Saturday 31 January 2015

BATU'S TOURISM (MINI TOURING)

Batu City Tourism Map by nanunkcoro
Batu tourism maps
(source: http://nanunkcoro.deviantart.com/art/Batu-City-Tourism-Map-174125044)

Kota Batu (Malang Raya) Jawa timur merupakan salah satu kota wisata yang cukup terkenal. Baik potensi alamnya maupun wisata buatanya telah terkelola dengan baik sehingga menjadikan Batu sebagai tujuan wisata yang banyak diminati. Wisata itu diantaranya JATIM PARK, BATU SECRET ZOO, BNS, SELECTA, PARALAYANG, DLL. Jika anda lebih suka menikmati keindahan alam, mungkin wisata petik apel, songgoriti dan cangar bisa menjadi alternatif pilihan liburan anda. Pemerintah Kota Batupun turut mempersembahkan wisata hiburan rakyat yang didesain cukup menarik, yaitu alun-alun kota Batu. Anda bisa duduk santai ditemani gemiricik air mancur ditengahnya atau mungkin menikmati pemandangan Malang Raya dari giant wheel setinggi 35 meter. Sedikit perkenalan tentang kota Batu ini akan menjadi awal cerita saya tentang perjalanan kemarin. Sebenarnya ini bukan sesuatu yang cukup spektakuler karena saya yakin Batu sudah cukup familiar bagi kita. Tapi ini merupakan perjalanan pertama saya ke Batu naik motor apalagi cuma berdua, bangga serasa lady bikers.  Awalnya mungkin sedikit canggung juga melihat medan Kediri-Malang seperti itu, biasanya kita tinggal duduk tahu-tahu sudah sampai tujuan.

IMA dan LIA

Estimasi perjalanan Kediri-Batu sekitar 3 jam, demi kelancaran perjalan saya berangkat jam 6 dengan persiapan google maps, bensin full, masker dan apapun safety reading hahaha. Perjalanan lancar jaya dari pare sampai Batu, meskipun sangat kabut tapi alhamdulillah matahari cukup bersahabat. Google maps tersimpan rapi dalam tas karena ternyata partner saya bisa diandalkan sampai pada destinasi. Awalnya saya langsung menuju museum angkut sebagai tujuan utama, tapi karena kepagian akhirnya kita hanya lewar dan memutuskan istirahat dulu di alun-alun Batu, sampai sana rasanya agak kaget juga pas tahu masih jam 8. Meskipun medan pegunungan ya seperti itu tapi jalanannya bagus, dalam artian aspal bagus, rambu-rambu bagus, plang jalan juga jelas. Mungkin kita agak bingung aja pas dipertigaan paralayang, biasanya kalau naik bis kita ambil yang arah kanan jika mengikuti plang jalan tulisannya arah air terjun coban rondo (jalan kelok-kelok lewat payung). Saya awalnya ngotot ambil kanan, tapi temen ngotot lurus. Pas saya lihat banyak motor plat AG juga yang ambil lurus, ya sudah saya ambil lurus. Agak shock juga pas tahu turunannya tajam banget dan panjang, tapi kita lebih shock lagi pas tahu ini ternyata jalan tembus ke Batu yang dekat sekali. Jadi kita memotong jalur tanpa melewati hutan pujon, langsung turunan dan setelah itu melewati permukiman langsung sampau di pusat kota Batu.

Teh tarik dan nasi pecel depan alun-alun Batu

Sampai di alun-alun batu lady bikernya kelaparan, jadi kita parkir langsung ke minimarket beli susu sama biskuit. Setelah tangan dan kaki mulai normal kita beli makan depan alun-alun sampai jam 9 lebih. Ini perjalanan benar-benar santai sesantai-santainya melakukan apapun yang ingin kita lakukan tanpa harus takut namamu dipanggil di pusat informasi karena ditunggu rombongan. Oke puas makan dan duduk-duduk kita pengen coba-coba naik delman keliling Batu. Delman-delmannya mangkal disebelah selatan alun-alun deket parkiran motor. Awalnya bapaknya minta 50ribu, itumah kemahalan kayak kereta Kediri-Jakarta aja. Akhirnya kita sepakat harga 30ribu paling muter tengah kota sekitar 2 Km. Cukup seru pas dijalan kita naik delman ditengah-tengah kendaraan bermotor. Abangnya juga sedikit ngasih tahu ini tempat apa. 

