Terkadang masa lalu kelewat menyakitkan, sehingga kita ingin cepat melupakan. Sibuk mencari pelampiasan untuk mengalihkan perhatian. Tapi sayangnya, sebagain lupa mengambil hikmah dari suatu pembelajaran. Sebaliknya, justru kebencian yang mungkin menjelma menjadi penguasa pikiran. Sesungguhnya kita akan rugi, jika esok hari tidak lebih baik dari kemarin. Itulah mengapa kita perlu berinstropeksi sehingga bisa belajar dari kehidupan.
Melalui tulisan ini saya ingin berbicara dengan seseorang, terlepas dari dia membaca atau tidak, yang jelas tidak ada maksud apa-apa selain atas dasar kepedulian. Aku telah melewatkan banyak hal darimu, lama kita tidak saling berbagi beban pikiran. Semuanya berjalan sangat cepat, hingga ada satu masa dimana aku tersentak sebab kamu telah sangat jauh mengambil keputusan. Tidak salah, sama sekali tidak. Justru itu keputusan yang sangat bagus untuk kehidupanmu dimasa depan. Memang sudah sepantasnya itu kamu lakukan, bukannya banyak mikir seolah-olah waktu tidak berjalan.
Kemarilah, kita duduk bersama, saling bercerita beriring lagu sendu yang mengalun. Teman, bagaimana kabarmu? Apakah masih terjebak dalam kenangan masa lalu atau kamu justru sedang terpenjara angan? Ya memang susah menyangkut perasaan, akupun kadang tak bisa mengendalikan. Jikapun memaksa mengendalikan, pasti ada perasaan atau pikiran yang terkorbankan.
Aku tak menyalahkan atas keputusan yang kamu ambil, bagiku itu kebebasan pilihan. Namun kawan, sepertinya kamu terburu-buru hingga kenyataan tak sesuai harapan. Ingin aku mengajakmu untuk sejenak menyeduh kopi, demi sebuah ketenangan. Begitupun kopi akan mengajarkanmu bahwa ada kenikmatan dari setiap pahitnya seduhan. Kamu seharusnya belajar dari kenikmatan kopi, tentang bagaimana pahitnya kehidupan bisa menjadi kenikmatan. Semoga kamu segera belajar sehingga bisa merasakan esensi nikmatnya kehidupan. Belajarlah dari kegagalan, supaya kamu jadi tahu jalan menuju keberhasilan.
Ku pikir kamu sudah cukup dewasa untuk memaknai sebuah kegagalan. Sehingga kamu punya cukup bekal perjalanan yang membawamu menuju kebahagiaan. Tapi sepertinya aku salah, karema kamu tidak benar-benar belajar dari kesalahan. Pada akhirnya, kamu hanya merasakan pahit tanpa kenikmatan. Apalagi ini bukan sekedar minum kopi yang pahitnya hanya dirasakan sang tuan. Namun ini menyangkut perasaan, yang kemudian harus dikorbankan karena kamu tidak belajar dari sakitnya pengabaian. Semoga kamu segera mengerti makna sebuah pembelajaran.
Gd luck. :)
Melalui tulisan ini saya ingin berbicara dengan seseorang, terlepas dari dia membaca atau tidak, yang jelas tidak ada maksud apa-apa selain atas dasar kepedulian. Aku telah melewatkan banyak hal darimu, lama kita tidak saling berbagi beban pikiran. Semuanya berjalan sangat cepat, hingga ada satu masa dimana aku tersentak sebab kamu telah sangat jauh mengambil keputusan. Tidak salah, sama sekali tidak. Justru itu keputusan yang sangat bagus untuk kehidupanmu dimasa depan. Memang sudah sepantasnya itu kamu lakukan, bukannya banyak mikir seolah-olah waktu tidak berjalan.
Kemarilah, kita duduk bersama, saling bercerita beriring lagu sendu yang mengalun. Teman, bagaimana kabarmu? Apakah masih terjebak dalam kenangan masa lalu atau kamu justru sedang terpenjara angan? Ya memang susah menyangkut perasaan, akupun kadang tak bisa mengendalikan. Jikapun memaksa mengendalikan, pasti ada perasaan atau pikiran yang terkorbankan.
Aku tak menyalahkan atas keputusan yang kamu ambil, bagiku itu kebebasan pilihan. Namun kawan, sepertinya kamu terburu-buru hingga kenyataan tak sesuai harapan. Ingin aku mengajakmu untuk sejenak menyeduh kopi, demi sebuah ketenangan. Begitupun kopi akan mengajarkanmu bahwa ada kenikmatan dari setiap pahitnya seduhan. Kamu seharusnya belajar dari kenikmatan kopi, tentang bagaimana pahitnya kehidupan bisa menjadi kenikmatan. Semoga kamu segera belajar sehingga bisa merasakan esensi nikmatnya kehidupan. Belajarlah dari kegagalan, supaya kamu jadi tahu jalan menuju keberhasilan.
Ku pikir kamu sudah cukup dewasa untuk memaknai sebuah kegagalan. Sehingga kamu punya cukup bekal perjalanan yang membawamu menuju kebahagiaan. Tapi sepertinya aku salah, karema kamu tidak benar-benar belajar dari kesalahan. Pada akhirnya, kamu hanya merasakan pahit tanpa kenikmatan. Apalagi ini bukan sekedar minum kopi yang pahitnya hanya dirasakan sang tuan. Namun ini menyangkut perasaan, yang kemudian harus dikorbankan karena kamu tidak belajar dari sakitnya pengabaian. Semoga kamu segera mengerti makna sebuah pembelajaran.
Gd luck. :)
0 comments:
Post a Comment