Wednesday, 30 August 2017

Pendaftaran santri baru Gontor (Pengalaman pribadi) - Part 3

Alhamdulillah tulisan ini sudah masuk part 3, entah akan selesai di part berapa. Gontor terlalu menarik untuk tidak di ceritakan. :)
Bagi yang belum membaca part sebelumnya, mungkin berkenan untuk membaca melalui link sebagai berikut :

PART 1 - Kelengkapan, Waktu dan Biaya Pendaftaran
PART 2 - Proses Pendaftaran

Di part ini saya akan menulis tentang ujian masuk Gontor, yakni seputar ujian lisan dan ujian tulis. Namun sebelumnya perlu saya informasikan bahwa saya bukan santri/alumni gontor, jadi tidak pernah mengikuti ujian masuk Gontor. Sehingga apa yang saya tulisakan disini merupakan hasil rangkuman dari apa yang saya lihat (semasa mendaftarkan), saya dengar (dari adik, alumni dan orang disana) dan saya baca dari web tentunya. :)




  • UJIAN LISAN MASUK GONTOR
 Ujian lisan dilaksanakan satu rangkaian dengan proses pendaftaran yang sudah saya ceritakan di bagian sebelumnya. Disini, setiap calon pelajar akan berhadapan (face to face) dengan penguji, yang merupakan seorang Ustadz senior. Ujian lisan biasanya fleksibel, dalam artian pertanyaan untuk masing-masing orang berbeda. Namun pastinya tetap dalam satu koridor yang sama, yakni seputar ibadah qauliyah (seperti membaca Al-Quran) dan ibadah amaliyah (Seperti praktik sholat).

InsyaAllah anak lancar di ujian lisan jika memang dalam kesehariannya dia selalu melaksanakan shalat dan rutin membaca Al-Quran. Syukur-syukur jika sudah paham tajwid dengan benar, itu lebih bagus lagi. Sebaiknya memang memperlajari tajwid, menghafal doa sehari-hari dan menghafal surat-surat pendek untuk mendukung dua hal utama yang diujikan. Meskipun tidak tahu dengan pasti komponen-komponen apa yang menjadi penilaian, tapi tidak ada salahnya mempersiapkan hal itu sejak dini. Sebab tentu akan lebih bagus jika hal itu memang sudah menjadi kebiasaan, bukan dihafal tiba-tiba ketika mau masuk Gontor.

Selain kedua materi tersebut, calon pelajar juga ditanya beberapa hal layaknya sebuah psikotes namun sederhana. Seperti tentang latar belakang dan motivasi masuk gontor. Kayak sepertinya sebagian besar calon pelajar ditanya, "kenapa ingin masuk Gontor?". Pertanyaan itu sebenarnya tidak asing, ada di map hijau yang berisi formulir pendaftaran dan bahkan terpampang besar di dinding salah satu gedung di Gontor Pusat, Ponorogo. Jadi sebaiknya direnungkan kembali, apa sebenarnya niat nyantri di Gontor. Lillah atau di suruh orang tua? hehe. Terakhir jangan lupa untuk selalu memperhatikan adab ketika berhadapan dengan penguji, bahkan mulai dari masuk ruangan.




  • UJIAN TULIS MASUK GONTOR
Ujian tulis materinya meliputi imla' (dikte bahasa arab), Bahasa Indonesia, berhitung soal dan angka. Tidak ada berbedaan materi ujian yang diujikan kepada calon pelajar lulusan SD, dengan calon pelajar dari SMP yang nantinya akan masuk kelas intensif. Tapi kalau dari cerita adik saya (Lulusan SMP) dan rekannya (Lukusan SD), sepertinya hal itu tidak terlalu menjadi masalah untuk pelajaran umumnya.

Masing-masing kelompok soal jumlahnya dibawah 10 nomor dengan waktu 60 menit. Kalau kata mereka soalnya itu materi mendasar. Bahasa Indonesia misalnya susunan kata, jenis kalimat, sinonim antonim, peribahasa, dan singkatan. Kalau berhitung angka ya intinya penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian dan beberapa satuan hitung. Sedangkan berhitung soal adalah soal cerita sederhana, setara dengan pelajaran kelas 6 SD. Sementara, untuk imla' saya gak mengerti sama sekali gambaran soal dan teknisnya bagaimana. Kapan-kapan kalau ingat coba saya tanya ke adik saya ya, nanti saya update lagi. InsyaAllah. :)





Ada beberapa saran dan tips dari saya, terutama untuk teman-teman yang awam sekali dengan Gontor seperti saya dan keluarga.
  • Sebelum mempersiapkan diri belajar materi ujian masuk Gontor, sebaiknya kuatkan niat dan tekad, ya orang tuanya ya anaknya. Banyak-banyak cari informasi mengenai Gontor misal tentang kehidupan pesantrennya, sistem pendidikannya, dll. Tidak sedikit yang sudah berhasil diterima namun harus mengundurkan diri karena kaget, tidak kuat, tidak sesuai bayangan, dll.
  • Coba cari link info alumni Gontor di kota anda tinggal, beberapa (tidak semua) konsulat mengadakan bimbingan persiapan masuk Gontor. Jika konsulat tidak mengadakan, mungkin bisa juga minta bantuan personal ke seorang alumni. Syukur-syukur kalau tetangganya, kakaknya, papanya, mamanya atau siapapun sudah ada yang pernah nyantri di Gontor. hehe :) 
  • Tidak ada salahnya survey dulu ke Gontor. Kalau kemarin saya dan Adik survey ke Gontor Putri 1 di Ngawi sekalian cari informasi. Tapi jauh sebelum ini, pernah ke Gontor pusat di Ponorogo meskipun gak turun dari mobil karena cuma pengen tau Gontor. 
  • Beli buku panduan. Kemarin saya sempat lihat online, ada di tokopedia kalau gak salah. Namun saya baru lihat aja, belum jadi beli. 
  • Persiapkan apapun sebaik mungkin, saingan kamu ribuan. Namun harus selalu optimis juga, terlebih bagi yang dari sekolah umum, banyak kok dan bisa juga buktinya. Kemarin waktu sambutan Kyai Hasan mengatakan, "Gontor tidak bisa menerima anak yang belum bisa membaca dan menulis arab sama sekali. Kalau dipaksakan seperti memberikan kacang pada bayi". Jadi yang dari sekolah umum perbanyak latihan imla' ya. Kapan-kapan coba saya tanya ke yang lebih paham gimana caranya belajar imla' secara otodidak ya, semoga ingat :) 
  • Pengumuman ruang ujian tulis itu ditempel sehari sebelumnya, jadi sempatkan untuk survey lokasi ruangnnya dulu. Supaya gak nyasar besok paginya pas mau ujian, apalagi pas ujian bagian wilayah pondok steril dari calon wali santri. Maksudnya wali santri hanya bisa mengantar sampai gerbang aja.
Setelah ujian selesai, maka beberapa hari selanjutnya adalah menunggu pengumuman. Pengumuman di Gontor itu unik, bukan ditempel namun dibacakan satu persatu nomor ujiannya. Kira-kira kebayang gak gimana tegangnya nyimak pengumuman?. Cerita lengkapnya akan ada di part selanjutnya :)


......................................................................................................Berlanjut ke PART 4









Share:

Monday, 28 August 2017

Jogja: Jendela Indonesia


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Jogja, ibarat sebuah jendela bagi rumah yang bernama Indonesia. Layaknya sebuah jendela, memang tidak bisa memperlihatkan semua yang di dalamnya. Namun, dari yang terlihat melalui jendela sudah bisa mencerminkan bagaimana keseluruhan isinya. Tidak perlu masuk ke setiap ruangan yang ada, cukup tengok saja dari balik jendela maka kita sudah bisa menyimpulkan walau mungkin hanya satu kata. Jika indonesia terlalu luas, coba singgah dulu ke Jogja. Setiap sudut kota ini bisa menjadi cerminan panorama Indonesia yang sesungguhnya. Itulah mengapa, melihat Jogja ibarat menilik Indonesia dari jendela, sehingga tidak berlebihan ungkapan "menjadi Jogja menjadi Indonesia".

Bhineka Tunggal Ika, itulah semboyan bangsa Indonesia, yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Begitupun Jogja, perbedaan itu begitu terasa disana. Dinobatkannya bandara adi sucipto menjadi salah satu bandara tersibuk di Indonesia, menjadi bukti bahwa Jogja sangat terbuka untuk pendatang. Hilir mudik orang dengan latar belakang berbeda-beda tiada henti setiap harinya. Tapi Jogja tetaplah Jogja, tidak serta merta hilang jati dirinya tergerus budaya turis manca negara ataupun mahasiswa yang terus memadatinya. Namun sebaliknya, semua perbedaan itu justru menyatu dalam harmoni dengan semboyan yang diamini bersama, "Jogja Istimewa".

Ketika sedang berjalan menikmati suguhan budaya dan wisata Jogja, mungkin Malioboro ataupun wisata lainnya, coba sesekali perhatikan betapa berwarnanya pengunjung disana. Dari bahasa, karakter, warna kulit bahkan busananya, rasanya semua sewarna-warni batik di pasar beringharjo. Hal itu menunjukkan bahwa Jogja begitu terbuka untuk semua golongan. Kalau contoh itu terlalu sederhana, cobalah beranjak dari kota dan pergi ke Gunung Kidul, hidden paradise of Java. Sembari menikmati panorama pantai yang begitu memanjakan mata, kita bisa melihat nilai toleransi yang luar biasa di pantai ngobaran. Adanya pura yang bersanding dengan sebuah mushola, menjadi bukti nyata bahwa toleransi sudah membudaya di Jogja sejak dulu dan terus terjaga.

Budaya jawa begitu terasa di Jogja. Tidak hanya tercermin pada papan nama jalan yang menggunakan aksara jawa. Lebih dari itu, karakter ramah, sopan dan santun telah melekat dengan karakter orang-orang Jogja. Menjadi sebuah nilai yang agung ketika karakter itu terus bertahan, sekalipun gemerlap pembangunan industri pariwisata modern terus berjalan. Sesekali belajarlah menyatu dengan warga lokal, di pasar tradisional misalnya. Sehingga oleh-oleh kita bukan hanya bakpia, namun juga membawa pulang nilai-nilai yang njogjani

Bagiku, begitu menenangkan melihat senyum sumringah dibalik kehidupan yang nampak begitu sederhana. Guyub dan rukun, itulah kesan yang akan kita dapati melihat bagaimana mereka berinteraksi dan bertegur sapa. Bagaimana mungkin orang tidak betah, bahkan Jogja terlampau nyaman untuk disebut sebagai tempat singgah. Pantas saja, banyak mahasiswa yang awalnya hanya ingin kuliah tapi justru memilih menetap, menikah dengan orang lokal lalu dengan bangga memperkenalkan dirinya sebagai orang Jogja. 

Keistimewaan Yogyakarta tidak hanya tercermin dari budayanya yang masih kental dalam segala lini, namun Jogja juga sangat istimewa jika ditilik dari sejarah bangsa. Jogja menjadi bagian penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, salah satunya dengan dipilihnya Jogja menjadi Ibu Kota. Menyusuri jalanan Jogja seperti menyibak kembali perjuangan bangsa, monumen Jogja kembali, benteng vredeburg, monumen serangan umum 1 maret dan tempat-tempat bersejarah lainnya. Bahkan siapa sangka hotel inna garuda juga menjadi bagian dalam sejarah kemerdekaan, sebab sempat dialih fungsikan menjadi komplek pemerintahan sementara. Jogja telah menjadi bagian dari sejarah, sehingga sudah sepantasnya jika jiwa nasionalisme itu juga selalu tercurah selamanya. Turun temurun menjadi indentitas orang-orang Jogja, bersanding dengan ramah dan berbudaya. 

Kini, 72 tahun sudah kemerdekaan Indonesia. Tetapi bukan berarti perjuangan selesai, sebab perpecahan tak ubahnya menjadi momok bangsa yang majemuk ini. Sehingga inilah saatnya, Jogja hadir kembali menjadi "penyelamat" bangsa, memberikan sirkulasi dan angin segar layaknya sebuah Jendela, menunjukkan eksistensi Jogja yang istimewa. Tidak perlu mengakat senjata seperti dahulu kala, namun cukup dengan menjaga dan menularkan budaya Jogja. Sebab, menjadi Jogja adalah menjadi Indonesia. 

"Sudah semestinya Keistimewaan Jogja adalah untuk Indonesia. Bahwa menjadi Jogja, adalah menjadi Indonesia" Sri Sultan HB X  

Indah sekali jika bangsa ini bisa tenang berdampingan dalam perbedaan, selayaknya pura dan mushola di pantai ngobaran. Jika keramahan, guyub, rukun, gotong royong terus menjadi karakter diri, mungkin berjalan di negeri ini akan senyaman berjalan di malioboro sembari menikmati melodi dari para musisi. Terlebih lagi jika semua itu dibarengi pula dengan jiwa nasionalisme yang tinggi, itukah kemerdekaan yang hakiki?. Aku cinta Jogja dan aku cinta Indonesia.




Share:

Thursday, 17 August 2017

Pendaftaran santri baru Gontor (Pengalaman pribadi) - Part 2

Ini merupakan lanjutan dari postingan sebelumnya tentang pendaftaran gontor (khususnya putri), bagi yang belum membaca part 1 silakan klik link berikut PENDAFTARAN GONTOR - PART 1 :)


4. Bagaimana alur pendaftarannya? 
Alur pendaftarannya sangat panjang sekali karena ada 9 pos. Dari pos 1 sampai 9 tersebut semua berpusat di sekitar gedung oren, jadi walaupun harus lari-larian tapi tetap dalam satu area. Saya agak lupa urutannya, jadi saya minta maaf  kalau beberapa kebalik-balik gak berurutan dan hanya bisa menceritakan secara garis besar yang saya ingat ya.


Map berisi formulir, dll.


  • Pos 1 - Pengarahan

Tahap pertama atau disana disebut pos 1, yang harus diikuti oleh calon pelajar dan calon wali santri adalah ikut pengarahan. Pengarahan diadakan 3 kali sehari, yakni pagi, siang dan dan habis isya, jadwal detailnya perhari biasanya ditempel di gerbang depan yang penjagaan santri. Pengarahan tidak lama, seingat saya gak sampai 1 jam. Inti dari pengarahan ini sendiri adalah mengenalkan Gontor. Di akhir pengarahan tersebut akan diberikan map yang isinya formulir, surat pernyataan dan lain-lain. Oleh sebab itu, pengarahan ini bersifat wajib karena kalau gak ikut pengarahan ya gak dapat formulir.

Saran saya, cari tempat duduk yang aksesnya mudah. Terutama untuk anaknya, karena saat akan di bagikan formulir anak akan di kumpulkan di kursi barisan depan dan orang tua harus berpindah. Semakin depan posisi anak, maka semakin duluan juga menerima formulir dan bisa langsung mengisi untuk dibawa ke pos berikutnya. Sebab sekali pengarahan itu orangnya tidak sedikit, jadi kalau gak cepat-cepat jelas antriannya ke pos-pos berikutnya akan sangat panjang sekali. Jelas habis banyak waktu untuk mengantri, padahal pos nya ada 9. Resikonya adalah proses tersebut gak bisa selesai dalam 1 hari, padahal kalau cepat proses itu bisa selesai gak sampai 2 jam.

Oh ya, kemarin saya kesana pas tanggal 10 syawal dimana itu batas absensi santri lama. Jadi paginya ada acara apa gitu, yang mengharuskan pendaftaran santri baru off dulu. Sehingga pengarahan pada hari itu hanya ada sekali yakni pada malam hari (jam 8 malam)
  • Pos 2 - Pengisian formulir
Jadi tulisan pos 2 ini sebenarnya ada di teras gedung oren, di situ tersedia meja dan kursi yang cukup banyak untuk menulis. Tapi pada faktanya orang-orang gak banyak yang nulis disitu, termasuk saya juga. Sebab kita harus memburu waktu untuk menghindari antrian tadi. 

Saran: isi formulir lebih cepat lebih baik. Kalau mau cepat, begitu anaknya sudah pegang formulir langsung suruh mundur dan langsung isi di dalam gedung oren saja gak perlu di meja. Bagian sisi belakang itu kan gak ada kursinya, jadi kemarin kita mengisi dengan lesahan disitu, itu lebih PW dan cepat daripada di meja. Sebenarnya tulisan supaya diisi oleh calon santriwati sendiri, tapi lagi-lagi karena kejar-kejaran dengan waktu jadi sebaiknya dibantu apalagi yang baru lulusan SD. Oh ya, siapkan 2 buah materai 6000 karena ada surat pernyataan yang harus bermaterai.


  • Pos 3 - Pengecekan berkas

Saya sampai pos ini paling cepat, benar-benar orang pertama. Disini sebenarnya prosesnya cepat, hanya cek kelengkapan berkas, centang-centang dan stempel. Tapi ya namanya orang ratusan jadi pasti tetap antri kalau keburu ramai. Sampai pos ini di map nya baru centang-centang aja, sedangkan untuk foto dan kamar asrama itu nanti di pos selanjutnya. Kalau nomor peserta saya lupa itu dapatnya di pos berapa. hehe.

Formulir yang sudah melewati semua pos dan siap dibawa ujian tulis

  • Pos 4 - Input berkas
Sejujurnya mulai pos ini saya lupa urutannya, yang jelas tahapannya kurang lebih begitu tapi mungkin kebalik-balik saja, maaf sekali. Jadi di post ini kita cuma perlu ngasih berkasnya ke panitia untuk di input ke komputer. Beberapa ada yang di konfirmasi ulang untuk memastikan aja mungkin.


  • Pos 5 - Bayar 
Di post ini tinggal menyerahkan uang pendaftaran sesuai dengan yang tertulis di web. Setelah membayar nanti akan diberi kiitansi yang nanti di serahkan lagi ke pos selanjutnya.


  •  Pos 6 - Pos kesehatan 
Pos kesehatan disini dilakukan oleh dokter dari BKSM. Jadi di dalam map hijau yang dari pengarahan tadi ada surat pernyataan sehat yang akan di tanda tangani oleh dokter di pos ini. Disini calon pelajar harus membayar Rp 30.000, mungkin untuk biaya beli alat karena itu sekali pakai. Tes kesehatannya seperti tes kesehatan di sekolah umum, tidak rumit dan tidak makan waktu lama. Tenang aja gak perlu dikhawatirkan selama kita hidupnya bener, gak konsumsi obat terlarang, gak macem-macem juga. hehe :)

Tapi di pos ini agak panjang prosesnya, karena ada beberapa tahap yang harus di lalui. Pertama naruh map dulu, di panggil lalu seinget saya dikasih kertas (tapi lupa kertas apa). Lalu ke pengarahan, dikasih alat dan dijelasin cara penggunaannya. Sudah sampai situ anaknya harus masuk sendiri ke ruangan, orang tua nunggu di luar. Beres dari ruangan itu, harus ke ruangan sebelahnya. Tenang aja ada petunjukknya selalu. 

  • Pos 7 - Dapat kartu capel dan asrama 
Saya benar-benar lupa sesungguhnya dapat kartu capel itu di post mana, tapi kalau asrama insyaAllah di post ini. Jangan lupa bawa foto sesuai dengan syarat pendaftaran, karena salah satunya untuk di tempel di kartu ini. :)



  • Pos 8 - Beli buku dan parabot 
Jadi bagi yang belum beli parabot, kayak kasur, gayung dan ember bisa beli disini. Begitupun untuk beberapa buku, seperti buku doa, pelajaran bahasa arab 1, tuntunan sholat, dll. Tapi gak banyak yang bisa dibeli disini, mungkin hanya yang dipakai kedua-duanya baik kelas intensif maupun reguler. Bahkan kemarin (lagi-lagi saya kurang ingat angka pastinya) untuk buku gak sampai 100rb. Kalau  parabot ya hampir sama seperti diluar, tapi lupa berapanya. Disini gak wajib, kalau misal sudah punya ya gak apa-apa gak usah beli. Karena saya gak cek daftarnya, ternyata kebeli buku yang adik saya sudah punya. Kalau parabot adik saya cuma beli gayung, karena hanya itu yang belum kebeli. Sebelum daftar kita udah beli parabot di latansa, beberapa juga beli di toko-toko depan pondok. 

  • Tes Lisan
Rangkaian terakhir dari proses pendaftaran ini adalah tes lisan. Kalau ikut pengarahan pagi mungkin tes lisan bisa hari itu juga. Saat itu karena kita ikut pengarahan malam hari, jadi keesokan harinya baru ujian lisan. Setelah beres semua proses pendaftaran, nanti akan dijadwalkan untuk ujian lisan. Mengenai waktu dan ruangannya akan ditempel di papan pengumuman depan gedung oren. Pagi setelah shubuh sudah ada pengumuman dan adik saya dapat kloter pertama yaitu pukul 07.00 WIb. 

Saran saya datang jauh sebelum jam 7, karena GP 1 ini kan luas jadi jalannya aja juga butuh waktu. Jangan lupa untuk membawa berkas karena seingat saya map yang hijau itu akhirnya diberikan disini, diserahkan kepada Ustadz yang menjadi penguji. Mengenai materi yang diujikan akan saya ceritakan di postingan selanjutnya :)


------------------------------------------------------------------- Berlanjut di PART 3 :) 
Share:

Tuesday, 15 August 2017

Pendaftaran santri baru Gontor (Pengalaman pribadi) - Part 1

Assalamualaikum wr. wb.

Apa kabar? semoga kita semua senantiasa terjaga dalam lindungan Allah. Aamiin ya robbal alamin



Dalam postingan ini, saya ingin berbagi pengalaman ketika mendaftarkan adik saya untuk nyantri di Gontor Putri (mungkin bisa ada perbedaan di Gontor Putra). Ini adalah pengalaman pertama saya dan keluarga mendaftarkan ke Gontor, Alhamdulillah. Sebelum kesana saya banyak cari info di internet dan tanya sana sini, tapi mungkin karena pengalaman pertama jadi tetap ada saja hal yang bikin surprise. :). Semoga saya bisa berbagi secara menyeluruh supaya memberi gambaran ke calon santri maupun wali calon santri Gontor. Supaya lebih sistematis mungkin akan saya bikin semacam FAQ (Pertanyaan dan jawaban).

1) Persyaratan pendaftaran Gontor apa saja? 

  1. Menyerahkan 2 lembar fotokopi STTB terakhir atau Surat Keterangan Lulus yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang.
  2. Berbadan sehat dengan Surat Keterangan dokter dari Balai Kesehatan Santri dan Masyarakat (BKSM) Pondok Modern Darussalam Gontor.
  3. Menyerahkan pasfoto berwarna dengan ukuran 4 x 6 sebanyak 4 lembar dan 3 x 4 sebanyak 2 lembar (putra); dan pasfoto berjilbab putih, berlatar belakang biru, berukuran 4 x 6 sebanyak 2 lembar dan 3 x 4 sebanyak 8 lembar (putri).
  4. Memenuhi ketentuan-ketentuan atau iuran-iuran yang telah ditetapkan pada waktu pendaftaran.
  5. Menyerahkan 1 lembar fotokopi Akta Kelahiran (putra); dan 3 lembar fotokopi Akta Kelahiran (putri).
  6. Menyerahkan 1 lembar fotokopi KTP wali santri/yang mewakilinya (khusus putra).
  7. Menyerahkan 1 lembar fotokopi Kartu Keluarga (khusus putri).
  8. Mendaftarkan diri sesuai dengan cara dan waktu yang telah ditentukan.
Informasi mengenai persyaratan yang saya tulis diatas dan segala hal mengenai pendaftaran lebih jelasnya dapat dilihat di web resmi gontor dengan link berikut info pendaftaran gontor.

2) Waktu pendaftarannya kapan?


Pendaftaran calon pelajar (capel) Pondok Modern Darussalam Gontor dilaksanakan pada:
  1. Putra: Tahap Pertama: Tanggal 23-28 Ramadhan 1438/18 Juni-23 Juni 2017; dan Tahap Kedua: 5-10 Syawwal 1438/29 Juni-4 Juli 2017, bertempat di Pondok Modern Darussalam Gontor Pusat, Mlarak, Ponorogo;
  2. Putri: Tanggal 5-14 Syawwal 1438/29 Juni-8 Juli 2017, bertempat di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1, Sambirejo, Mantingan, Ngawi.
Jadi pendaftaran untuk putri hanya dibuka 1 gelombang, yakni tanggal 5-14 Syawal. Meskipun demikian banyak calon santri dan santriwati yang sudah disana sebelum pendaftaran dibuka. Namun saran saya tidak perlu buru-buru mendaftar di hari pertama. Ada beberapa alasan kenapa saya pribadi menyarankan demikian, antara lain:

  1. Pertama, dari cerita orang-orang yang saya temui, hari pertama pendaftaran sangat penuh. Bahkan nomor calon pelajar di hari pertama sudah mencapai 500 lebih (saya lupa angka pastinya, kalau tidak 600 ya 800 sekian). 
  2. Kedua, ketika sudah mendaftar dan mendapat asrama, calon pelajar harus tinggal di asrama hingga ujian dan pengumuman. Jika pengumuman biasanya h+ 3-4 ujian tulis, jadi seandainya mendaftar di hari pertama maka setidaknya anak harus tinggal disitu paling sedikit 18 hari. Dengan kegiatan yang masih santai, 18 hari itu sangat rawan membuat anak jadi bosan dan goyah (galau). 
  3. Ketiga, tidak sedikit calon pelajar yang belum mau ditinggal oleh orang tuanya, jadi mau tidak mau orang tuanya menemani disitu. Tentu 18 hari bukan waktu yang sebentar untuk orang tua meninggalkan pekerjaan. Kalau dekat mungkin masih bisa pulang dulu, nanti pengumuman balik lagi. Tapi kalau jauh kemungkinan ya harus menemani dari awal sampai akhir. Di Gontornya sendiri juga cukup PR, lebih-lebih bagi kita yang baru pertama jadi persiapan seadanya. Nanti saya ceritakan di bagian selanjutnya mengenai tempat tinggal saya selama menemani disana.

3. Biaya untuk santri baru Gontor berapa? 

Kemungkinan biaya ini mengalami perubahan dari waktu ke waktu, sehingga sebaiknya terus mengikuti informasi dari web site resmi gontor saja. Namun untuk tahun ini biaya yang harus dibayarkan calon santri baru adalah sebagai berikut:


Biaya tersebut harus dibayarkan lunas ketika proses pendaftaran. Jadi itu satu rangkaian dalam proses pendaftaran, nanti saya ceritakan di bagian selanjutnya. Kalau seandainya anak belum lolos maka uang tersebut akan dikembalikan, kecuali uang makan yang telah terpakai, uang kepanitiaan bulan syawal, dan uang sumbangan pembangunan. Kira-kira nominalnya sekitar satu juta sekian, sehingga uang yang berhak diambil kembali sekitar 4 juta. Pengembalian tersebut ada batas waktu tertentu, bukan sepanjang waktu.

--------------------------------------------------------------------------------Bersambung di PART 2 
Share:

Saturday, 12 August 2017

(di)JODOH(kan) - part 2





Oke akhirnya saya shalat istikharah beneran malam itu. Meskipun jauh dari kata benar, karena saya juga baru belajar dan ini untuk pertama kalinya tapi saya niatkan bener-bener Lillahi ta'ala. Saya sekuat hati pasrah, tidak boleh berpihak, jadi netral bener-bener memohon petunjuk Allah. Sebelumnya saya baca-baca dulu artikel dari google, juga lihat youtube tentang tuntunan shalat istikharah. Ini jelas bukan perkara main-main, jadi saya juga bener-bener serius melakukan.

Soal istikharah, banyak orang yang menyakini bahwa jawaban istikharah lewat mimpi. Namun dari tausiyah Ustadz-Ustadz yang saya dengar, sebenarnya tidak ada tuntunan yang menjelaskan demikian. WaAllahu a'lam, bisa benar bisa salah. Jawaban istikharah bisa juga kemantapan hati pada satu pilihan. Namun hakikatnya istikharah adalah meminta petunjuk dari Allah, sehingga harus yakin bener-bener sama Allah. Kalau kita gak mimpi, bukan berarti Allah gak kasih tanda-tanda, barangkali kita ya kurang peka. Jika seperti itu, ambil aja keputusan yang menurut kita terbaik, insyaAllah dan semoga Allah Ridho sebab kita sudah istikharah. Jika saya salah mohon di koreksi. 



Lalu apa jawaban dari istikharah saya? Sungguh kebenaran hanya milik Allah, sekali lagi kalau pemahaman saya salah mohon diluruskan. Saya baru istikharah sekali, tapi rasanya sudah diberi kemantapan hati pada satu keputusan. Allah sebaik-baiknya pengatur memang, sebab setelahnya ternyata saya berhalangan sehingga belum bisa istikharah lagi. Entah pertanda atau hanya sekedar bunga tidur, tapi yang jelas begini mimpi saya
Saya sedang menulis di suatu masjid yang entah itu dimana, kemudian datang adik saya yang sekarang sedang nyantri. Saya bilang ke dia  "ini lo bolpoinnya enak". Dia jawab "Padahal aku mau belikan itu, ternyata kamu udah beli sendiri". 

Sebenarnya apalah kita kok percaya mimpi, sebab kita manusia biasa yang mungkin mimpi hanya sebatas bunga tidur saja. Beda dengan Nabi yang mimpinya bisa jadi wahyu dari Allah. Tapi ya gimana ya, kayak dalam hati masih mikir jangan-jangan ini jawabannya. Kalau kayak gitu, sepertinya kok jawaban istikharah saya gak mengarah ke dia. Apalagi besoknya kayak saya sama sekali gak ada hasrat, kalau sebelumnya masih mikir "ya siapa tahu agamanya lebih bagus". Setelah istikharah bener-bener sama sekali gak ada pikiran kayak gitu, gak ada greget sahutnya sama sekali.

Saya bilang ke Mama soal itu, awalnya Beliau bilang ya coba di Istikharahi lagi jangan sekali. Tapi setelah saya cerita semuanya, Mama sepertinya mulai mikir hal yang sama. Alhamdulillah Mama insyaAllah juga ridho dengan keputusan saya untuk tidak melanjutkan. Bahkan saya juga menjelaskan tentang kondisi yang sesungguhnya, mungkin sudah saatnya terbuka ke Mama. 