 Setelah naik delman saya masih mau main-main lagi. Akhirnya kita naik giant wheel, ternyata murah cuma Rp. 3.000 saja perorang/putaran. Pada hari itu sepi banget, pas saya naik saja itu benar-benar hanya kabin kita yang ada isinya tapi pas kita di tengah-tengah ada orang lagi naik. Disini ukurannya besar, besi-besi penopangnyapun juga besar jadi insyaAllah aman. Anda bisa melihat pemandangan kota Batu dan sekitarnya dari giant wheel yang tingginya sekitar 35m ini. Oh ya, disini ada merpati juga walaupun tidak sebanyak di Alun-alun Tulung agung. Iseng-iseng aja saya kasih biscuit, dimakan sama mereka. Seru aja jadi dikerubungin merpati, tapi sayangnya pas mau foto mereka pada kabur. Gara-gara orang sebelah ikutan ngasih makan pakai kerupuk. haha.
Giant wheel alun-alun batu



iseng kasih makan merpati pakai biscuit :D LOL
Setelah naik giant wheel kita memutuskan untuk ke selecta sambil nunggu museum angkut buka. Nampaknya stake holder kota Batu sangat bersinergi menjadikan ini sebagai kota wisata. Ditunjang dengan geografis kota ini yang tidak terlalu besar jadi mudah sekali untuk menjangkau satu wisata ke wisata lain. Cukup berbekal arahan tukang parkir (perempatan BCA ke kanan 6KM)  kita sudah sampai di selecta. Retribusi tiket masuk sebesar Rp. 20.000 per orang dan Rp. 5000 untuk parkir motor. Wisata ini didesain dengan memanfaatkan kontur alamnya, kita disuguhi dengan taman bunga yang indah dan pepohonan yang ditata rapi di lereng miring yang dilengkapi air mancur kecil. Bukan hanya itu, disini juga ada kolam renang anak dilengakapi permainannya, kolam dewasa dan juga permainan air lainnya. Selain itu kita juga bisa bermain flying fox dengan membayar Rp 20.000. Jikapun tidak main fly fox ataupun berenang anda susah cukup lelah berkeliling-keliling selecta.


Taman Bunga Selecta



Wahana permainan air selecta


Selepas dari selecta tepatnya setelah sholat dhuhur kita langsung meluncur ke museum angkut. Kita sengaja memburu waktu supaya nanti balik ke Kediri tidak keburu hujan lebat. Kita sampai museum angkut sudah lumayan ramai. Saya parkir motor dibelakang, lalu masuk lewat pasar apung, barulah pintu masuk museum angkut. Pasar apung ini konsepnya cukup menarik, meskipun kecil tapi makanan yang dijual cukup beragam. Saya tidak terlalu memperhatikan detail masing-masing kios, lagi-lagi karena waktu. Sebenarnya banyak yang bisa di eksplore disini, seperti kuliner, oleh-oleh, dan juga ada museum topeng. Kita bebas masuk kawasan ini, karena loket musium angkutnya masih di depan. Saya sempet mikir, kalau lagi gembel main kesini cuma main-main ke pasar apung berarti kita cuma butuh bayar parkir aja Rp. 2.000. haha.
Pasar apung dari depan (depan loket)


Pasar apung dari atas

Cerita musium angkut akan menyusul di posting selanjutnya yaa :)
Share:

0 comments:

Post a Comment