Sunday, 17 September 2017

Pendaftaran santri baru Gontor (Pengalaman pribadi) - Part 4

Situasi saat pengumuman penerimaan santri Gontor


Assalamualaikum

Setelah jeda agak lama, terselip beberapa postingan lain, akhirnya saya melanjutkan lagi cerita tentang pengalaman saya ketika mendaftarkan di Gontor. Ini merupakan part 4, yang insyaAllah akan menceritakan momen pengumuman dan segala keriwehan penempatan santri. Cerita mengenai syarat dan proses pendaftaran serta ujiannya sudah saya tulis di bagian sebelumnya. Berikut linknya:

PART 1 - Kelengkapan, Waktu dan Biaya Pendaftaran

PART 2 - Proses Pendaftaran

PART 3 - Ujian masuk Gontor

Setelah ujian selesai, kini waktunya calon pelajar dan calon wali santri menunggu pengumuman. Kalau kayak gini ya banyakin berdoa dan persiapkan mental untuk menerima ketetapan terbaik yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Pada waktu itu agak simpang siur kapan pengumuman, tidak ada pemberitahuan resmi juga dari panitia. Tapi yang jelas itu gak lama, saya lupa selang berapa hari tapi yang jelas gak sampai seminggu. Mungkin sekitar 3-4 hari dari tes tulis.

Hari demi hari, tenda mulai terpasang, kursi mulai berjajar pertanda hari pengumuman kian dekat. Sampai akhirnya suatu malam ada pemberitahuan kepada calon santri bahwa besok adalah hari H pengumuman dan santri sudah harus berkumpul jam 06.00 untuk ikut pengarahan. Antusias calon pelajar dan wali santri tentu sangat tinggi untuk segera tau pengumumana. Sebelum shubuh, banyak calon pelajar termasuk adik saya yang sudah bersiap. Sebagian dari mereka sengaja mandi di luar (kamar mandi masjid dan bapenta) karena menghindari antrian di kamar mandi dalam. Mandi, sholat shubuh dan langsung kembali masuk ke asrama lagi.

Calon wali santri juga gak kalah antusias, parkiran mobil itu penuh sepenuh-penuhnya sampai tepi jalan raya. Dari pendaftaran ke pengumuman itu gak sebentar, jadi banyak calon wali santri yang pulang dulu dan kembali lagi saat hari pengumuman tiba. Saran saya sebaiknya jangan datang paginya, karena mulai habis magrib itu sudah mulai berdatangan.

Jam 6 pagi wali santri mulai berduyun-duyun masuk ke dalam, merapat ke tenda tempat dimana pengumuman dibacakan. Tenda itu terpasang di depan gedung oren, memanjang ke barat, yang kira-kira akan menampung 2.400 calon santri. Tenda itu memang dikhususkan untuk calon santri saja. Sementara calon wali santri ya memadati sekitar tenda, mencari tempat ternyaman masing-masing untuk mendengar kenyataan. hehe.

Suasana pengumuman

Pengumuman di Gontor berbeda dengan tempat lain, yang cukup di tempel di papan pengumuman atau bahkan diumumkan online. Di sini, pengumuman dibacakan bergantian oleh pimpinan pondok. Nomor yang diterima maupun yang tidak diterima akan dibacakan semua. Itu sama sekali tidak ada jeda dan semuanya diharapkan tertib, menyimak sampai semua selesai dibacakan. Pimpinan, Kyai Hasan, mulai memberikan sambutan pukul 07.00 dan selesai tepat pukul 08.00. Setelah itu mulailah dibacakan nomor-nomor yang diterima di Gontor putri 1, 2, 3, 5 sampai nomor yang belum bisa menjadi santri Gontor tahun ini.

Bagi yang punya nomor awal, begitu kepanggil rasanya langsung lega gitu ya. Tapi kalau yang nomornya ribuan, ya harus agak sabar, tenang dan keep praying. Adik saya daftarnya belakangan jadi dia dapat nomor 2.000 sekian. Ya itu agak lumayan juga dag dig dug nya pas mulai dibacakan, nomor awal-awal. Pas dengan Kyai Hasan membacakan, "Di terima di Gontor Putri 1, nomor x, x, x, ........" air mata saya langsung netes. Antara terharu, cemas, berharap, semua campur aduk. Apalagi lihat orang tua yang nomor anaknya sudah terpanggil, masyaAllah. Melihat ibu bapaknya berpelukan sambil menangis terharu, MasyaAllah ikut terharu banget rasanya.

