Friday, 22 April 2016

Malioboro "berhias"

source: http://simcardjepang.com/apa-uniknya-jogjakarta/

Malioboro. Sebuah nama jalan di Jogja yang begitu terkenal, bahkan mungkin orang yang belum pernah ke Jogjapun juga tahu jalan ini. Jalan yang katanya surga belanja dan surga kuliner, memang lokaisnya sendiri juga strategis sih. Kayak jalan dari stasiun bisa, mau ke tugu paling 1km aja, bringharjo juga disitu, nol kilometer juga. Sehingga gak heran memang kalau akhirnya kawasan maliboro menjadi ring pusat pariwisata Jogja. Teman-teman kalau mau cari penginapan itu banyak banget di sekitar situ, dari mulai yang murah seperti munajat backpacker  sampai yang sekelas inna garuda juga ada. Dengan demikian, gak heran kalau jalan maliobro ini padatnya luar biasa. Apalagi kalau malam minggu, saya juga bingung gitu sebenarnya mereka ngapain kayak mau jalan aja susah.

Pertanggal 4 April maret kemarin malioboro mulai "berhias", Sri Sultan melakukan penataan parkir sisi timur malioboro. Jadi kalau teman-teman jalan dari utara ke selatan (dari stasiun tugu ke beringharjo/nol km) itu kan terbagi ruas, jalan paling kanan/barat untuk mangkal andong dan becak, tengah buat kendaraan umum, lalu sisi timur/kiri buat parkir. Dulu suka susah gak sih kalau mau jalan, kalau jalan di trotoar barat takut tau-tau diserudug andong dari belakang. haha. Tapi kalau mau jalan di timur kayak banyak motor parkir. Nah sekarang parkir motor itu sudah gak ada, parkir motor malioboro direlokasi ke parkir abu bakar ali. Rencana jangka panjangnya maliobro akan seperti gambar dibawah ini.


Souce the last 3 images: https://www.brilio.net/
Kalau mau tahu lebih lengkap teman-teman bisa cari beritanya sendiri ya, itu sudah banyak banget di media online. Well, kalau saya pribadi sih sangat antusias dengan penataan ini. Sebagai turis luar daerah yang datang tanpa kendaraan ya ini bagus banget. Malioboro menjadi semakin nyaman untuk pejalan kaki, lebih rapi jug gak ada riuh parkir motor sana-sini. Saya sengaja jalan dari stasiun ke malioboro juga karena pengen tahu gimana penataannya yang baru. Pada saat itu saya kesaa tanggal 9, jadi baru selang 5 hari dari relokasi. Kondisinya ya sudah bersih, sisi timur itu diberi pagar-pagar pembatas kemudian juga dijaga banyak personil keamanan. Kursi taman juga sudah ada, tapi memang baru sedikit.

Saya senang aja, jalan di trotoar yang lebar, kemudian saya sangat menikmati suasananya. Gak sepi tapi juga gak padet, jadi ya rame aja. Banyak orang lalu lalang seperti biasa, ini pikiran saya kayaknya udah mulai penuh ya senenglah ya sampai ke Jogja lagi. Saya duduk di bangku taman disitu, dekat petugas keamanan dan mbak2 yang lagi sesi curhat. Ya saya waspada ada jangan sampai menerima cat calling, apalagi selebihnya. Kalau disitu kan aman, secara saya duduk samping 3 petugas keamanan, kayak orang berani ngapain gitu. Saya senang aja, duduk disitu sambil mengamati anak muda yang selfi sana-sini, pejalan kaki, musisi jalanan, riuhnya pertokoan dan jalan sekitar. Cuma satu yang bikin kurang lengkap, jalannya sendirian. hahahaha. 
  
Saya menyadari bahwa kebijakan tak mungkin menyenangkan semua pihak. Saya sebagai turis yang datang tanpa kendaraan sangat mendukung kebijakan ini. Tapi mungkin lain cerita dengan teman-teman yang datang bawa kendaraan, pegawai toko disana, dan terutama juru parkir disana. Relokasi parkirnyapun itu gak dekat sebenarnya, tapi pemerintah juga sudah berusaha mengakomodir kebutuhan masyarakat dengan menyediakan bus gratis dari parkiran abu bakar ali ke malioboro. 

Share:

0 comments:

Post a Comment