Sekian lama aku tidak menulis, lebih tepatnya tidak mempublish. Sebab aku tetap menulis tapi hanya berakhir pada jejeran draft yang berbaris. Kadang lebih mudah bagiku untuk mengungkapkan semuanya lewat tulisan, bukan dengan lisan. Aku terlalu lemah untuk beradu tatapan, akupun terlalu rapuh untuk menerima sebuah gertakan. Aku suka ketenangan, hidup berdamai dengan siapapun meskipun kadang harus korban perasaan. Itulah mengapa bagiku menulis jauh lebih aman daripada berbicara lisan.
Ada sesuatu yang ingin aku tulis malam ini, entah menarik atau tidak tapi yang jelas ini sedikit mengusik nurani. Tentang isi hati seorang wanita yang bahkan aku tak mengenalnya. Lalu kenapa aku menulisnya? Tadi tiba-tiba jemariku mengarah ke halaman pribadinya, sepertinya dia tipe orang yang sama denganku, yaitu lebih mudah mengungkapkan sesuatu dengan tulisan. Tidak banyak yang ku baca dari sana, hanya berapa posting tentang kegundahan hatinya. Dari rangkaian kata tersebut, aku membaca suatu diksi atau mungkin lebih tepatnya kata ganti yang membuatku berspekulasi. Tentang seorang lelaki yang sepertinya ku ketahui. Dari setiap kalimatnya, aku seperti mengerti betapa sedang risaunya dia. Sekali lagi aku tidak kenal, bahkan aku hanya mengenalnya lewat tulisan. Tapi ada hal lain yang membuatku bersimpati, yaitu kegundahan hati. Nuraniku sebagai sesama wanita sedikit terusik, ketika mengetahui ada wanita yang sedang risaunya memikirkan lelaki yang dulu sempat dipuja-puji.
Sebelum kau merasakan semua ini, sepertinya aku lebih dulu pernah memperjuangakan apa yang kini kamu perjuangkan. Lelaki itu? Bukan, tapi kebahagiaan. Aku tak bisa berkata banyak untukmu, bagaimanapun nampaknya kondisimu jauh lebih susah dariku.
Mungkin terlalu cepat bagiku untuk menyimpulkan, akupun tidak berhak menghamiki atas apa yang terjadi pada kalian. Namun yang jelas aku kecewa, ya kecewa dengan lelaki yang kini sedang menjadi beban hatimu kawan. Ternyata dia tidak belajar dari apa yang pernah terjadi, hingga lagi-lagi harus ada hati yang tersakiti. Bangkitlah, kumpulkan kembali kepingan hati yang terlanjur tersakiti. Aku percaya kualitasmu, majulah Tuhan bersamamu. 😊
0 comments:
Post a Comment