WaAllahu a'lam, yang muncul di mimpi itu adalah adik saya, ini ada makna tersendiri bagi saya. Kemudian disitu dia mau ngasih bolpoin ke saya, tapi ternyata saya sudah punya sendiri. Kalau boleh dihubungkan, sekarang ada orang yang berniat baik mau menjodohkan saya namun ternyata saya sudah punya pilihan sendiri. Tapi sekali lagi, ini murni asumsi saya pribadi, hamba yang fakir ilmu, banyak salah dan dosa, mohon diingatkan kalau salah.

Seseorang, siapa itu? honestly, ada sebuah nama yang sering saya sebut dalam doa, Allah yang menumbuhkan perasaan jadi selagi belum bisa dipersatukan, lebih baik kepadaNya juga saya kembalikan. Hubungan saya dan dia hanya sebatas teman, seperti yang sudah saya tulis sebelumnya bahwa tidak ada ikatan kecuali pernikahan. Allah yang menumbuhkan, Allah yang menjaga dan biarkanlah Allah juga yang membimbing kita untuk bersatu dalam ikatan yang diridhoiNya.

Semoga Allah memberikan kita semua jodoh terbaik dunia akhirat di waktu yang tepat. Rabbana hablana min azwaajina, wa dzurriyyatina qurrata a'yuniw, waj'alna lil muttaqiena immaa. Aamiin ya Robbal alamin. 



---------------------------------Selesai-------------------------------------------



Share:

(di)JODOH(kan) - part 1



2017, Alhamdulillah Allah masih kasih saya umur sampai tahun ini. Banyak hal yang kemudian sangat saya syukuri, terlalu banyak momen penting yang terjadi di tahun ini. Merasakan hal-hal baru, hidup bukan lagi sebatas rutinitas. 2017 yang diawali dengan wisuda, kemudian resmi menjadi job seeker, membangun kehidupan di kampung halaman, hingga mulai memikirkan pernikahan.

Usia saya saat ini 22 tahun, dibilang muda ya muda dibilang tua ya tua, tergantung dari perspektif dan konteks apa. Ditanya "kapan nikah?" ya pasti pernah, walaupun belum membuat saya sampai depresi. hehe. Pertanyaan kapan, kapan, kapan, kapan, kalau dibikin pusing ya pusing, makanya saya gak terlalu ambil pusing. Ketika ditanya "kapan nikah?" saya jawab "nggeh ajenge" (Iya segera), orang tanya juga sekedar tanya, mereka gak butuh jawaban yang gimana-gimana. Udah begitu aja, anggap sebagai doa. hehe.

Beberapa hari yang lalu, ada kerabat yang berbaik hati ingin menjodohkan saya dengan anak temannya. Alhamdulillah, masih ada orang yang berbaik hati mau repot-repot menjodohkan kita. Kata beliau calonnya ini insyaAllah bagus, sayang aja kalau dikasih ke orang lain. Saya langsung peluk beliau, gak ngerti mau ngomong apa. Bingung, bener-bener bingung mau jawab apa. Saya cuma bisa senyum, sambil mendengarkan Beliau mendeskripsikan lelaki yang sama sekali tidak saya kenal.

Lelaki tersebut insyaAllah sholeh, tidak pacaran bahkan untuk urusan memilih pasangan diserahkan ke Mamanya. Sudah bekerja di suatu instansi yang berkantor di Jakarta. InsyaAllah siap menikah tahun ini, tapi kalau misal harus menunggu tahun juga bersedia. Asli Jawa, besar di Padang dan sekarang domisili di Jakarta. Alumni UI, sama dengan saya. Saudaranya ada yang sedang ambil pascasarjana di UI dan ada yang sedang nyantri di Jombang. Mamanya teman lama kerabat saya, sehingga untuk asal usul keluarganya mungkin kerabat saya sudah sedikit banyak tau. Lalu saya jawab apa, ya atau tidak?

Kita tidak pernah tahu Allah mendatangkan jodoh itu lewat apa, siapa dan bagaimana caranya. Bisa jadi ini jodoh saya, bisa jadi juga bukan. Beberapa waktu lalu di sebuah postingan blog ini, saya sempat bilang "Allah dulu, Allah lagi, Allah terus, seyakin apapun kita pada sebuah pilihan tetap istikharahin dulu". Ya alhamdulillah, saya belajar mengamalkan apa yang saya tulis sendiri. Bukan jawaban ya atau tidak yang spontan keluar dari mulut saya. Jadi kemarin saya gak jawab, biar Allah yang jawab. Hehe. Saya bilang ke Beliau, saya istikharah dulu ya. Beliau mengiyakan dan memberi saya waktu beberapa hari, jika saya setuju lanjut maka kemungkinan foto dan kontak saya akan diberikan. Saya pesan ke kerabat saya untuk jangan kasih dan bilang apa-apa dulu, selagi saya belum bilang setuju.



Kenapa harus istikharah dulu? gampangnya saya gak mau sok tau, jelas-jelas ada yang Maha Mengetahui jadi saya serahkan saja padaNya. Sekarang saya gak kenal sama sekali, hanya tau dari cerita kerabat saya. Tapi kan sangat tidak bijaka kalau saya menilai seseorang hanya dari pendapat orang. Sekalipun saya kenal nih misalnya, apa yang saya tahu, jangankan batinnya, luarnya saja belum tentu saya tahu sepenuhnya. Selain itu, masa depan siapa yang tahu, bisa jadi dia baik saat ini tapi belum tentu baik untuk masa depan. Sedangkan Allah Maha Mengetahui segala-galanya.

---------------------------------------------------------------------->>Lanjut ke part 2 di postingan berikutya




Share:

Monday, 7 August 2017

Wanita fitnah terbesar bagi para lelaki

Saya habis membaca sesuatu di instagram, yang kemudian membawa saya untuk muhasabah diri. Astagfirullah hal adzim, semoga Allah senantiasa memberikan ampunan atas kelalaian dan semua dosa-dosa kita.


Wanita adalah fitnah terbesar bagi para lelaki. Diantara godaan dunia adalah harta, tahta dan wanita, tapi wanita menjadi godaan terbesar untuk lelaki. Seringkali kita dengar pula kasus-kasus pejabat di negeri ini melibatnya wanita sebagai "senjata". Ketika disogok harta sedikitpun tak dilirik mata, maka datanglah wanita untuk menggoda.

Ketika mencoba introspeksi, rasanya saya merasa bersalah sekali. Pernah suatu ketika selesai sebuah acara, saya merasa menjadi sebab fitnah untuk seseorang. Diluar kuasa saya, tiba-tiba ada teman yang membuat bahan bercandaan tentang saya dan seorang teman yang insyaAllah baik. Meskipun diluar kuasa saya dan bukan saya yang salah sepenuhnya, tapi saya merasa gak enak hati sekali. Saya takut orang salah sangka, lalu membuat orang berpikir negatif tentang dia. Kalau saya memang pembawaannya begini, tapi kalau dia ya lain cerita. Intinya saya takut jadi sumber fitnahnya dia, jangan sampai apa yang sudah dia jaga dengan susah payah rusak begitu saja karena saya. Tapi Alhamdulillah Allah masih melindungi kita, bercandaan yang membuat saya sangat tidak nyaman itu hanya sesaat sudah reda. Ya Allah lindungilah kami, jangan sampai menjadi fitnah untuk saudara-saudara kami yang lain.

Saya ingin mengajak berbincang lebih banyak mengenai ini, namun apalah saya yang fakir ilmu. Saya sama sekali tidak punya kapasitas disini, sehingga akan lebih baik jika kita sama-sama belajar dari yang lebih mengerti saja ya. Ada tulisan bagus yang enak dan jelas sekali untuk dibaca. Jika berkenan membaca berikut saya berikan link artikel dari muslim.or.id :)

https://muslim.or.id/19526-wanita-ujian-terbesar-kaum-laki-laki.html
Share:

Tuesday, 1 August 2017

Tidak ada pengikat kecuali akad

Maaf bahas c.i.n.t.a lagi dan lagi, mumpung suasana hati lagi mendukung untuk ngeblog. Terinspirasi dari pernyataan seorang teman yang bilang "ya kamu mah udah ada, besok nikah juga bisa".

Jangankan besok, satu detik lagi aja nih kita gak tau apa yang terjadi. Siapa tahu nanti sore atau nanti malam datang seorang lelaki dan Ayah langsung menyetujui, kan lain cerita. Tidak ada yang mengikat dua insan yang saling jatuh cinta kecuali akad. Jadi selama belum akad ya jangan terlalu merasa terikad. Jangankan cuma pacaran, yang sudah lamaran, bahkan sebar undangan saja bisa batal. Lalu apa yang membuatmu merasa sudah memilikinya?

Selama belum akad, kamu belum jadi haknya, dia juga belum jadi hak kamu. Suka boleh, itu fitrah manusia, tapi ya sekadarnya saja. Jangan belum apa-apa udah ngerasa memiliki, harus tau segalanya tentang dia. Mungkin cara mengekspresikan cinta setiap orang berbeda, tapi jangan lupa setiap orang punya hak yang sama atas kebebasannya.

Saya juga manusia yang punya rasa, tahu betul bagaimana rasanya jatuh cinta. Cinta orang dewasa itu sederhana tapi luar biasa, tidak perlu banyak rayuan gombal kalau memang cinta segera datang ke rumah temui walinya. Kalau belum siap bagaimana? Ya kembalikan ke Allah, lepaskan dia biar Allah yang jaga. Kalau sudah lepas ya harus tegas, kudu iklas netralkan lagi selayaknya teman biasa. Kalau sudah begitu, mau dia dekat sama siapa juga kitanya baik-baiknya saja. Gak ada deh itu istilah strong outside, ambyar inside. Hehe.

Kalau memang sudah saatnya dan dia memang yang terbaik untuk kamu, pasti Allah balikin dengan caraNya. Mau sebanyak apa orang yang dia temui, kalau Allah yang jaga insyaAllah gak akan lari apalagi salah alamat ke tetangga. 😃. Kalau punya prinsip begini insyaAllah hati kita terjaga dan tenang aja bawaannya. Mau bersama atau enggak, udah percaya lillahi taala itu yang terbaik atas ketetapanNya.

Share: