal kita memilih untuk tidak lagi saling memperjuangkan. Jika pada akhirnya yang terjadi tetap perpisahan, setidaknya kita sudah pernah berupaya mempertahankan. 

Bagaimana yang saya rasakan saat itu? tidak ada orang yang baik-baik saja jika kehilangan orang yang dicintainya. Ya, saya benar-benar tidak baik-baik saja, butuh waktu cukup lama untuk saya bisa menata ulang semuanya. Saya selalu pecaya Tuhan tidak pernah salah menuliskan takdir hambanya. Jika saat ini saya masih bertanya-tanya, mungkin Tuhan baru menjalankan sebagian saja sehingga sulit untuk memahaminya. Pun ketika harus kehilangan orang yang kita rasa dengannya bisa membangun masa depan. Saya berpikir mungkin Tuhan merasa sudah cukup untuk saya belajar, karena jujur ketika bersamanya saya belajar banyak hal tentang kehidupan yang belum saya jalankan. Jadi saya sedikit banyak mengerti jatuh bangunnya menjalani kehidupan, tanpa saya harus mengalaminya sendiri. Saya yakin tidak semua gadis seusia saya punya kesempatakan seperti ini, semua saya terima dan syukuri. Doa saya masih sama, semoga saya dan dia selalu diberi yang terbaik untuk kita masing-masing.
Share: