Monday, 17 July 2017

Rangkaian kata untuk kawan lama

Tulisan ini aku tulis untuk kamu, seorang teman yang jauh disana, sebagai hadiah untuk merayakan pertemuan pertemanan kita.
Bagaimana kabarmu? semoga Allah selalu menjagamu, seperti menjagaku dalam keadaan sebaik-baiknya.

Kamu masih ingat, bagaimana awal "pertemuan kita"? rasanya begitu sederhana, seperti tiba-tiba dan mengalir begitu saja. Jauh sebelum ini mungkin kita pernah berjumpa, bahkan bertatap muka. Hanya saja semua serba sekadarnya, tidak ada sapa bahkan senyum diantara kita. Hingga akhirnya kita "dipertemukan" sebagai kawan lama. Jangankan untuk bercerita, mau mengetik saja rasanya masih ada canggung kita berdua. Tapi tak terasa, kamu sudah mendengarkan banyak ceritaku dan begitupun sebaliknya. Perlahan, aku mengenalmu lewat setiap kata yang ku baca, tidak ada tatap mata, pun ekspresi muka yang penuh makna. Kita hanya bisa memberi makna sendiri pada setiap cerita yang tertulis di sosial media. 

Awal perjalanan kita sepertinya penuh cerita, dari yang awalnya "rahasia" akhirnya mengaku juga :). Jika dan hanya jika, Tuhan mempertemukan kita hanya untuk acara itu, jelas semua sudah selesai sedari lama. Semua selesai begitu saja, saat apa yang dulu ku minta padamu sudah ku terima. Beruntungnya, kita bukan orang yang muncul ketika ada perlunya saja. Jikapun ini masih terlalu cepat untuk menyimpulkan, anggap saja itu sebagai doa. Aku tidak pernah bisa memaksamu untuk bertahan sekuat apapun aku meminta. Pada akhirnya segala cerita kembali pada Yang Maha membolak balikkan hati, Maha sutradara. Namun, jika aku boleh meminta, harapanku persahabatan kita tidak pernah tergadai oleh apapun selamanya. 

Salah satu hal terindah dalam hidup yang selalu ku syukuri adalah dipertemukan dengan orang-orang sepertimu. Seseorang yang bisa bercerita, bercanda, beragurmen bahkan bisa menegurku seketika itu tanpa ragu. Sebab aku menyadari di budaya kita agak susah melakukan itu, tapi aku menemukan itu di kamu. Kalaupun aku belum bisa menjawab beberapa pertanyaanmu, itu bukan karena aku tak mau. Ini hanya soal waktu, sebab tidak semua orang bisa dengan mudah berbagi cerita dengan orang baru. Terlebih untuk orang-orang sepertiku, begitu terbuka dengan pertemanan baru tapi tidak untuk lebih dari itu. Kalau sudah begitu, semua serba pakai rasa bukan lagi soal mau atau tidak mau. Aku ingin menjelaskan itu padamu, hanya saja aku ragu. Mungkin jika nanti kamu punya sedikit waktu, bisa membaca tulisanku sebelum ini yang berjudul "doakan yang terbaik saja dulu". Jauh sebelum kamu beberapa orang pernah menanyakan hal yang sama dan itulah yang selalu menjadi jawabku. :)

Aku tidak bisa menjanjikan apapun pada siapapun, tapi yang jelas aku selalu berusaha melakukan yang terbaik yang ku bisa. Segalanya hanya untuk menjaga agar apa yang sudah ada tidak menjadi sia-sia. Jika suatu hal terjadi, kamu boleh saja memilih berlari kalau memang semua ini tidak ada artinya. Mungkin banyak orang yang kita jumpa, tapi tidak semua benar-benar ada. Beberapa datang dan pergi bergitu saja, sebagian lagi bertahan namun sekadarnya. Tapi diantara mereka akan ada seseorang yang berbeda, dimana menurutnya kamu perlu dijaga. Mencari 1 sahabat lebih susah daripada mencari 1000 musuh, katanya. Kalau begitu, lalu alasan apa yang bisa membuat kita memilih untuk tidak menjaganya juga?

Mari mempertahankan apa yang perlu dipertahankan dan melupakan yang perlu dilupakan. Kalau ada masalah mari kita selesaikan bersama, tapi semoga kita selalu baik-baik saja :). Aku gak kemana-mana, masih disini menjadi orang yang selalu antusias mendengarkanmu bercerita selayaknya teman lama yang bertahun-tahun tak jumpa.



Share:

0 comments:

Post a Comment