Sunday, 7 September 2014

Belajar memaafkan atas sebuah tuduhan

Kemarin bagi saya aneh sekali , tiba-tiba saya harus menghadapi masalah yang sama sekali tidak saya sangka. Ini sungguh menyakitkan karena saya harus menerima tuduhan yang tidak pernah saya lakukan. Awalnya semua biasa saja tapi mendadak ada satu kejadian yang dihubungkan dengan kesalahan saya beberapa hari yang lalu. Padahal saya yakin itu benar-benar tidak ada hubungannya bahkan saya tidak tahu apa-apa. Saya memang dalam posisi benar, jadi insyaallah semua akan baik-baik saja. Bagi saya ini masalah cukup serius, jadi saya memilih diam bahkan teman satu kamar sayapun tidak tahu serumit apa masalah ini. Sandaran saya cuma Allah SWT, tidak ada yang bisa menolong saya kecuali Yang Maha Mengetahui.

Sebenarnya ini hanya salah paham tapi bagaimanapun akan sangat menyakitkan jika anda dituduh melakukan apa yang sama sekali  tidak anda ketahui. Saya benar-benar tak sanggup memikirkan hal lain , rasanya saya jadi hampa dan mendadak demam tinggi. Mulut saya tidak berhenti istigfar dan hati saya hanya berharap pada Allah SWT. Saya yakin Allah benar - benar menolong saya , tiada henti doa dan tangis yang hanya kepadaNya. Bismillah dan alhamdulillah kini keadaan mulai membaik. Setelah saya jelaskan dengan sangat gamblang dan tidak adanya bukti atas tuduhan mereka maka alhamdulillah keadaan membaik.

Saat situasi kemarin, saya belajar dari Ayah saya bagaiman beliau pernah dengan sangat bijak menyelesaikan konflik salah paham. Kita benar jadi jangan takut untuk menjelaskan, Insyaallah kebenaran akan selalu menang. Begitupun yang saya lakukan , saya tanpa ragu mendatangi orang - orang itu lalu dengan tegas saya bisa menjelaskan setiap pertanyaan. Hingga akhirnya Allah memang menunjukkan kuasaNya, Subhanallah walhamdulillah Walaailaahaillah Huallah Huakbar. Insyaallah masalahnya selesai dan saya sangat berharap tidak ada salah paham lagi.

Alhamdulillah puji syukur saya curahkan pada Allah SWT, terimakasih banyak kepada senior saya yang sangat responsif dan sebijak itu menguatkan hati saya , dia sebagai orang pertama dan satu-satunya yang langsung tahu ceritanya semalam. Sebelum akhirnya saya rasa teman sekamar saya perlu tahu cerita yang sesungguhnya. Terimakasih juga untuk Ayah , mama , mas , adik dan semuanya yang secara tidak langsung banyak memberikan pelajaran kehidupan. Saya telah memaafkan semuanya, saya coba menerapkan kata-kata Mr. Niko :"belajarlah seperti air yang tidak akan membekas mesti dihujam pedang."

Share:

0 comments:

Post a Comment