Thursday 25 July 2019

Berdamai dengan patah hati


Halo, kamu apa kabar? semoga kabar baik selalu ku dengar darimu :)

Tulisan ini adalah hadiah, untuk kamu yang merasa hatinya sedang patah. Sekian lama aku menahan diri untuk berkisah. Tapi sekarang ku pikir menulisnya sebagai hadiah juga gak masalah. Layaknya sebuah hadiah, semoga tulisan ini bisa membuat harimu sedikit lebih cerah.

Tidak mengapa jika hari ini pipimu masih basah, menangis tidak berarti kamu lemah. Memang tidak mudah, ketika semua yang seolah sudah di depan mata lalu musnah. Setelah perjalanan dan perjuangan panjang yang indah, tiba-tiba ceritanya berubah. Aku mengerti, berada di posisimu saat ini benar-benar tidak mudah. Hati penuh gundah, pikiran terpecah, bahkan mungkin ragamu ikut melemah. Kecewa tapi tidak bisa marah, ingin lari tapi tidak tau arah. Pada titik ini, izinkan aku berbisik "Waktu tidak pernah berhenti untuk menunggumu siap berdiri lagi dengan gagah"

Meskipun mungkin cerita setiap orang berbeda, tapi perihal kehilangan sakitnya akan tetap sama. Melepas apa yang kita jaga, menerima yang tidak kita percaya, lalu berhenti bertanya tanpa tau jawabnya. Awalnya akupun tak habis pikir dibuatnya, bagaimana mungkin sekian tahun yang kita lalui bersama seolah tidak ada artinya. Tapi semua pertanyaan semacam itu urung aku tanya, sebab jawabnya tidak akan mengubah lara menjadi suka. Percayalah, berhenti bertanya adalah salah satu cara untuk tidak terperosok lebih dalam di kubangan luka.



Detik ini, yang berakhir adalah kisahmu dengan dia, bukan hidupmu. Tuhan mengujimu dengan hebat sebab Dia tau kamu kuat. Yang tumpul masih bisa diasah, yang rusak masih bisa dibenah, pun yang berantakan masih bisa jadi indah. Yang hilang hanya dia, sisanya masih tetap sama. Ini ibarat tanda koma, kamu masih bisa melanjutkan ceritanya. Sekarang, kendali ada di tanganmu sepenuhnya.

Kalau dia memilih pergi, kamu tidak perlu berkecil hati. Apalagi sampai menganggap rendah dirimu sendiri. Percayalah bahwa kamu dilahirkan sempurna, dengan segala kelebihan dan kelemahan yang kamu miliki. Tenang saja kita tidak sendiri, banyak orang di dunia ini yang juga mengalami. Bahkan rasanya mereka juga terlalu sempurna untuk disakiti. Jadi ku rasa ini bukan tentang siapa lebih baik, mungkin dua-duanya baik, tapi hanya perihal lebih tepat saja. Terlepas dari apapun alasannya, bagiku yang lebih penting adalah caranya menyikapi. Lalu apa yang mereka lalukan setelah patah hati? ada yang menyerah dan memilih mengakhiri hidupnya sendiri. Tapi ada juga orang-orang yang cukup bijaksana belajar dari suatu peristiwa, menjadikan patah hati sebagai motivasi, mengubah air mata menjadi tenaga, hingga akhirnya ini menjadi titip balik atas lahirnya karya yang menginspirasi.

Bung Fiersa Besari, yang karya-karyanya selalu dekat di hati, dulu juga berjuang melewati fase ini. Pada kondisi itu, dia memilih melangkah untuk memulai perjalanan mengelilingi negeri ini. Buah perjalanan itulah yang kemudian melahirkan karya-karya istimewa. Bang Dzawin juga sama, di balik materi stand up-nya yang renyah, hatinya juga pernah patah. Mirip seperti Bung Fiersa, Bang Dzawin memutuskan untuk mengunjungi tempat-tempat baru untuk singgah. Menarik, dia mengajak kita ke tempat yang benar-benar asing lewat video yang di unggah. Lalu bang Wira Nagara dengan puisinya yang selalu menusuk jiwa, sebab dia tau betul bagaimana rasanya ditinggal menikah.

Aku tentu tidak menyuruhmu mengelilingi Indonesia seperti Bang Dzawin dan bung Fiersa, akupun tidak melakukannya dan belum mampu berkarya seperti mereka. Memang aku belum jadi contoh yang sempurna, tapi aku ingin mengajakmu bergerak bersama menjemput bahagia dengan cara yang sederhana. Sekarang adalah waktunya untuk bisa menjadi diri sendiri seutuhnya. Menjadi seperti apa yang kamu suka, bukan yang dia minta. Mewujudkan asamu, bukan asanya.

Kamu sudah tidak perlu lagi banyak berkompromi, bahkan untuk sekadar bahagia. Kamu tidak lagi terpaku "harus menjadi seperti apa", hanya karena takut tidak dicinta. Jika dulu hidup kita terlalu fokus padanya, sampai mungkin tidak peka dengan sekililing kita. Kehilangan menuntun kita bisa lebih terbuka, melepas jerat "harus menjaga". Kamu bisa bertemu dengan siapapun di luar sana, kamu boleh pergi semampu yang kamu bisa. Lanjutkan hidupmu sebaik-baiknya, lalu cobalah berkarya dengan apa yang kamu punya. Kadang bahagia itu sederhana, sesederhana tau tulisanmu ada yang membaca atau bahkan sekadar datangmu disambut senyum ceria. Terkadang, suatu hal sederhana bisa sangat bermakna.



Setiap peristiwa mengajarkan hal berbeda, selama kita mau membuka mata. Nampaknya sederhana, tapi percayalah proses ini yang akan menjadikanmu berbeda. Terlebih jika kamu cukup bijaksana, aku percaya kamu akan bertumbuh menjadi orang yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Aku sepakat dengan Bung Fiersa, kita tidak perlu lupa, hanya perlu melihat dari sudut pandang berbeda.

Selamat menikmati prosesmu ya, nanti kita ketemu lagi di part dua. Aku mau cerita tentang apa yang ku dapati di perjalanan berikutnya :)



Share:

Thursday 11 July 2019

Pendaftaran santri baru Gontor (Pengalaman pribadi) - Part 6 (terakhir)

Assalamualaikum

Alhamdulillah, Alhamdulillahi hamdan katsiran tayyiban mubarakan fiih. Setelah waktu yang sangat panjang, hampir setahun akhirnya saya memutuskan untuk mengakhiri cerita ini di part 6. InsyaAllah saya sangat terbuka untuk teman-teman, jika masih ada informasi yang belum tersampaikan silakan sampaikan di kolom komentar atau kirim email ke saya nhimayah@gmail.com. Pada part ini saya akan membahas mengenai tempat tinggal di saat mendampingi tes ujian masuk Gontor. Bagi teman-teman yang belum membaca part sebelumnya, bisa klik link berikut:

PART 1 - Kelengkapan, Waktu dan Biaya Pendaftaran

PART 2 - Proses Pendaftaran

PART 3 - Ujian masuk Gontor

PART 4 - Pengumuman kelulusan santri baru

PART 5 - Alternatif jika belum bisa belajar di Gontor

Bismillahirrahmanirrahim, sebagaimana saya sebutkan di part sebelumnya bahwa proses penerimaan santri baru di Gontor itu cukup panjang. Terlebih lagi bagi calon pelajarnya, begitu mendaftar langsung sudah dapat asrama sementara (sampai pengumuman kelulusan). Sehingga bagi calon wali santri, terutama yang luar kota, kemungkinan besar jelas menginap. Kemarin saya bertemu dengan capel dari Bali, masyaAllah ibu dan adiknya menunggu disana dari hari pertama pendaftaran dibuka. Bagi yang belum kenal Gontor, mungkin akan bingung kira-kira harus menginap dimana selama itu?

Bukan hanya anaknya yang harus persiapan tes ujian masuk Gontor, tapi sebenarnya persiapan Bapak/Ibunya juga gak kalah jauhnya. Seperti misalnya persiapan materi, fisik, mental dan kebutuhan ini itu yang lumayan banyak. Persiapan materi sebenarnya angkanya sangat relatif, tapi yang jelas anggaran itu untuk bayar uang pendaftaran, beli kebutuhan anak dan biaya hidup pendamping selama menemani di Gontor (Sewa tempat tinggal, beli makan, kebutuhan dadakan, dll). Persiapan fisik juga perlu karena jelas wira wiri butuh kondisi badan yang fit. Kemudian mental juga perlu, beberapa kali saya lihat anaknya biasanya aja udah ketawa-ketawa malah mamanya masih sering menitikan air mata melihat anaknya. Tapi insyaAllah semua bisa diatasi, niat baik pasti Allah mudahkan. Saya pengennya cerita juga masalah itu semua, namun sepertinya akan sangat panjang. Jadi mohon maaf kesempatan ini izinkan saya fokus berbagi tentang penginapan.

Sebenarnya banyak opsi untuk penginapan, hanya saja karena posisinya sangat ramai ketika pendaftaran jadi ya serba penuh semuanya. Saya jelaskan satu persatu mulai dari yang berbayar hingga yang gratis, semoga membantu :)


Di Dalam Pondok

1. WISMA DARUSSALAM

Wisma darussalam terletak satu lokasi dengan Gontor Putri, lebih tepatnya ada di depan sisi timur dekat dengan masjid luar. Sayangnya saya tidak menemukan foto yang memadai, nanti kalau ketemu insyaAllah saya tambahkan ya. Setahu saya fasilitasnya ada kamar mandi dalam dan tv. Sedangkan untuk biayanya sekitar RP 120.000 - RP 130.000 per malam (harga tahun 2017). Pada waktu itu, penyewaan kamar hanya bisa dilakukan secara langsung di kantor administrasi wisma. Tidak melayani online ataupun booking, jadi sistemnya siapa depat dia dapat. Saat penerimaan santri waktu itu, wisma ini sudah penuh bahkan sampai waiting list.

2. GAZEBO

Begitu menginjakkan kaki di Gontor Putri 1, temen-temen akan langsung melihat banyak gazebo di halaman. Nah, ini adalah salah satu opsi tempat tinggal sementara yang bisa kita tempati. Pengelola gazebo sama dengan pengelola wisma, jadi kalau mau sewa juga ke administrasi wisma. Harganya dulu RP 30.000 permalam. Fasilitasnya gembok dan penerangan, selebihnya teman-teman harus bawa sendiri karena gazebo ini kosongan. Sama dengan wisma, gazebo ini penuh di masa-masa pendaftaran santri baru. BTW, kalau berniat menginap di gazebo sebaiknya membawa selimut dan lotion anti nyamuk.

3. BAPENTA

Bapenta adalah balai penerimaan tamu, ini semacam ruangan besar untuk bersama-sama. Tersedia ruangan terpisah untuk tamu laki-laki dan perempuan. Ketika ada acara, bapenta ini selalu penuh. Bahkan dulu aula belakang juga dijadikan tempat istirahat sementara. Siapapun boleh menggunakan bapenta, tanpa harus registrasi dan mengeluarkan biaya.

4. Back To Nature

Ada satu hal menarik yang saya jumpai di Gontor, banyak tenda-tenda berjajar di halaman. Selain yang sudah saya sebutkan tadi, opsi ini juga banyak peminatnya. Ada yang sengaja membawa tenda, peralatan masak, dll dari rumah. Tapi banyak juga yang tidur begitu saja beralaskan tikar dan beratap langit. Sama sekali bukan hal aneh, ketika melihat orang tidur di parkiran, di bawah pohon, di lorong, dll.


LUAR PONDOK

1. HOTEL

Lokasi Gontor putri 1 dan 2 ini memang lumayan jauh dari kota, tapi ada hotel di sebelah barat Gontor. Jaraknya juga lumayan dekat, sayangnya saya hanya lewat, jadi tidak bisa memberikan informasi lebih lanjut mengenai rate dan fasilitasnya.

2. Rumah Warga

Opsi ini juga lumayan banyak diminati, karena biayanya terjangkau dan jaraknya relatif dekat. Jadi rumah-rumah warga yang di depan pondok itu, sering berubah menjadi penginapan dadakan. Sepanjang jalan utama dari alfamart sampai gontor putri 2, itu banyak sekali penginapan rumah warga. Selayaknya penginapan, sistemnya menyewa satu kamar dengan biaya sekitar RP 50.000 per malam.

Sekian informasi yang bisa saya bagi, nanti kalau ada yang perlu ditambahi saya update lagi ya. Terima kasih untuk semua yang sudah membaca part 1-6. Semoga cerita yang banyak kurangnya ini bisa bermanfaat dan membantu.

Bila ada yang kurang jelas atau pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi saya melalui email atau media sosial saya yang tercantum di profil. Terima Kasih, semoga kebaikan, kesuksesan dan keberkahan selalu menyertai kita semua :)

Wassalamualaikum

Share: