Saturday 7 February 2015

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin

Jauh sebelum saya membaca buku ini, kata-kata "daun yang jatuh tak pernah membenci angin" sudah saya kenal lewat status facebook Tere Liye yang seringkali memposting cuplikan kata-kata indah dari bukunya. Sudah bisa ditebak apa maksud kata tersebut, terima dan jalani saja apapun yang terjadi selayaknya daun yang membiarkan dirinya diterbangkan oleh angin.

Saya bingung bagaimana merangkai kalimat yang tepat supaya apa yang saya tulis tidak berujung curhatan (lagi). Hehe. Buku ini membahas tentang sebuah gadis kecil yang jatuh cinta pada seseorang lelaki berumur yang menjanjikan masa depan lebih baik untuknya dan keluarganya. Pembabakan pertama berisi perkenalan kehidupan gadis itu, selanjutnya bertemulah dia dengan lelaki dewasa yang ia sebut sebagai malaikat. Kemudian ceritanya berlanjut bagaimana lelaki itu memberikan banyak pengaruh bagi dia dan keluarganya. Semakin lama gadis itu menyadari bahwa perasaannya bukan sekedar kagum, bukan pula perasaan adik kakak. Sampai akhirnya dia mengerti bahwa dia telah jatuh cinta kepada lelaki bernama Kak Danar.

Menurut saya alur selanjutnya adalah bagian paling seru. Bagaimana mungkin gadis kecil berkepang 2 memiliki perasaan lebih kepada lelaki dewasa yang berbaik hati memberikan perubahan di hidupnya? Dia tak pernah tertarik dengan cowok lain di sekolahnya, justru sebaliknya dia sangat cemburu ketika melihat kak Danar dengan Pacarnya. Meskipun seharusnya dia bahagia melihat seseorang yang dia anggap kakak telah bertemu dengan wanita pilihannya. Benar saja, kak Danar memutuskan menikah dengan wanita yang bernama kak Ratna. Baik buruk itu relatif, kabar baik untuk orang lain tapi nyatanya begitu menyakitkan untuknya. Dia sibuk menata hatinya berusaha menghilangkan simpul harapan dan bersahabat dengan kenyataan. Hatinya masih bergejolak, sehingga dia memutuskan untuk tidak hadir di pernikahan mereka. Sampai berbulan-bulan ia tak menghubungi kak danar lagi begitupun sebaliknya, semakin jelas jarak diantara mereka.

Kak Ratna tiba-tiba memberikan kabar yang berbeda dari biasanya. Hubungannya dengan kak Danar memburuk, ia mencoba bicara tapi tak bisa. Ketika sudah bertanya, justru kak Danar bilang mereka baik-baik saja. Akhirnya kak Ratna memutuskan menenangkan diri ke rumah orang tuanya. Coba tebak bagaimana endingnya? Pada akhir cerita kita dibuat tegang ketika teka-teki perasaan Tania mulai terungkap. Kak danar menulis sebuah buka yang tidak pernah ada akhirnya, kamu tahu kenapa? Karena buku tersebut bercerita tentang perasaannya kepada Tania. Sekian lama Tania bungkam soal perasaannya, ternyata Kak Danar diam-diam juga memiliki perasaan yang sama kepada gadis kecil berkepang 2 yang kini tumbuh menjadi gadis cantik  dan membanggakan. Meskipun mereka tetap tak bisa bersama tapi setidaknya mereka sudah saling tahu rasa yang selama ini mereka bungkus dalam hubungan kakak adik.

Bagi saya buku ini sangat menarik, tetapi lebih karena ada satu hal yang sangat saya jadikan pelajaran. Itulah mengapa saya takut terlalu banyak curhat menulisnya, tapi sepetinya tidak kan ya? ;).

Share:

0 comments:

Post a Comment