Wednesday, 30 August 2017

Pendaftaran santri baru Gontor (Pengalaman pribadi) - Part 3

Alhamdulillah tulisan ini sudah masuk part 3, entah akan selesai di part berapa. Gontor terlalu menarik untuk tidak di ceritakan. :)
Bagi yang belum membaca part sebelumnya, mungkin berkenan untuk membaca melalui link sebagai berikut :

PART 1 - Kelengkapan, Waktu dan Biaya Pendaftaran
PART 2 - Proses Pendaftaran

Di part ini saya akan menulis tentang ujian masuk Gontor, yakni seputar ujian lisan dan ujian tulis. Namun sebelumnya perlu saya informasikan bahwa saya bukan santri/alumni gontor, jadi tidak pernah mengikuti ujian masuk Gontor. Sehingga apa yang saya tulisakan disini merupakan hasil rangkuman dari apa yang saya lihat (semasa mendaftarkan), saya dengar (dari adik, alumni dan orang disana) dan saya baca dari web tentunya. :)




  • UJIAN LISAN MASUK GONTOR
 Ujian lisan dilaksanakan satu rangkaian dengan proses pendaftaran yang sudah saya ceritakan di bagian sebelumnya. Disini, setiap calon pelajar akan berhadapan (face to face) dengan penguji, yang merupakan seorang Ustadz senior. Ujian lisan biasanya fleksibel, dalam artian pertanyaan untuk masing-masing orang berbeda. Namun pastinya tetap dalam satu koridor yang sama, yakni seputar ibadah qauliyah (seperti membaca Al-Quran) dan ibadah amaliyah (Seperti praktik sholat).

InsyaAllah anak lancar di ujian lisan jika memang dalam kesehariannya dia selalu melaksanakan shalat dan rutin membaca Al-Quran. Syukur-syukur jika sudah paham tajwid dengan benar, itu lebih bagus lagi. Sebaiknya memang memperlajari tajwid, menghafal doa sehari-hari dan menghafal surat-surat pendek untuk mendukung dua hal utama yang diujikan. Meskipun tidak tahu dengan pasti komponen-komponen apa yang menjadi penilaian, tapi tidak ada salahnya mempersiapkan hal itu sejak dini. Sebab tentu akan lebih bagus jika hal itu memang sudah menjadi kebiasaan, bukan dihafal tiba-tiba ketika mau masuk Gontor.

Selain kedua materi tersebut, calon pelajar juga ditanya beberapa hal layaknya sebuah psikotes namun sederhana. Seperti tentang latar belakang dan motivasi masuk gontor. Kayak sepertinya sebagian besar calon pelajar ditanya, "kenapa ingin masuk Gontor?". Pertanyaan itu sebenarnya tidak asing, ada di map hijau yang berisi formulir pendaftaran dan bahkan terpampang besar di dinding salah satu gedung di Gontor Pusat, Ponorogo. Jadi sebaiknya direnungkan kembali, apa sebenarnya niat nyantri di Gontor. Lillah atau di suruh orang tua? hehe. Terakhir jangan lupa untuk selalu memperhatikan adab ketika berhadapan dengan penguji, bahkan mulai dari masuk ruangan.




  • UJIAN TULIS MASUK GONTOR
Ujian tulis materinya meliputi imla' (dikte bahasa arab), Bahasa Indonesia, berhitung soal dan angka. Tidak ada berbedaan materi ujian yang diujikan kepada calon pelajar lulusan SD, dengan calon pelajar dari SMP yang nantinya akan masuk kelas intensif. Tapi kalau dari cerita adik saya (Lulusan SMP) dan rekannya (Lukusan SD), sepertinya hal itu tidak terlalu menjadi masalah untuk pelajaran umumnya.

Masing-masing kelompok soal jumlahnya dibawah 10 nomor dengan waktu 60 menit. Kalau kata mereka soalnya itu materi mendasar. Bahasa Indonesia misalnya susunan kata, jenis kalimat, sinonim antonim, peribahasa, dan singkatan. Kalau berhitung angka ya intinya penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian dan beberapa satuan hitung. Sedangkan berhitung soal adalah soal cerita sederhana, setara dengan pelajaran kelas 6 SD. Sementara, untuk imla' saya gak mengerti sama sekali gambaran soal dan teknisnya bagaimana. Kapan-kapan kalau ingat coba saya tanya ke adik saya ya, nanti saya update lagi. InsyaAllah. :)





Ada beberapa saran dan tips dari saya, terutama untuk teman-teman yang awam sekali dengan Gontor seperti saya dan keluarga.
  • Sebelum mempersiapkan diri belajar materi ujian masuk Gontor, sebaiknya kuatkan niat dan tekad, ya orang tuanya ya anaknya. Banyak-banyak cari informasi mengenai Gontor misal tentang kehidupan pesantrennya, sistem pendidikannya, dll. Tidak sedikit yang sudah berhasil diterima namun harus mengundurkan diri karena kaget, tidak kuat, tidak sesuai bayangan, dll.
  • Coba cari link info alumni Gontor di kota anda tinggal, beberapa (tidak semua) konsulat mengadakan bimbingan persiapan masuk Gontor. Jika konsulat tidak mengadakan, mungkin bisa juga minta bantuan personal ke seorang alumni. Syukur-syukur kalau tetangganya, kakaknya, papanya, mamanya atau siapapun sudah ada yang pernah nyantri di Gontor. hehe :) 
  • Tidak ada salahnya survey dulu ke Gontor. Kalau kemarin saya dan Adik survey ke Gontor Putri 1 di Ngawi sekalian cari informasi. Tapi jauh sebelum ini, pernah ke Gontor pusat di Ponorogo meskipun gak turun dari mobil karena cuma pengen tau Gontor. 
  • Beli buku panduan. Kemarin saya sempat lihat online, ada di tokopedia kalau gak salah. Namun saya baru lihat aja, belum jadi beli. 
  • Persiapkan apapun sebaik mungkin, saingan kamu ribuan. Namun harus selalu optimis juga, terlebih bagi yang dari sekolah umum, banyak kok dan bisa juga buktinya. Kemarin waktu sambutan Kyai Hasan mengatakan, "Gontor tidak bisa menerima anak yang belum bisa membaca dan menulis arab sama sekali. Kalau dipaksakan seperti memberikan kacang pada bayi". Jadi yang dari sekolah umum perbanyak latihan imla' ya. Kapan-kapan coba saya tanya ke yang lebih paham gimana caranya belajar imla' secara otodidak ya, semoga ingat :) 
  • Pengumuman ruang ujian tulis itu ditempel sehari sebelumnya, jadi sempatkan untuk survey lokasi ruangnnya dulu. Supaya gak nyasar besok paginya pas mau ujian, apalagi pas ujian bagian wilayah pondok steril dari calon wali santri. Maksudnya wali santri hanya bisa mengantar sampai gerbang aja.
Setelah ujian selesai, maka beberapa hari selanjutnya adalah menunggu pengumuman. Pengumuman di Gontor itu unik, bukan ditempel namun dibacakan satu persatu nomor ujiannya. Kira-kira kebayang gak gimana tegangnya nyimak pengumuman?. Cerita lengkapnya akan ada di part selanjutnya :)


......................................................................................................Berlanjut ke PART 4









Share:

1 comment:

  1. dari mendaftar sampai pengumuman apakah calon santri ditemani orang tua terus mbak ?

    ReplyDelete