Lama kelamaan saya mulai tenang, sampai akhirnya mulai dag dig dug dan sangat gak karuan pas udah mulai dekat 2000. Saya dan Mama nyimak bener-bener sampai pindah tempat, dari yang awalnya dibelakang. Pindah merapat ke dekat tenda calon santri. Semakin harap- harap cemas, ketika Ustadz sudah membacakan 19XX, 19XX, ....... 2.050, 205X, 20XX. Jeng jeng nomor adik saya terloncanti. saya speechless sejadi-jadinya. Astagfirullah, saya dan mama seketika itu pula saling melihat dan menetes air mata. Posisi kita agak kepisah jadi kita gak bisa berinteraksi lebih. Rasanya badan saya lemes langsung, sedikit hopeless karena Gontor putri 1 ini menerima paling banyak. Bahkan sepengetahuan saya hampir setengah dari keseluruhan total santri yang diterima ditempatkan di GP 1. Sisanya baru GP2, GP3, dan GP5 yang paling sedikit. Jadi ya gimana ya, kayak yang punya peluang terbesar ya di GP 1. Terlebih lagi ini pengalaman pertama, semua serba baru dan hanya mengandalkan insting sok tahu. haha.

Pengumuman terus berlanjut, penempatan Gontor Putri 1 selesai dan mulailah dibacakan Gontor Putri 2. Kita semua gak henti-hentinya berdoa, meminta yang terbaik padaNya. Dari yang awalnya berdoa dapat di GP 1, sampai akhirnya pasrah dan berdoa minta yang terbaik. Tapi ya tetep harapannya bisa ketrima, mau di GP 2, 3 bahkan di GP 5 sekalipun. Oke, GP 2 Mulai dibacakan satu persatu mulai dari nomor terkecil. Ini agak cepat nunggunya karena kan gak sebanyak GP 1.  Kalau dilihat dari whats app saya, nomor 2000an sudah terpanggil kurang dari setengah jam. Alhamdulillah adik saya diterima dan ditempatkan di Gontor Putri kampus 2. Alhamdulillah, Alhamdulillah 'ala kulli hal.

Begitu nomor dia dipanggil, saya dan mama lansung mundur untuk mengabari yang perlu dikabari dan mengurus keperluan adik. Sementara anaknya masih harus tetap stay di tempat sampai rangkaian pengumuman selesai dan sujud syukur di masjid. Alhamdulillah, Alhamdulillah. Prosesnya juga tidak berhenti sampai disini, bagi yang diterima di GP 2, GP 3 dan GP 5 langsung diberangkatkan saat itu juga. Alhamdulillah GP 2 sebelahan dengan GP 1, jadi kita tinggal jalan lewat jembatan yang menghubungkan GP 1 dan GP 2. Alhamdulillah lagi kita berempat plus adik saya, jadi sekali jalan barangnya sudah kebawa semuanya. Dia bilang sebelum setengah 12 harus sudah sampai GP 2 karena ada pengarahan, jadi ya emang bener-bener langsung jalan saat itu juga. Begitupun yang ke GP 3, bis bis sudah stay disana. Orang tua tidak perlu khawatir karena pondok sudah menyiapkan bis untuk santri dan truk untuk mengangkut barangnya.

Berita penerimaan Gontor Putri di Majalah Gontor

Saat itu lalu lalang manusia bawa-bawa koper, kasur, ember, dll bener-bener banyak sekali. Begitupun lalu lalang kendaraan, gak kalah riwehnya. Semuanya campur aduk, sama kayak perasaan orang-orang saat itu. Ada yang nangis terharu, ada yang nangis sedih. Pokoknya ini momen terhactic menurut saya, gak bisa dideskripsikan. Dari 2.400 sekian calon santri, akhirnya yang diterima adalah 1.900 sekian. Sehingga ada sekitar 500 calon pelajar yang belum bisa belajar di Gontor tahun ini. Lalu kira-kira mereka harus sekolah dimana? sebab sekolah umum juga sudah tutup. Tunggu ceritanya di part selanjutnya ya, terima kasih. :)


---------------------------------------------------------------------Bersambung ke PART 5 :)







Share:

Saturday, 16 September 2017

REVIEW EDU HOSTEL YOGYAKARTA (English version)

Yogyakarta is one of the most populer tourist destination in Indonesia. That's why Adi Sucipto International airport is nominated as the most crowded airport. Along with the increasing of tourist population, hotel industry in Jogja also developes significantly. Edu Hostel is an example of a newcomer hotel, it kind of hostel exactly.

I will try to review this hostel based on my own experience. I have stayed there three times along this year. The hostel is recommended enough, thats why i do repeat booking and write this review for sharing with you all.  Hope it will help u to choose a low budget hostel on ur Yogyakarta's itinerary :)


Rate

The rate of edu hostel, on September 2017, is only
IDR 80.000/night/bed/person for dormitory room
IDR 460.000/night/room for private room

Hostel Facilities

  • 2 room types (dorm and private) 
  • Big Locker (for each person in bed room)
  • Air Conditioning
  • Bath room inside (hot water)
  • Rooftop swimming pool
  • Rooftop terrace
  • Common tv area
  • Free wi-fi access (Lobby area only)
  • Breakfast include (For all room type)
  • Water Refill
  • Bicycle (for rent)
  • Mushola (in first floor)

I really enjoy this hostel, the facilities are more than enough for IDR 80.000. Even i can get lower price by getting a promo from traveloka. I payed about IDR 105.000 for 2 night on my first coming and IDR 140.000 for my last trip. When i was coming it's ramadhan, the front office offer me to change the breakfast into "sahur". I got really nice impression because the menu serve completely. There are rice, soup, fried chicken, tempe, cracker, water melon and hot tea. Like so wow, for a hostel IDR 50.000/night. But the special package is only served in ramadhan, because they has already had daily menu in regular day, like i share below. If u can't find ur own food, it's also possible to upgrade ur breakfast menu. Please inform the front office a day before.

Roof top
Image source http://www.eduhostels.com/photo


Breakfast schedule 

Fried rice and hot tea for breakfast


Room Type 

Edu Hostel has 5 floors, the first floor for lobby and meeting venue, the second and third are dormitory, fourth is private room and the last one is roof top for public area with some fasilities. There are 2 room's type here, which is dorm and private. Dorm type is devided in to female and male dorm. So make sure that u has already booked the right dorm type for ur own. The dorm is consist of 3 bunk beds (6 single bed) for each room, both of male or female dorm. It has a bath room with 2 showers inside and a dry toilet in another side. Besides the private room is design for family (max 4 person), the room is consist of 1 big bunk bed. We will get a king size bed and 2 single bed above. I dont know inside the room because i never booked it yet. But i think the whole fasilities are almost same, except a television in private room.

I personally really enjoy here, i'm glad to meet a new friend from another city, even another country. Some people maybe little bit getting worry about the privacy of the shared room. But it is not as bad as u though before. Everyone has a locker, just put ur personal belongings there. If u bring a pricey thing (like laptop, camera, etc), it's better to put your own padlock because there is no key on the locker. We can bring our own padlock or buy it in front office about IDR 12.000. Oh ya, dont forget to write on the special request form if u prefer to choose the lower bed rather than the upper bed.

We have to give deposite about IDR 50.000 when we are check in. It's like a bail, perhaps we broke or lose the electric key card. If you stay in private room, you will get 1 key card only. So if you wanna have more key card, u should pay the bail as much as the key you want (IDR 50.000/ key). We need the key to open the door of our bed room and the door in front of the lift in each floor.

dormitory room  (6 beds)
Image source http://www.eduhostels.com/photo
Private room
Image source http://www.eduhostels.com/photo

Hostel Location

Edu hostel is located in Letjen Suprapto street number 17, Ngampilan, Yogyakarta. I think it is strategic enough because of the easily access. If u wanna stay near Malioboro street, the hotel can be ur choice. It's neither far nor near, but still very accessible to the Malioboro street, Beringharjo market, Yogyakarta station, Sultan palace or any others place in the downtown.

Hotel Access

Edu hostel can be accessed using any kind of transportation, even by foot. Wherever your arriving point is, there are public transportation to go to Edu hostel. The detail below:

From Yogyakarta Train Station
  • By Trans Jogja
    (get on: Malioboro bus stop; get off: Ngabean bus stop)  Idr 3.000
  • By Pedicab
    About IDR 15.000
  •  By Go-Jek/Uber/Grab (online taxi or motor bike ride)
    About IDR 3.000 for motorbike
  • By foot 
From Adi Sucipto Airport
  • By Trans Jogja
    (get on: Bandara bus stop; get off: Ngabean bus stop)  Idr 3.000
  •  By Go-Jek/Uber/Grab (online taxi or motor bike ride)
From Giwangan Bus Station
  • By Trans Jogja
    (get on: Giwangan Trans Jogja bus stop; get off: Ngabean bus stop)  Idr 3.000
  •  By Go-Jek/Uber/Grab (online taxi or motor bike ride)
    About IDR 25.000 for online taxi


Share:

Friday, 15 September 2017

Qodarullah

Sebelumnya, ini merupakan copy paste dari caption instagram saya, jadi harap maklum kalau kalimatnya pendek-pendek dan seperti terpotong-potong


Tidak ada kebetulan di dunia ini, melainkan semuanya Qodarullah (takdir Allah)
.
Beberapa hari yang lalu orang tua ada agenda ke Lombok
Saya gak dikasih tau sama sekali, sampai mau berangkat
Kaget dan mikir kok bisa2nya gak ngajak hehe
Alhamdulillah, Allah memang sebaik2nya perencana
Ternyata tiba2 saya harus ke Jogja, penting dan gak bisa di tunda
Ditanggal yang sama persis dengan jadwal orang tua ke Lombok
.
Ternyata rencana Allah gak berhenti sampai situ
Pas di kereta, bahkan keretanya baru jalan dari stasiun Kediri
Ada telpon dari Ngawi, ada yang minta dikunjungi agak urgent katanya
Alhamdulillah pas ada agenda ke Jogja jadi sekali jalan
Saya bilang insyaAllah secepatnya kesana, mungkin hari senin
Ternyata Allah punya rencana lain, acara di Jogja selesai lebih cepat
Saya yang awalnya mau extend penginapan malah early check out
Alhamdulillah, dia senang banget saya datang lebih cepat
.
Selain itu ternyata Allah pertemukan saya dengan seorang wali santri
Beliau datang dan pulang di hari yang sama dengan saya
Alhamdulillah Beliau baik banget, mau sharing2 bahkan ngasih oleh2 dari Bogor
Beliau cerita mulai dari menumbuhkan keinginan nyantri sejak dini pada anak,
sampai gimana Allah mudahkan adaptasi anaknya lewat wali kelas
Saya pikir tugas tersibuk wali kelas ya nulis rapot, ternyata di Gontor beda
Ini yang membuka pikiran saya dan sangat mensyukuri suatu hal
.
InsyaAllah kalau udah melibatkan Allah, mau gimana juga baik2 saja
Ada suatu hal di Jogja yang kurang enak, 
lalu saya bilang ke diri sendiri "Emang kamu tau apa kok sampai mempertanyakan ketetapan Allah?"
Alhamdulillah, Allah bikin kuat kayak gak terjadi apa2. Life must go on
Bahkan seketika itu saya cerita ke seseorang udah gak pakai baper
Saya kirim 1 emoticon nangis, dibales "why?"
Saya bales "bla bla bla dan life must go on". Dibales "semangat".
Selesai. Kita bahas yang lain
.
Alhamdulillah, Allah pertemukan saya dengan orang2 yang pandai mengapresiasi daripada menggurui. 
Alhamdulillah 'ala kulli haal
Share:

Thursday, 14 September 2017

Belajar dan mengajar: wali kelas di Gontor


Beberapa hari saya ke Gontor, dua hari disana dan menginap semalam di Bapenta. Seperti biasa, saya banyak menghabiskan waktu sharing dengan Bapak/Ibu wali santri disana. Bagi saya ini menyenangkan sebab saya awam sekali tentang Gontor, jadi memang harus banyak belajar. Gak cukup anaknya yang menyesuaikan diri, wali santrinya juga harus menyesuaikan diri. Kayak sesederhana tidur di Bapenta, bahkan di rumput-rumput, saya yakin gak ada di tempat lain jenguk anak berasa kemah.

Singkat cerita, saya sharing dengan Ibu Wali Santri, Mama Dhanti, dari Bogor. Beliau cerita banyak sekali dan memberi saya insight baru. Namun ada satu bagian yang bikin saya terharu, membuat saya sangat bersyukur atas segala yang Allah sudah atur. Beliau cerita, tentang bagaimana peran ustadzah (wali kelas) dalam membangtu proses belajar dan adaptasi anaknya terutama ketika awal-awal anaknya masih goyah. Pada kelas 1 ustadzahnya baik dan sangat perhatian, Alhamdulillah ini membantu sekali karena Dhanti merasa nyaman dan bisa survive sebab ustadzahnya tau pola belajarnya Dhanti. Namun kelas 2 ternyata Ustadzahnya adalah mahasiswa skripsi, jadi dia memiliki kesibukan ekstra.

Di Gontor itu berbeda dengan di sekolah umum, kalau di sekolah umum guru ya guru murid ya murid. Tapi tidak dengan di Gontor, sebab murid bisa sekaligus juga guru. Santri/santriwati kelas 6 mereka statusnya adalah santri, namun sekaligus menjadi ustadz/ustadzah karena bertugas mengajar di pelajaran sore. Begitu halnya mahasiswa (pengabdian) Unida, mereka berstatus mahasiswa sekaligus pengajar untuk santri/santriwati. Pagi sampai siang mereka bertugas mengajar, nanti sore sampai malam mereka kuliah. Dengan padatnya kegiatan tersebut, menjadi masuk akal ketika waktunya akan banyak tersita dengan kesibukannya sendiri saat skripsi. Manajemen waktunya benar-benar harus ekstra ganda supaya semua tetap berjalan semestinya.



Wali kelas di Gontor tidak hanya sibuk saat masa-masa ujian dan menjelang pembagian rapot saja. Sebab setiap harinya mereka juga punya tugas lain, diluar tugas mengajar di kelas. Seperti membantu santri/santriwati belajar di luar kelas kalau ada yang kurang, belum lagi kalau ada santri/santriwati yang setor hapalan. Terlebih lagi kalau ternyata wali kelas itu juga bertugas di bagian KMI (akademiknya Gontor), yang diurus jelas akan lebih banyak dibandingkan dengan bagian lain.

Alhamdulilah, Allah kasih saya kesempatan mendengar cerita itu. Rasanya gak tau diri banget kalau sampai saya gak bersyukur. Kalau saya bisa lulus 3,5 tahun itu wajar, sebab waktu saya sepenuhnya untuk skripsi saja. Beda halnya dengan Mahasiswa Unida Gontor, dengan peran ganda mereka mengemban tugas yang gak sedikit menurut saya. Terlebih lagi pas skripsi mata kuliahnya juga masih banyak, beda sama saya yang dulu tinggal 3 aja. Alhamdulillah Allah kasih pelajaran ini, saya banyak-banyak introspeksi diri dan jadi lebih menghargai. Semoga Allah senantiasa lancarkan segalanya.

Mengutip berita dari situs resmi Gontor

Setiap hari ada 2 waktu ujian, jam pertama pada sore hari (15.45-17.00) dan jam kedua pada malam hari (19.00-20.15). Meski begitu, para mahasiswa yang memiliki jadwal mengajar pada pagi harinya tetap menjalankan tugasnya sebagai pengajar di dalam kelas. Hal itu membuat suasana ujian semakin dirasakan oleh para mahasiswa. Tak hanya ujian akademis, tapi juga ujian mental dan kemampuan dalam mengatur waktu serta pikiran, demi menjalankan tugas yang telah diamanatkan dengan adil dan bertanggungjawab. Semoga seluruh elemen di PMDG diberi kemudahan oleh Allah dalam mengemban amanat dan tugasnya, khususnya kepada mahasiswa guru yang sedang menjalani UTS, semoga dilancarkan dan diberi hasil yang terbaik.
Share: