Wednesday, 31 December 2014

Pakai TV berbayar kok dhoho dan rajawali tv tidak ada?

Kemarin saya ke toko elektronik, kebetulan ada pegawainya yang sedang telepon. Dari pembicaraannya saya dengar, :"Apa pak yang tidak ada? Rajawali ? Dhoho tv?". Dari situ langsung bisa ditebak kemungkinan dia habis pasang TV berbayar, namun customer kurang memahami cara kerja TV tersebut. Sehingga langsung komplain ketika dia tidak bisa menemukan stasiun TV andalan kota Kediri :D

Saya pengen bercerita sedikit tentang TV Kabel dan tv satelit berbayar, supaya suatu saat jika teman-teman pasang TV kabel/satelite berbayar tidak heran ketika tidak menemukan channel rajawali dan dhoho tv. Mungkin ini tidak terlalu dalam bahasannya, karena saya sendiri juga hanya belajar sekilas. Tetapi setidaknya bisa menambah pengetahuan kita semua. Sayang saja ketika anda bayar mahal untuk TV kabel, tapi tidak tahu kelebihannya. Mubazir sekali jika channel yang anda cari tetap saja dhoho tv, sementara anda bisa melihat channel-channel luar negeri yang tidak anda temui di Tv biasa.

Sebelumnya kita perlu tahu dulu beberapa platform broadcasting yang sudah umum di sekitar kita, misalnya TV terestial (satelite), TV kabel, Mobile TV, internet tv dan IPTV. Pertama, Tv terestrial adalah model dari televisi yang menggunakan gelombang radio melalui transmisi dan diterima oleh antena. Tv terestrial ini paling banyak digunakan orang karena bersifat gratis, kita hanya membeli perangkatnya (TV) tanpa diharuskan membayar untuk programnya. Cara kerjanya, stasiun televisi mengirim gelombang ke satelite yang kemudian dipantulkan kembali ke daerah pancaran satelite tersebut. Dari situ, sinyalnya akan ditangkap oleh antena-antena kita dirumah hingga kita bisa nonton siarannya. Cara kerja semacam ini disebut free to air.

Tapi ada juga tv satelite yang berbayar , misalnya indovision. Jadi kalau anda pasang parabola indovision bisa menikmati paket channel yang disediakan indovision dan membayar setiap bulannya. Begitupun untuk tv kabel. Bedanya ini langsunh pakai kabel optik, tapi sama saja sistem paket channelnya. Contohnya di Indonesia, firstmedia. Nah jika anda mencari tv lokal seperti dhoho tv dan rajawali tentu tidak ada karena itu diluar line up tv berbayar tersebut. Tapi untuk tv nasional seperti trans7, indonesiar, rcti, antv, dll seperti itu masih ada.

Berikut contoh paket yang ditawarkan Indovision.


 Paket tv bisa anda lihat di situs resmi tv yang bersangkutan atau juga di lyngsat.com untuk tv satelit. Lyngsat memberikan info mengenai satelit dan yang menggunakannya. Jadi kita bisa lihat misalnya satelit PALAPA D digunakan stasiun tv mana saja. Disitu ada keterangan lengkap mengenai tv yang menggunakan, seperti alamat, jenis tv, frekuensi, paltform, dll. Berikut contoh paket tranvision yang saya lihat di lyngsat, paket transvision.

Share:

Thursday, 25 December 2014

Cerita di kereta brantas :)

Saya mau menulis cerita tentang perjalanan pulang saya kemarin. Jika kamu memperhatikan, saya biasa menyebut orang yang saya temui fi kereta dengan kata ganti stranger on the train. Sekedar berbagi, istilah itu saya dapat dari teori komunikasi yang bernama teori penetrasi sosial. Teori ini mempelajari tentang tahap perkembangan hubungan interpersonal dari superfisial (permukaan) menjadi intim. Makna kata intim merujuk pada bahasa verbal (kata-kata) dan nonverbal (gestur, ekspresi, dll) yang kita gunakan. Teori ini pernah dipraktekkan untuk meneliti bagaimana orang bisa berbagai informasi pribadi di ruang publik dengan orang asing di kereta (stranger on the train).

Kembali ke topik awal, cerita saya pulang kemarin ya. :)
Saya pulang naik kereta api brantas tujuan pasar senen-kediri. Saya duduk di kursi 7A gerbong 4. Sebenarnya saya berempat tapi karena beli tiketnya gak bareng jadi saya harus terpisah dengan 3 orang teman saya yang lain. 13 jam dikereta duduk bareng orang-orang asing mungkin sedikit mengerikan, tapi kondisi telah membuat saya terbiasa dengan hal itu. Begitu kereta datang saya langsung naik ke gerbong dan cari tempat duduk. Ternyata saya salah pintu, harusnya kalau nomor kecil saya masuk dari pintu belakang tapi saya masuk dari pintu depan. Alahasil, cukup desak-desakan juga melawan arah orang dari pintu sebaliknya. Tapi, saya sudah mengantisipasi dengan bawa barang seminim mungkin. Jadi ketika desak-desakan saya cukup membuka jalan untuk diri saya, ketika sudah dekat dengan kursi yang di cari segera taruh tas. Sekedar informasi lagi, jika kamu naik kereta ekonomi jarak jauh sebaiknya jangan terlalu membawa banyak barang apalagi jika kamu masih awam. Penumpang kereta ekonomi berasal dari kelas beragam. Ada kelas borjuis yang nyentrik dan bawa koper, tapi ada juga proletar yang seolah-olah segala macam barang dibawa naik. Orang bawa kardus banyak itu masih umum, ada yang bawa beras pakai karung, bawa mangga, bawa sepeda lipat, bawa tikar, bahkan ada yang bawa sisa cat (pekerja proyek pulang kampung). Maka dari itu saya sarankan kamu bawa barang seminim mungkin karena daya tampung tempat barang di kereta sangat terbatas, sementara ada orang-orang yang membabi-buta bawa barangnya.

Kursi 7abc berhadapan dengan 8abc, tapi ternyata 2 dari 6 kursi itu kosong. Saya datang pertama langsung duduk di 7a, kemudian ada bapak-bapak di 8a kemudian mas-mas di 7b dan terakhir datang bapak-bapak (teman bapak 8a) di 8b. Awalnya saya agak canggung juga, posisi saya di dalam dan cewek sendiri tapi bodo amet. Mereka bertiga udah mulai ngobrol tapi saya masih memilih diam. Sampai akhirnya bapak 8b mulai basa-basi tanya ke saya. Akhirnya pembicaraan kita mulai mengalir. Nah yang mau saya bahas disini adalah pembicaraan saya dengan mas-mas 7b.

Saya tidak tau namanya, tapi dia cowok usia 27 tahun kerja di sebuah PT dibidang otomotif. Penampilannya ya begitu, rambutnya tidak terlalu rapi, pakaiannya casual , terus pakai cincin akik. Ya biasalah awalnya dia ngajak ngobrol basa-basi. Pas saya bilang saya kuliah di depok, dia langsung mention UI dan bertanya banyak soal kuliah saya. Ada pertanyaan yang membuat saya perlu untuk renungkan kembali.

Dia: "Mbak nanti selesai kuliah mo pulang kampung atau kerja disini?"
Saya: "pengennya sih kerja disini dulu, tapi habis gitu pasti pulang."
Dia: "Mungkin kamu sekarang masih bisa berpikir gitu tapi nanti kalau kamu terlanjur kerja disini terus punya jabatan, kayaknya susah untuk pulang. Apalagi cari kerja di kampung juga susah kan. Saya awalnya juga mau kerja dirumah enak, nyaman tapi yang bisa dikerjakan cuma tani. Akhirnya saya ke jakarta, gak kerasa udah 8 tahun."

Lama-kelamaan pembicaraan kita bukan basa-basi lagi. Dia mulai tanya tentang hubungan percintaan. Kalau soal ini saya harus main drama (bersandiwara), bukan maksud berbohong tapi hanya melindungi diri. Saya terbuka berteman dengan siapa saja, tapi tidak untuk lebih dalam. Kita boleh tertawa bareng ngakak-ngakak, tapi jangan bahas masalah pribadi saya. Sehingga untum hal ini dia yang banyak bercerita, menurut saya dia sangat terbuka untuk ukuran bercerita dengan orang asing. Coba saya bikin kronologi beserta apa yang dapat say pelajari dari situ ya biar gampang bacanya haha
● awal ke jakarta pacaran sama orang Banten 4 tahun, kemana-mana bersama, udah dikenalin ortu juga tapi akhirnya putus karena udah gak cocok lagi. (Dia bilang kalau pacaran harus ada tujuan ke depannya daripada capek hati doang, rugi waktu, rugi duit juga)
● Setahun yang lalu pacaran dengan anak kebidanan, gak pernah ada kata putus tapi loss contact. Sekarang komunikasi lagi tapi HTS. (Dia bilang: "saya serius sama dia, tapi dia yang belum siap diajak nikah. Saya gak mau maksa dia karena saya juga pengen nikah sekali seumur hidup. Jangan sampai dipaksakan takutnya pas udah nikah malah gak siap dengan masalah-masalah yang muncul.
● Dia cerita banyak tentang pacarnya. (Saya nangkep bagaimana penilaian dia ke pacarnya).

Sudah cukup sekian dulu ceritanya, capek ngetik. Terimakasih my stranger on the train yang sudah menjadi teman ngobrol selama berjam-jam. Terimakasih sudah sangat terbuka, semoga Tuhan memberikan yang terbaik untuk kamu. :)

Share:

Saturday, 6 December 2014

Inspirasi pagi hari : Seminar Gerakan UI Mengajar batch 4


Sepertinya ada yang salah dengan diri saya, sampai saya gagal memahami kampus saya sendiri. Waktu satu setengah tahun entah habis untuk apa, tapi yang jelas saya merasa kerdil ketika belum satu prestasipun berhasil saya raih. Saya selalu berasalan fokus kuliah , ah tapi nyatanya IPnya juga tidak sempurna. Hari ini pikiran saya benar-benar terbuka dan dengan serendah-rendahnya hati introspeksi diri. Saya sedih sekali melewatkan satu kesempatan berarti, ketika teman saya ada di barisan 36 pengajar terpilih yang telah siap beraksi tapi saya hanya duduk menyaksikan pelantikan mereka. Ya, hari ini saya menghadiri seminar dan pelantikan 36 gerakan UI mengajar batch 4 yang nantinya mereka akan berbagi ilmu dengan adik-adik di Sukabumi selama 3 minggu. 
Awalnya saya benar-benar biasa saja dengan gerakan ini, karena saya pikir banyak hal serupa namun cara dan namanya saja berbeda. Sampai pada hari ini saya belajar dari para pejuang pendidikan bagaimana kondisi bangsa kita, kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, cari potensi kita dan lakukan sesuai kemampuan kita sekarang. Disinilah saya merasa malu dengan Tuhan, dulu saya dengan angkuhnya menolak menempuh pendidikan yang mungkin nanti akan jadi pengajar, padahal saya dilahirkan ditengah-tengah keluarga yang sebagian besar hidupnya akan dihabiskan untuk mengajar. Tapi bukan berarti ada penyelasan, saya sepakat sekali dengan pernyataan Kak Tidar dari SabangMerauke yang mengatakan, :"Apapun profesi kita sebenarnya kita tetap berkontribusi, sesuai dengan kapasitas kita". Disitulah saya seperti menemukan pembelaan, terlebih lagi Kak Tidar juga dari komunikasi FISIP UI . Akhirnya saya berpikir bahwa dengan memilih komunikasi bukan berarti saya benar-benar tak bisa berkontribusi untuk pendidikan di negeri ini, pasti ada cara selama kita mau berusaha.

Banyak ilmu yang saya dapat dan banyak inspirasi yang coba saya gali. Sesi seminar di isi oleh kak Tidar dari SabangMerauke dan perwakilan dari 1000 guru. Overview saja, sabangmerauke merupakan pertukaran pelajar di Indonesia yang menjunjung nilai toleransi, sehingga nantinya anak-anak terpilih dari seluruh Indonesia akan dibawa ke Jakarta untuk belajar tentang Agama, pendidikan, art , dll yang intinya ingin membuka pikiran mereka atas semua perbedaan di Indonesia. Kemudian, 1000 Guru merupakan gerakan yang digagas oleh para traveler yang juga ingin memberi manfaat untuk pendidikan anak-anak di tempat yang mereka kunjungi. Seharusnya hari ini ada Bapak menteri Anies Baswedan namun karena kesibukan yang lain beliau tidak bisa hadir. 

Hati saya semakin bergejolak ketika melihat 36 pengajar terpilih satu persatu maju kedepan. Ada orang tua yang duduk menyaksikan prosesi itu, betapa bangganya mereka penyaksikan putra putrinya dilantik menjadi pejuang-pejuang pendidikan. Saya cukup kaget ketika ternyata ada beberapa orang yang saya kenal diantara 36 orang tersebut, satu sisi saya bangga ternyata kepedulian anak-anak FISIP yang menyandang status mahasiswa ilmu sosial lumayan tinggi. Tapi sebenarnya kedatangan saya bukan secara tiba-tiba, saya datang untuk menyaksikan pelantikan seseorang yang berjuang sampai mengalahkan ratusan orang meskipun diapun ragu atas kemampuannya sendiri.  
ARIS  , IMA , MELATI

Perkenalkan, seorang teman yang mulai memperlihatkan jatidirinya, namanya Aris Muzaqi mahasiswa tingkat 2 teknik Industri FT UI. Cukup panjang jika saya ceritakan tentangnya selama satu setengah tahun mengenal dia. Tapi yang pasti dia orangnya sangat ramah mau bersahabat dengan semua orang, pinter tapi selalu menutupinya, baik, suka menolong walau kadang beberapa kali dia pengen saya makan. Haha. Kadang saya belajar dari sifatnya, saya tahu dia dulu SMA cukup prestatif tapi yang diceritakannya justru melulu tentang dia yang tidak bisa di mata pelajaran tertentu. Selain itu berbeda dengan saya yang sangat labil dan ngeluh gak karuan, dia jarang sekali mengeluh kalaupun mengeluh mungkin kondisinya benar-benar parah, seperti saat dia harus tidak tidur semalaman untuk mengerjakan tugas sampai matanya sayu. Di tengah beratnya kuliah di teknik, dia masih sempat mengajar di rumbel, ikut kepanitian lain bahkan sekarang menjadi bagian dari Gerakan UI mengajar. Saya harus mengakui, mungkin soal nilai hitam diatas putih saya lebih unggul tapi rasanya itu tidak ada artinya karena sebagai anak sosial nilai itu bukan soal kepandaian kamu menggunakan rumus, bukan juga kemahiran kamu menggambar dengan hitungan yang sangat detail, bukan juga tentang bagaimana kamu bisa merangkai pengetahuan menjadi satu paragraf yang rasional tapi ini soal implementasi ilmu kita.

Tadi saat acara berlangsung ada sesi penyerahan bunga dari pengajar terpilih yang mungkin seharusnya untuk orang tua. Tapi sayang sekali ya, jarak tak memungkinkan orang tuanya menyaksikan prosesi ini. Terimakasih Aris sudah memberikan bunga itu ke saya, meskipun aku bukan siapa-siapa tapi jujur bangga sekali dengan kamu yang terlihat sangat hebat diantara 36 orang-orang hebat itu. Saya percaya ketulusan, kerendahan hati , dan ilmu yang kamu miliki bisa menjadikan kamu sebak-baiknya orang yaitu orang yang bermanfaat untuk orang lain. Selamat berjuang, semoga perjuangan kalian semua membawa kemajuan untuk bangsa.
Share:

Friday, 5 December 2014

Rokok : Menjanjikan tapi mengerikan.

Saya lahir di kota dimana sebagian besar perekonomian ditunjang oleh sebuah perusahaan rokok berskala internasional. Data tahun 2011 menunjukkan bahwa pendapatan daerah di sektor cukai sebesar 90% lebih disumbang oleh gudang garam. Kemudian dengan target marketnya sebesar 67,5% laki-laki dewasa di Indonesia adalah perokok dari total sekitar 240juta orang penduduk Indonesia, gudang garam dalam produksinya melibatkan 43 ribu orang karyawan.  Sehingga bisa dibayangkan betapa jayanya gudang garam sehingga sekian ribu orang itu ekonominya bergantung padanya.



Perusahaan sebesar itu rasanya cukup menyilaukan mata untuk orang-orang yang tertarik meniti karir di perusahaan swasta. Begitupun dengan saya, bagaimana tidak sangat menarik ketika saya membayangkan menjadi professional Public Relation di gudang garam dengan pasar yang sebesar itu dan komunitas yang ada di wilayah saya sendiri. Mungkin memang berat menjadi menjadi PR perusahaan sebesar itu, terlebih lagi produk ditangani adalah rokok, barang yang kadang sering diperdebatkan oleh banyak karena efeknya. Regulasi tentang rokok di Indonesiapun semakin lama juga semakin diperketat, termasuk peraturan marketingnya dalam ranah periklanan. Tapi kalau dilihat prospek ke depannya, sepertinya berkarir di gudang garam cukup menjanjikan. Seperti yang kita tahu bahwa gudang garam standar gajinya juga lumayan baik. Selain faktor gaji, dari faktor market yang sampai luar negeri juga cukup menarik untuk soerang PR. Ya setidaknya sesekali PR pasti akan diajak ketemu klien di luar negeri lah yaa. :)



Disinilah poin utama yang sebenarnya ingin saya bahas, kejayaan gudang garam telah memikat saya untuk ingin berkarir disana. Tetapi hati kecil saya semalam sempat terusik ketika melihat sebuah video tentang fenomena rokok di indonesia, ini link nya ( https://www.youtube.com/watch?v=mgk1MIHSnT4&feature=share ). Mengerikan sekali ketika ada bayi berusia 2 tahun sudah lihai menghisap batang rokok, mengerikan sekali ketika anak-anak yang masih berseragam sekolah justru menghabiskan waktu mereka dengan merokok bersama, banyak fakta yang membuat saya miris sekali. Meskipun saya cukup toleran dengan perokok tapi itu tidak berlaku untuk (calon) Ayah dari anak-anak saya nanti. Saya bersyukur mempunyai Ayah bukan perokok, oleh karena itu saya juga pengen anak-anak saya nanti bisa nyaman di rumah tanpa asap rokok.

Saya ingin bekerja di pabrik rokok, sementara dilain sisi saya miris melihat orang merokok dan juga sangat tidak mau orang yang saya cintai merokok. Entah ini sebenarnya masalah atau tidak tapi yang jelas cukup mengganjal di hati kecil saya ketika nanti hidup saya akan ditopang oleh bisnis rokok padahal saya juga tidak sepenuhnya sepakat dengan penggunaan rokok. Berat saja ketika saya harus menerima gaji atas penjualan barang yang justru merusak diri orang lain. Saya masih akan terus mempertimbangkan itu bersama Tuhan dan orang-orang terdekat saya sampai saatnya saya harus memilih. :)


Btw, suka deh lihat gambar itu. gambar itu saya ambil dari google dengan keywod proffesional public relation. Do get the poin? yaa i mean gambar ini sepertinya benar-benar mewakili atas apa yang diceritakan orang tentang seorang PR yang kerjaannya bukan cuma dandan cakep terus duduk-duduk terima telepon.
Share:

Thursday, 4 December 2014

Pengurangan jam kerja untuk wanita?

Kemarin sore saya melihat berita di trans7, ada isu yang cukup menarik untuk saya respon disini. Pemerintah melalui menteri tenaga kerja mengatakan bahwa pemerintah sangat peduli dengan nasib anak-anak   Indonesia di masa depan, sehingga pemerintah ingin memberikan waktu yang lebih kepada wanita untuk lebih intensif mengasuh anaknya.

Apakah benar pengurangan jam kerja untuk wanita akan efektif? Walaupun diberita sudah ada hipotesa yang mengatakan ini akan kurang efektif tapi tidak ada salahnya kita kembali mengupasnya.
Meskipun saya belum bekerja dan belum berkeluarga tapi saya rasa sebagian besar wanita akan memiliki perasaan yang sama, yaitu dilematis ketika harus memilih antara karir dan keluarga. Jika kita berbicara tentang kodrat dan kewajiban, mungkin kita harus mendahulukan keluarga tapi bukan berarti kita tidak boleh berkarir. Jika melihat realita memang kebanyakan keluaraga yang wanitanya terlalu mengejar karir maka dia mengorbankan keluarga. Ada yang berdalih sehati 24 jam , maka kita bagi 3 dengan alokasi 8 jam untuk kerja, 8 jam untuk keluarga dan 8 jam untuk istirahat. Saya pikir itu pembelaan yang hanya wacana. Kita bicara logis hitung-hitungan waktu saja, katakan  jam kerja mulai jam 08.00-17.00 dan masih harus ditambah perjalanan dan mungkin juga lembur. Apakah masih yakin anda punya waktu 8 jam untuk keluarga? Ya tidak munafik, jabatan mentereng mungkin memang sangat menarik hati. Tapi coba tanya pada hati kecilmu lagi apakah memang itu yang benar-benar kamu cari?

Oke kita kembali ke isu utama tentang pengurangan jam kerja. Saya mengapresiasi sekali wacana pemerintah,sebagai wanita kita bisa berpositif thinking dengan melihat dari sisi positifnya yang mungkin memang benar pengurangan ini akan membuat wanita memikili waktu lebih banyak untuk keluarga. Sehingga peran double yang dijalankan wanita bisa lebih seimbang. Jika hal itu benar-benar bisa tercapai maka dampak positif janngka panjanhnua tentu lebih banyak. Sosialisasi anak yang dilakukan oleh ibunya dengan orang lain tentu berbeda, maka sudah sepantasnya wanita lebih mengutamakan kehadirannya di tengah-tengah keluarga. 

Tapi kemudian kita harus berpikir lagi, apakah benar memang itu solusi yang terbaik? Jika jam kerja wanita dan pria dibedakan maka logikanya beban atau tanggung jawabnya juga berbeda, sementara semakin tinggi mandat yang dipegang tentu tanggung jawabnya semakin besar. Itu artinya sama saja posisi wanita akan dibedakan dengan pria. Jangankan pembedaan jam kerja, bukankah ada sektor tertentu yang minim sekali penyerapan tenaga kerja wanitanya karena alasan wanita sering cuti, seperti cuti hamil, cuti melahirkan, dll. Itu baru cuti saja sudah menjadi masalah, apalagi perbedaan jam kerja? 

Masalah lain juga akan muncul disektor yang jam kerja sangat diperhitungkan. Saya ambil contoh guru, untuk lolos dan mendapatkan sertifikasi salah satu persyaratannya adalah memenuhi syarat mengajar 24 jam dalam seminggu. Jika memang aturan itu diberlakukan kemungkinan aturan jam mengajar juga harus disesuaikan.  

Intinya stand poin saya, saya mengapresiasi niat baik pemerintah yang begitu peduli terhadap peran wanita. Tapi sepertinya ini terlalu riskan kalau diterapka  sekarang, kecuali pemerintah telah meninjau dampak serta tidak ada ketumpang tindihan dengan aturan lain. Jika aturan ini justru berpotensi merugikan wanita padahal emansipasi begitu didengung-dengungkan, lantas untuk apa ini diterapkan? Lagipula menurut saya samasekali tidak ada urgensinya menerapkan ini. Hidup itu pilihan, ketika wanita memilih mengejar karir ya sudah berarti dia siap mengorbankan yang lain. Jika memang dia menitik beratkan perannya terhadap keluarga, pasti dia sudah mempertimbangkan itu sejak awal. Apalagi jika melihat tren lifestyle perkotaan saat ini, bukan hal aneh ketika menemui wanita karir yang memilih single sampai umurnya tidak bisa dikatakan masih pantas untuk sendiri. Tapi saya pikir lebih baik begitu, daripada harus ada yang menjadi korbankan kelalaian dan tersakiti karena pengabaian. Ujung-ujungnya mungkin cerai juga kan? 



Share:

Wednesday, 26 November 2014

Stranger in the train (Again)

Kesibukan dikampus telah membuat kelelahan saya mencapai puncaknya. Jiwa tak lagi punya tenaga dan raga tak lagi memiliki apa yang dicarinya. Dengan alasan ingin mengumpulkan kembali semangat dengan bertemu orang-orang terkasih, saya putuskan tanggal 20 kemarin untuk pulang. FYI, ini hanya selang sehari dari acara terakhir di sisa masa pengabdian saya pada kepengurusan BEM FISIP UI 2013.

Ketika kamu sudah lelah dengan ini semua, pulanglah karena disana ada ibu yang siap memelukmu sampai seolah meruntuhkan beban yang membuatmu sangat lelah. Disana juga ada Ayah, sepatah dua patah kata bijak darinya akan membantumu berdiri lagi menapaki jalanmu sebagaimana semangatmu ketika ini semua belum terjadi. Ada banyak orang yang mampu membuatmu lupa dengan perjalananmu yang terkadang sedikit menyakitkan, sekedar tertawa bersama atau minum kopi bersama. Itulah kenapa saya tak pernah kekurangan alasan untuk pulang, tidak peduli sejauh dan selama apa perjalanan yang harus ditempuh karena kepuasan batin mampu mengalahkan itu semua. walau terkadang waktu dijalan dan waktu dirumah sedikit tidak sepadan. 

Dulu saya takut sekali pulang sendiri, tapi seiring waktu saya sudah terbiasa dengan itu. Bahkan ada kepuasan tersendiri ketika kamu bisa melawan itu. Tentu wajar sebagai seorang wanita kita takut naik kereta ekonomi sendiri sementara dulu kemana-mana selalu diantar orang tua. Inilah titik tolak dimana persepsi saya berubah dan sedikit berpikir positif tentang diri saya sendiri. Saya senang sekali, perjalanan pertama kali saya pulang sendiri sangat menyenangkan. 

Saya naik kereta matarmaja dari Pasar Senen ke Kediri, Saya mendapat kursi 22A, ini adalah kursi 2-3 yang berada pas disamping toilet. Depan saya kursi untuk 3 orang tetapi hanya ditempati 2 orang, sedangkan samping saya juga kosong. 13 jam dikereta bukanlah sesuatu yang menyenangkan kecuali kamu menemukan partner menciptakan suasana itu. Semenjak bertemu dengan mereka, keraguan saya untuk pulang sendiri berkurang karena saya selalu optimis kalau perjalanan selanjutnya akan semenyenangkan itu. 

Perjalanan kemarinpun seseru itu, meskipun tidak serame yang dulu tapi banyak hal yang bisa saya terima dari sharingnya dia. Bahkan dengan waktu sesingkat itu saya sedikit banyak tahu tentang kondisinya yang mungkin sedikit bertolak belakang dengan saya sehingga membuat diri ini bersyukur atas segala apa yang ada. Saya kemarin naik di stasiun nganjuk pas saya naik sudah ada dia di kursi saya, awalnya saya sedikit ragu karena kondisi kereta masih sepi dan penampilannya yang terkesan sedikit acak-acakan membuat saya hanya berani menilainya dari bahasa non verbalnya. 

Matanya merah dan wajahnya sedikit lusuh samasekali tidak mencerminkan keramahan dan umurnya sekitar 30 tahunan. Saya perhatikan satu persatu, saya mulai menemukan titik terang ketika membaca jaket yang dia pakai bertuliskan magister computer science IPB. Oke, saya mulai membuka omongan dengan bertanya dia mau kemana? setelah itu justru keadaan berbaik karena ternyata dia orangnya cukup terbuka, justru sayayang masih memilah-milah informasi mana yang harus saya bagi. Awalnya dia juga masih sedikit menutup diri tetapi ketika saya pakai hoodie yang bertuliskan FISIP UI, seolah dia menjadi lebih tertarik untuk membahas mengenai pendidikan. Benar saja begitu karena ternyata dia adalah seorang dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Bogor. Banyak kisahnya yang membuat saya cukup menerima pelajaran. Terimakasih untuk sharing anda kemarin, semoga Tuhan selalu memberkahi hidupmu. 

Share:

Tuesday, 21 October 2014

ANALISIS MEDIA (1)


Beberapa waktu yang lalu mungkin kalian sempet jengkel dengan 2 stasiun tv yang dengan terang mengunggungkan calon presidennya. Apakah hanya faktor kepemilikan yang menyebabkan seperti itu? Yuk kita belajat tentang media analisis. Saya akan sedikit berbagi tentang pelajaran yang aku dapat di pengantar kajian media, ya walaupun masih dasar tapi semoga bisa menambah pengetahuan kita.



Di era moden ini, konten dan platform media sangat beragam. Manusia juga semakin pintar menyesuaikan dengan perubahan itu. Kita tidak lagi bertindak sebagai khalayak pasif yang hanya menerima apapun yang disampaikan media. Tetapi kita sudah menjadi khalayak aktif yang bebas menentukan / memilih informasi mana yang sesuai dengan kita. Bahkan teknologi sekarang sudah mumpuni untuk kita menjadi khalayak interaktif, yang mana audience bisa memberikan feedback atau berkontribusi terhadap konten media.

Sebelum kita coba menganalisis media secara lebih mendalam, ada baiknya sebagai audience yang cerdas perlu tahu satu konsep  yang namanya literacy media (melek media). Ini adalah kemampuan audience untuk menganalis, mengevaluasi dan menilai pesan media sehingga tidak ditelan mentah-mentah.




5 KONSEP INTI DALAM LITERACY MEDIA
  • Media Are Constructions
Media selalu berusaha untuk mengkonstruksikan aspek kehidupan (Orang, tempat, event ,dll). Terkadang media seperti merepresetasikan apa yang ada di kehidupan nyata kita. Tetapi menjadi bias kita kita mulai memyadari bahwa media juga mengkontruksikan apa yang ada di kehidupan kita dengan opini, asumsi, dan kepentingan pribadi.
contoh : Siapa yang membuat standar definisi cantik adalah langsing, putih bening , rambut panjang? Media. Lalu siapa yang menetapkan bahwa rambut indah adalah yang hitam berkilau dan tebal? iklan shampo dari media.
  • Media Have Commercial Implication
Media juga merupakan sebuah perusahaan komersil yang berorientasi pada uang. Sehingga akan ada bias antara fungsi media yang sesungguhnya dengan kepentingan bisnis. 
Contoh : Media seringkali meliput event special seperti wedding party. Sebenarnya ini tidak terlalu krusial, namun media sengaja membuat isu ini seolah-olah penting untuk diketahui oleh semua orang sehingga ujung-ujungnya rating mereka naik dan iklannya banyak.
  • Media Has Its own unique aesthetic form
Ada banyak cara berbeda-beda yang digunakan media untuk menarik perhatian khalayak. Contohnya: Sebuah stasiun tv akan menyiarkan langsung wedding party, maka dari jauh-jauh hari acara gossipnya terus memberitakan tentang itu. Perlu diketahui juga, bahwa setiap program tv mempunyai kharakter yang konsisten sehingga menjadi ciri khasnya. Misalnya acara gossip silet  dengan insert tentu saja berbeda pembawaan acaranya.
  • Audiences Negociate meaning
Pesan yang disampaikan media kepada banyak orang tidak diartikan sama oleh masing-masing orang. Ada beberapa faktor seperti usia, gender, pengalaman , dll yang membuat orang akan memaknai pesan media. 
Misalnya: Media meliput blusukan jokowi, lalu ada pro dan kontra. Beberapa mungkin melihat ini sebagai gambaran bahwa pemimpin itu harusnya merakyat, namun ada juga bahwa liputan ini hanya sebuah pencitraan di depan media. Dari sini sudah terlihat bahwa satu pesan yang sama bisa dimaknai berbeda oleh khalayak.
  • Media is social and political
Media memiliki nilai, kekuatan dan kekuasaan sehingga bisa mempengaruhi kehidupan social dan politik. Media adalah salah satu agen sosialisasi, oleh sebab itu dia bisa saja mensosalisasikan budaya-budaya tertentu sehingga lama kelamaan bisa merubah kehidupan sosial. Contoh: media memperlihatkan bagaimana kehidupan masyarakat modern yang konsumeris, maka khalayak akan berpikir untuk meniru gaya hidup yang seperti itu sehingga kita masuk dalam budaya konsumerisme. 

Setelah mengetahui konsep literasi media bahwa apa yang disampaikan media tidak semuanya bisa kita terima mentah-mentah karena ada banyak faktor didalamnya. Lalu sekarang kita bisa menganalisis pesan media dengan pertanyaan kunci sebagaim berikut:
  • Authorship ->  Siapa yang membuat pesan ini?
  • Purpose -> Kenapa pesan ini dibuat? Siapa target dari pesan ini?
  • Economic -> Siapa yang membiayai ini?
  • Impact  -> Siapa yang diuntungkan/dirugikan pesan ini?
  • Respone -> Apa tindakan yang dilakukan untuk merespon pesan ini?
  •  Content -> Apa nilai, informasi dan pesan yang dibawa? 
  • Technique -> Bagaimana teknik yang digunakan? Bagaimana pesan ini dikomunikasikan?
  • Interpretation -> Bagaimana orang yang berbeda memaknai pesan ini dengan berbeda?
  • Context -> Kapan ini dibuat? Dimana dan bagaimana ini di bagikan ke publik?
Contohnya menyusul di posting selanjutnya ya :) 
Share:

Rating/share hidup dan mati suatu program

Postingan ini aku berbagi tentang materi di pengantar penyiaran.  Kenapa suatu program atau acara TV bisa bertahan lama bahkan menjadi favorit? Apa hubungan antara program tv, audience, rating/share , dan advertising? Temen-temen mungkin sering bertanya, Kenapa sih sinetron ini masih tayang terus? atau pernah juga bertanya, padahal tayangan ini kan bagus mendidik tapi kenapa kok dihentikan?

Siapa yang menentukan acara / program ini lanjut atau berhenti? Programming. Jadi ada suatu bagian namanya Tv programming, dia yang menentukan kelanjutan acara. Lalu apa dasar penentuannya? Patokannya adalah angka rating/share program tersebut. Disini lebih mengacu pada kuantitas rating, bukan kualitas program. Jadi sebenarnya jika kalian mempertanyakan sinetron A kenapa masih tayang terus bahkan lebih dari seribu episode, tentu jawabannya karena ratingnya tinggi. Angka rating itu sendiri mengindikasikan jumlah orang yang menonton program tersebut dari seluruh populasi penonton. Berarti dapat kita simpulkan bahwa sebenarnya masih lebih banyak orang yang suka daripada yang tidak suka. Sementara ini rating tertinggi program tv di Indonesia masih di pegang oleh sinetron dan ajang pencarian bakat. Bahkan program sekelas kick andypun ratingnya masih kalah dengan sinetron yang kalian pandang sebelah mata.

Sebenarnya kenapa rating sangat berpengaruh? Hal ini karena rating merupakan indikator pengukur khalayak yang menjadi audience acara tersebut. Sehingga semakin tinggi rating maka semakin banyak pula audience yang artinya banyak pula orang yang bisa menjadi target iklan. Semakin tinggi rating suatu acara maka semakin mahal pula harga 1 slot iklan yang ditawarkan. Satu slot iklan akan berdurasi 30 atau 60 second. Rating dari Indonesian Idol selalu masuk dalam jajaran atas, coba tebak berapa harga satu slot iklan 30'? Harganya 18 juta pada tahun 2004.

Sebenarnya jika ratingnya rendah terus kenapa sih? Jika sebuah acara ratingnya rendah itu tandanya program tersebut tidak banyak diminati audience, itulah kenapa program tersebut juga tidak memiliki nilai jual untuk para pemasang iklan. Disinilah masalahnya, iklan adalah sumber pendapatan terbesar yang mencover biaya produksi, Jadi kalau tidak ada iklan berarti tidak bisa produksi lagi. Supaya mudah untuk mencontohkan, kita menggunakan contoh koran yang jelas terukur berapa jumlah pembaca dari berapa total penjualannya. Sebenarnya biaya produksi koran itu mahal, tapi bagaimana kita bisa membeli koran sekelas kompas dengan harga Rp 4 ribu? hal itu karena adanya iklan-iklan yang dipasang di kompas. Pernah aku baca disebuah buku yang lupa sumbernya, bahwa 3/4 dari biaya produksi dicover oleh iklan. Sementara uang penjualan itu hanya mencover 10%.

Dari sini kita dapat simpulkan bahwa keberlangsungan sutu program tidak berdasar pada kualitas program itu. Namun lebih mengarah pada kuantitas rating/share. Ada program yang sebenarnya bagus nilai edukasinya, bahkan juga produksinya namun karena ratingnya rendah sehingga dihentikan. Tapi ada juga program yang sekedar bikin orang ketawa joget-joget justru bertahan bertahun-tahun karena banyak yang nonton jadi ratingnya tinggi. Sekarang pertelevisian kita terutama tv komersil memang berlomba-lomba mengejar rating, itulah kenapa sering kali jika suatu stasiun tv membuat program baru yang terlihat sukses maka stasiun lain juga akan menciptakan program sejenis. Dunia televisi tidak bisa dilepaskan dari dunia bisnis yang mana ada orientasi profit, sehingga fungsi utama televisi sering kali bias oleh kepentingan bisnis.

Share:

Saturday, 18 October 2014

The Evolution of Relationship

Kalian kenal istilah - istilah ini , PDKT? Jadian? Langgeng? Atau mungkin pernah hampir pacaran? Ya semua itu adalah rangkaian dari tahapan perkembangan hubungan. Jika kamu pernah deket sama orang tapi entah kenapa gak jadian tapi malah bubaran sebelum jadi , tau mungkin kamu awalnya yakin banget tapi di satu titik kamu jadi ragu. Tidak usah khawatir semua itu wajar sekali dalam tahap perkembangan hubungan.
Postingan ini aku pengen sedikit berbagi tentang pelajaran di pengantar ilmu komunikasi. Tapi tenang aja ini gak akan membosankan karena semua di komunikasi adalah apa yang ada di sekitar kita. So here we go to talk about The Evolution of Relationship (Ruben.Brent, Stewart.Lea.2006.Communication and human behavior.USA:pearson.)
Tahap perkembangan hubungan itu ada 6 tahap, antara lain:
Stage one : initiation
   Ini adalah tahap permulaan pondasi dari sebuah hubungan yang beruapa pengenalan atau pertemuan. Biasanya akan muncul kesan pertama yang terbentuk dari sinyal atau isyarat non verbal. Sampai selanjutnya bahasa akan memegang peranan penting untuk penyesuain hingga mulai terbentuk aturan bersama. Disini fokus pada 2 hal, yaitu berusaha untuk terlihat sepositif mungkin untuk orang lain dan mengevaluasi orang lain.
Contoh : Kamu tanpa sengaja ketemu orang, kamu tertarik dengan style dia. Lalu kalian kenalan dan mulailah berbincang-bincang tentang fashion.
Stage Two : Exploration
   Muncul tak lama setelah inisiasi: masing-masing partisipan melihat gaya, nilai, motif dan kepentingan dari partisipan lain. Pada tahap inilah penentu apakah hubungan akan akan berlanjut atau tidak.
Contoh : setelah kenalan ternyata kesukaan kalian sama dan pola pikir kalian sama. Jadi kalian akan ngonbrol semakin mendalam untuk mengetahui kepribadian.
Stage three: Intensification
     Ini adalah tahap dimana diputuskan hubungan akan dilanjutkan atau tidak. Mulai terbentuk juga pola atau aturan yang relatif tetap. Sampai pada tahap ini orang sudah sangat dekat dengan orang lain, mereka mulai tau rahasia-rahasia satu sama lain dan mereka sudah mendeskripsikan diri sebagai "close friend"
Contoh : Kalian merasa cocok jadi kalian mulai menjalin hubungan lebih intensif , mulai gak canggung cerita tentang rahasia kamu ke dia dan kalian punya nama pangilan khusus.
Stage four : Formalization
  Muncul ikatan - ikatan simbolik antar individu. Wujud formalisasi hubungan dan ada pemberitahuan ke orang lain.
Misalnya : Tunangan atau mungkin pasang status berpacaran di facebook.
Stage five :  Redefinition
  Tahap mendefinisikan kembali hubungan yang sudah berlangsung yang mana mulai ada tekanan dan tuntutan untuk berubah. Proses ini bisa terjadi secara natural , berangsur - angsur atau bisa juga berubah extrem.
Misalnya dia suka banget telat kalau janjian sampai kamu jengkel, akhirnya kalian bikin kesepakatan kalau janjian di cafe aja biar bisa nunggu sambil wifian.
Stage six : Deterioration
  Hubungan melemah , terutama ditandai oleh rendahnya intimacy dan ketiadaan self discloser. Terjadi tanpa pemberitahuan, orang mulai memilih jalannya sendiri pada akhirnya hubungan mencapai titik dissolution
Misalnya : Tiba - tiba dia mulai jauh, jarang menghubungi dan panggilan khusus kalian tidak lagi terdengar. Sampai akhirnya kalian mulai menjauh dan tidak berhubungan lagi.
    Perlu diketahui bahwa tidak setiap hubungan selalu berkembang urut dari stage 1 sampai stage 6 karena mungkin saja loncat-loncat atau bahkan maju dan mundur. Bisa juga hubungan berhenti pada periode tertentu sebelum pindah ke stage yang lain. Setiap pola perkembangan hubungan yang berbeda tentu saja akan berbeda hasil. Misalnya hubungan orang yang sudah saling kenal lama tentu beda dengan orang yang tanpa proses pengenalan langsung jadian. Tapi bukan berarti pula yang runtut itu lebih baik, banyak faktor lain yang mempengaruhi.
Share:

Sunday, 12 October 2014

The storm bring me to them (2014)

Tidak mungkin Tuhan membiarkan aku tersungkur tanpa memberikan petunjuk jalan yang harus kulalui setelah itu. Aku sangat percaya dengan skenarioNya. Ketika hidup seolah penuh masalah, hati jadi resah dan pikiran gelisah, mau ambil keputusan juga takut salah, jadi keputusan terbaik adalah berserah. Setelah kemarin terjadi dinamika badai kehidupan, aku seolah-olah memulai semuanya dari nol lagi. Mama bilang :" Lupakan semuanya, cerita itu sudah berlalu sebelum jam 5 tadi." Sebenarnya kata-katanya sederhana tapi kalau dikomunikasi ada makna tersendiri yang dibawa oleh medianya. Mungkin karena yang bilang itu mama jadi aku memaknainya lebih.

Sekarang hidupku sudah teratur, mataku sudah berbinar-binar, raut wajahku tak lagi kusam tanpa sinar. Terimakasih Tuhan aku belajar banyak dari ini semua. Ada satu lagi yang sangat aku syukuri, masalah itu membawaku lebih erat dengan keluargaku dan lebih dekat dengan keluarga baruku. Aku tidak bisa cerita segamblang cerita dengan keluargaku (di Kediri) dan merekalah yang menguatkanku. keputusanku memulai cerita baru juga membawaku lebih dekat dengan keluarga disini, permadi (perhimpunan mahasiswa kediri di UI). Aku memang tidak cerita ke mereka tapi setidaknya mereka mampu membuatku lupa tentang itu semua.

Disini aku bisa menghabiskan banyak waktu untuk sekedar tertawa bersama mereka, mendengar semua dinamika angkatan mereka, bahkan sesekali juga terlibat dalam konflik internalnya. Terimakasih dedek-dedek lucuku permadi 2014. Aku senang kalian menganggap aku teman kalian, jangan pernah sungkan karena aku disini siap menjadi sandaran kalian. Begitupun sebaliknya, maafkan aku akan sering merepotkan kalian ya. Meskipun kadang aku masih lupa dengan nama kalian tapi sejujurnya aku sangat welcome dengan kalian. Jangan sungkan meminta bantuan meski justru aku yang sering merepotkan , jangan sungkan bertanya kalaupun endingnya aku belum tentu tau jawabnya. Aku sayang kalian, aku doakan yang terbaik untuk kesuksesan kita semua. Tetep semangat, jaga semangat kalian karena life start here. Semoga makin bonding dengan angkatannya dan bisa saling menguatkan :D

Terimakasih Rubi, Dede, Bogar, Lilik, Hamida, Vivi, Uni, Levi, Fatma, Aza, Yofi, Rohman, Meda, Debi, DP , pingkan, Tsesar, Alfan, dan semuanya yang belum kesebut. <3

Share:

Friday, 10 October 2014

Long distance relationship

Kemarin aku lihat sebuah akun di instagram yang post foto lucu sekali,  icon 2 kota yang kemudian ada tulisan dengan efek glow " aku disini dan kau disana"

Aku selalu tertarik dengan kisah-kisah orang yang menjalani hubungan jarak jauh. Seperti ada daya tarik tersendiri mendengar cerita-cerita orang LDR yang kadang lebay, kadang mengharukan dan kadang juga inspiratif. Agak geli juga ya dengernya ketika mereka yang sedang LDR seperti terkungkung dalam sebuah alat kecil yang bernama handphone. Tipe-tipe LDR lebay ini menganalogikan handphone sebagai nyawa. Tidak mungkin mereka lepas dari nyawanya karena kamu tahu apa yang terjadi ketika smsnya dibales lama? Ketika telponnya gak dijawab? Ketika gak ada laporan sedang dimana, dengan siapa dan berbuat apa. Ya sudahlah, aku sih wajar ya begitulah belenggu cinta anak muda.

Cerita LDR yang mengharukan? Kayaknya agak susah kalau dalam konteks pacaran. Tapi aku selalu terharu dengan kesetiaan para belahan jiwa pelayar. Sungguh mulia ketika kamu setia menjaga diri menunggunya kembali sementara dia sedang berjuang demi kebahagiaan hidupmu dan hidupnya di tengah samudra. Berapa kali kamu tak bisa tidur ketika cuaca buruk? Seberapa sering kamu menahan rindu hingga berbulan - bulan? Sampai saat kau mempertaruhkan nyawa saat melahirkanpun belum tentu dia.

Melihat cerita-cerita seperti itu aku jadi berpikir urusan cinta ini ribet sekali. Memang mungkin bukan kapasitas pikiran untuk memikirkan cinta karena lebih tepatnya ini urusan hati dan perasaan. Kadang justru yang tidak masuk akal itulah cinta. :)

Share:

Monday, 6 October 2014

Idul adha 2014 @istiqlal

Selamat hari raya idul adha bagi yang semua yang merayakan, semoga  berkah dan bermanfaat bagi sesama.  Sebenarnya idul adha tahun ini gak berbeda jauh dengan tahun sebelumnya, sama-sama di perantauan it means gak ada daging untuk di sate. Bisa sih beli, tapi kenyataannya mau beli makan aja susah karena warung-warung pada tutup.

Tahun lalu kecewa saya tidak bisa pulang terlampaui tinggi jadi saya kurang menikmati suasana idul adha disini. Tapi tahun ini bener-bener menikmati idul adha. Kemarin temen-temen ngajak sholat id di istiqlal, wah seru dong gak ada salahnya saya ikut. Pasti rame jamaah, rame media dan rame pejabat. Kebayang segitu ramenya temen-temen ada yang memilih berangkat malam dan menginap supaya paginya bisa dapat shaf di ruang utama sekaligus takbiran disana. Tapi karena suatu hal akhirnya saya memilih untuk berangkat pagi.

Rencananya jam setengah 5 mau berangkat tapi ternyata itu cuma wacana karena kita berangkat sekitar jam 05.15 wib. Gak ada masalah pas disana juga masih banyak orang yang baru datang, sholatnya juga belum mulai dan tempatnya masih banyak tapi bukan lagi di ruang utama. Nah pejabat-pejabat termasuk presiden selalu disediakan tempat di ruang utama tapi ya jangan berharap ketemu juga sih, setidaknya nanti dibelakangnya masih ada pengawal , ajudan , anak , mantu, DPR , dubes dan lain - lain jadi biasanya lumayan jauhlah shaf sholatnya antara presiden dengan kita.

Sholat dimulai sekitar pukul 7 lebih, beberapa saat sebelum dimulai ada pengumumana bahwa presiden RI beserta ibu negara telah tiba. Habis gitu barulah sholat di mulai , saya lupa kemarin siapa imamnya tapi yang jelas khatibnya dosen UI. Sebenarnya ada balihonya di depan cuma namanya terlalu asing jadi saya lupa. Tapi yang jelas ini pasti orang hebat, bacaannya bagus dan suratnya yang dibaca panjang-panjang.

Ada beberapa hal yang cukup mengusik untuk saya pertanyakan entah kepada siapa. Saya mengambil posisi di serambi yang cukup jauh dari ruang utama, disini tidak ada hijab khusus antara jamaah laki-laki dan perempuan. Nah mayoritas disebelah sini ada akhwat tapi ada beberapa bapak-bapak yang menemani istrinya sholat di shaf ini. Pertanyaannya apakah boleh seorang laki-laki sholat di belakang jamaah wanita meskipun shaf yang paling depan tetap laki-laki? Kemudian ada satu lagi , setau saya khutbah merupakan rukun sholat jadi kita tidak boleh ngomong apalagi pergi. Nah yang saya lihat kemarin pas sholat udah selesai, banyak jemaah yang langsung pergi begitu saja meskipun kutbah belum selesai bahkan belum mulai. Sebenarnya ada 1 lagi, ada ya orang sholat ied yang sampai bawa tongsis. Meskipun saya juga narsis tapi gak segitunya juga kan? Parahnya di depan herbang ada penjual tongsis dengan promosi ,"ayo tongsisnya, narsis setahun sekali di istiqlal". Ada juga nih ya yang sholatnya di trotoar, jadi pas saya dateng beberapa orang sudah ambil posisi di trotoar samping sungai. Heran aja, tempat di dalem kan masih banyak lagian didalem aja gak bisa khusyuk apalagi di luar. Gak ngerti lagi -_- , sekian wassalamualaikum :) 

Share:

Friday, 3 October 2014

Dinamika kehidupan

Biarkan orang menilai apa toh yang jelas tahu diri kita adalah kita sendiri dan Tuhan. Terkadang kita pesimis dengan kemampuan kita sendiri sampai-sampai kita terlalu berharap kepada sesama makhluk.Padahal kita tahu tidak boleh berharap kepada selain Allah, jika kamu masih berharap pada selainNya ya salah siapa ketika akhirnya hanya mendapat rasa kecewa. Tapi terkadang kita lupa atau mungkin memang selama ini kita terlalu jauh denganNya.

Awal semester 3 yang baru berjalan satu bulan ini tapi rasanya telah merangkai cerita-cerita dinamika kehidupan. Banyak kejadian yang membuat aku belajar tentang kehidupan, ada kejadian yang membuat aku belajar lebih sabar, ada juga kejadian yang membuat aku menjadi mahluk yang sesungguhnya dimana tiada daya dan upaya selain kuasaNya. Aku tak pernah mengundang masalah tapi entah mengapa mereka ingin berkenalan denganku, awalnya hanya satu masalah yang datang tapi rasanya aku ingin menyerah ketika mereka silih berganti singgah di hidupku. Tidak banyak yang tahu karena aku selalu berpikir orang tidak perlu tahu urusanku pribadiku karena akupun tak suka masuk dalam zona pribadi seseorang. Lagi pula aku akan merasa bersalah ketika orang ikut berpikir tentang masalahku seolah-olah akulah satu-satunya orang yang punya masalah. Lebih baik aku diam,aku masih sanggup menyelesaikannya sendiri tanpa perlu kamu kasihani. Meskipun diawal terlihat berat, tapi tenanglah karena ini akan selesai sebagaimana masalahku yang dulu-dulu.

Mungkin cerita ini terlalu abstrak, kamu jadi bertanya-tanya sebenarnya apa yang telah terjadi padaku? Terimakasih sudah peduli tapi ini bukan yang tepat untuk aku berikan jawabannya padamu. Tidak usah khawatir karena aku baik-baik saja, mungkin beberapa orang yang sering menghabiskan waktu denganku bisa melihat jelas perubahanku. Mereka tahu dari tatapanku, mereka tahu dari tingkahku, mereka tahu dari ucapanku. Terimakasih sudah mengertiku.
Teruntuk keluargaku Ayah, ibuk , Mas, adik, terimakasih selalu menguatkanku dengan kasih sayang. Meskipun tidak ada pundak untukku bersandar, tidak ada tangan yang mengusap air mataku dan tidak ada pelukan untukku tapi aku percaya kita selalu terhubung dalam Doa. Terimakasih Mas Fahru yang membuatku merasa terlindungi, sekuat apapun aku sebagai seorang wanita tetap aku butuh perlindungan lelaki. Kamu mungkin bertanya kemana orang yang selalu ku sebut-sebut penyemangatku? Dia sedang berjuang sendiri sama sepertiku di tempatnya :) . Terimakasih Ayah dan Ibuk, terimakasih doanya yang menjadi penerang dari masalahku, terimakasih wejangannya yang membuatku lebih bijak, terimakasih motivasi yang menguatkanku, terimakasih materinya setidaknya itu tidak menambah beban pikiranku. Terimakasih segalanya, aku sayang Kalian. Semoga kita selalu bersama hingga surga firdausNya.

Share:

Tuesday, 23 September 2014

Kita berlawanan arah

"Melangkahlah kemanapun engkau ingin melangkah, sesungguhnya bukan lagi pikirku yang mengendalikanmu tapi hatikulah yang menuntunmu"
Aku seperti debu yang diterbangkan oleh angin tanpa bisa memilih kemana angin menerbangkanku. Tidak ada tujuan, aku bosan di keramaian, dimana bisa kutemui ketenangan? Aku berencana menghabiskan waktu di sebuah tempat makan, tapi nyatanya disanapun aku tak menemukannya. Hanya kesana untuk makan lalu aku pergi lagi dengan harapan tempat lain yang akan kudatangi memberi suasana yang lebih baik. Tak sampai kakiku menginjak tempat itu pikiranku sudah ragu. Sepertinya disana bukan tempat yang tepat karena disana justru banyak lalu lalang. Setelah aku naik bis kuning , kamu tahu akhirnya aku turun dimana? Jika kamu menebak fisip, jawabanmu salah. Aku melangkah tanpa arah sampai akhirnya tibalah aku di suatu tempat dimana aku selalu mendapat ketenangan, tempat ini selalu menjadi candu terutama saat aku hilang arah.

Saya bukan tipe orang yang mudah memperlihatkan kepanikan saya di depan orang. Orang tidak pernah tahu seberapa saya panik, inilah kenapa orang menilai saya orang yang tenang. Padahal jauh di dalam hati dan pikiran sungguh tidak begitu. Saya tahu benar bahwa saya sangat mudah panik, itulah kenapa saya selalu belajar untuk mengendalikan. Jauh sebelum deadline selalu saya usahakan tugas itu sudah selesai karena saya tahu kalau terlalu mepet pasti saya panik. Begitupun masalah, lebih baik mengantisipasi supaya kondisi ideal itu selalu ada. Kita memang tidak mungkin hidup tanpa masalah tapi setidaknya ketika ada masalah itu bukan masalah yang dulu pernah menghampirimu di waktu sebelumnya. Kalaupun kamu menghadapi masalah yang sama, tentu itu bukan lagi menjadi masalah karena kau sudah lebih pintar menyelesaikan itu.

Tapi sayangnya akhir-akhir ini aku gagal mengendalikan diriku sendiri sampai aku harus makan dan makan lagi untuk mengalihkan semua kesuntukan itu. Kadang saya tidak suntuk dengan tugasnya tapi dengan partnernya. Tugas hanyalah sebuah aktivitas yang menunggu dikerjakan tanpa pernah berontak tentang bagaimana caramu menyelesaikan. Saya kadang lelah mengikuti apa kata orang yang dengan mudahnya menyalahkan seolah-olah dia tidak pernah salah. Jika kamu tidak mau mengucapkan terimakasih, setidaknya kamu juga tidak menghardik kerjanya. Jalan pikiran kita berbeda atau mungkin saya yang kelewat perasa. Selama ini saya coba percaya kamu dengan mengabaikan penilaian orang, tapi akhirnya sayapun terpaksa membenarkan itu. Semoga Tuhan selalu meridhoi usaha kita semua. :)

MUI adalah satu-satunya tempat yang memberikan ketenangan lahir batin tanpa perlu kau menyiksa perasaanmu sendiri memikirkan orang yang tak memikirkanmu.

Share:

Monday, 22 September 2014

Pelajaran hidup di halte MUI

Ceritaku kali ini mungkin masih senada dengan yang kemarin, ini tentang wanita yang tangguh. Saya bangga menjadi wanita sebagaimana engkau bangga menjadi pria. Saat tadi pagi jogging, di tengah jalan saya istirahat sebentar di halte MUI (nama masjid UI). Disitu bukan hanya saya, ada beberapa orang yang sepertinya sedang melakukan hal yang sama. Tidak ada space yang cukup luas untuk meluruskan kaki saya kecuali duduk bertolak belakang dengan 2 cowok yang lebih dulu duduk disitu. Ketika saya duduk dan menaikkan kaki saya, datanglah 2 ibu-ibu dengan anak balita yang lincah seneng jalan. Satu dari mereka pergi mengikuti si anak ini jalan, tapi yang satunya tetep disitu.

Entah siapa yang diajak ngobrol apakah mas-mas belakang saya atau saya tapi yang jelas ibu itu ngomong sesuatu tentang cucunya. Daripada dikira sombong ya tidak ada salahnya saya merespon. Ya dia cerita tentang cucunya yang sangat aktif dan lincah. Saya berpikir ini cucu pertamanya karena terlihat dari cara ibu bercerita dengan semangat dan senang sekali. Setelah cerita cucu, ibu itu cerita tentang anak-anaknya. Jadi anaknya ada 3 , semua udah selesai kuliah di UGM,UNY dan UNJ. Anak pertama udah nikah, nah yang anak ketiga mau lamaran meloncati yang kedua. Coba kamu tebak setelah ini dia cerita tentang siapa?

Yaps, tentang suaminya. Ibu ini cerita kalau dia sudah berpisah dengan suaminya. Meskipun tidak ada surat cerai resmi tapi mereka sudah pisah rumah sejak tahun 2000. Kata ibu:"saya pisah karena bapak nikah lagi tanpa sepengetahuan saya". Saya nebak aja oh berarti nikah siri , tapi ternyata nikah resmi karena suaminya mengaku masih bujangan. Jujur ya, saya bukan pertama kali denger kasus seperti ini tapi baru kali ini saya tahu ada orang ngaku lajang sementara dia akan menikah dengan orang yang umurnya sama dengan anak pertamanya. Ibu itu sendiri yang bilang, dia lebih memilih yang muda yang umurnya sama seperti anak pertama saya.

Ada yang menarik ketika ibu itu bilang:" saya bersyukur mbak hari tua saya tidak kurang, meskipun dulu harus gali tutup lubang sendirian kuliahin anak tapi sekaranh semua anak-anak kasih jatah bulanan dan saya sendiri juga punya kontrakan. Meskipun saya pisah tapi bapak juga tidak minta gono gini jadi saya juga bisa tenang membalik nama yang saya punya ke anak-anak saya." Saya bisa menangkap bagaimana anak-anakny sayang banget sama ibu itu. Dulu ketika suaminya ketauhan nikah lagi, ibu ini bilang menyuruh suaminya untuk memilih sini atau sana dengan catatan kalau memilih sana silakan pergi dari rumah ini tapi jangan bawa apa-apa. Ibu bilang:"ya sudah ternyata dia lebih memilih sana mbak." Ya dulu kan masih kuat uangnya istilahnya masih kerenlah kerja di kontraktor. Tapi setelah PHK sekarang kehidupannya susah." Kalau pas lagi susah gini dia baru nyari-nyari istri tua mbak.

Sebenarnya ibu ini terlihat masih respect dengan suaminya tapi bagaimanapun hati terlanjur tersakiti. Jadi ibu itu bilang kalau anaknya mau lamaran jadi butuh Ayah kandungnya. Makanya janjian disini untuk ketemu. Ibu itu memang tahu usaha suaminya apa tapi dia dan anak-anaknya tidak tahu tempat tinggalnya sekarang dimana. Saya kira itu wajar, ibunya boleh respect tapi tidak dengan anak-anaknya. Mana ada anak yang tidak marah ketika lihat ibunya susah payah menghidupi 3 anak sementara ayahnya memilih bersenang-senang dengan wanita lain.

Lantas ibu itu memegang saya dan bilang :"kamu nanti kalau milih suami dilihat dulu keluarganya, latar belakangnya jelas apa tidak, agamanya, akhlaknya. Jangan sampai salah justru ganggu rumah tangga orang". Beberapa saat kemudian anaknya dateng lalu saya pamit untuk lanjut jogging lagi. Saya tidak enak kalau saya masih tetep disitu nanti ibunya lanjut cerita sementara saya takut anaknya tidak berkenan. Saya tidak kenal siapa ibu itu dan sebaliknya tapi saya cukup tercengah ketika ibu itu bisa cerita segitu jauh padahal saya disitu mungkin hanya sekitar 10menit. So the story run :)

Share:

Saturday, 20 September 2014

wanita itu gak lemah

Sebererapa sering kamu mendengar wanita meminta kesamaan gender? Ya saya sebagai seorang wanita juga ingin diperlalukan sama dengan kaum adam. Tapi disini yang saya tidak mengerti sebenarnya apa batas kesamaan gender yang dimaksud? Apakah ketika wanita boleh melakukan semua pekerjaan laki-laki itu disebut persamaan gender? Atau saat wanita diperlakukan seperti laki-laki itu sudah disebut persamaan gender?

Saya gak ngerti dengan orang-orang yang menuntut persamaan gender tapi di lain waktu masih melemahkan dirinya sendiri sebagai wanita. Sebenarnya wanita gak selemah itu, sosialisasi masyarakat membentuk sebuah presepsi bahwa wanita itu lemah. Saya bukan fighter sekuat chrish john dan saya juga tidak berotot seperti ade ray tapi saya selalu berusaha meyakinkan diri saya bahwa i'm strong enough. Ketika saya menganggap diri saya kuat, maka itu akan mempengaruhi tindakan.

Ketika saya naik commuter line atau bis saya tidak masalah jika saya harus berdiri sementara ada penumpang laki-laki yang duduk. Dia tidak perlu pura-pura tidur atau bahkan bersusah payah mengalihkan pandangan. Biasa ajalah, harga karcis kita sama , posisi kita sama sebagai penumpang. Tapi kalau dia dengan senang hati memberikan kursinya sementara tidak ada yang lebih membutuhkan kursi itu, barulah saya duduk. Saya pernah naik kereta jatinegara - pasar senen yang kebetulan pas saya naik masih ada bangku kosong, tapi beberapa waktu kemudian bangku penuh dan ada nenek-nenek naik. Sebagai security yang baik, sudah sepatutnya harus mencarikan bangku untuk penumpang yang membutuhkan. Memang ada kursi khusus lansia, ibu hamil , difabel, dsb. Tapi itu semua sudah penuh, akhirnya saya berdiri dan mempersilahkan nenek itu duduk. Neneknya sih biasa aja tapi respon security nya yang membuat saya terenyuh. Dia bilang makasih berkali-kali, mungkin dia dilema kalau harus mengusir orang untuk mencarikan tempat duduk nenek itu.

Tapi sekuat apapun wanita , tetap tidak bisa dia hidup sendiri. Akan ada saatnya dimana saya merasa butuh laki-laki untuk menangkan wanita yang sangat mengedepankan perasaan. Sekuat apapun saya, saya tetap butuh laki-laki untuk memastikan saya aman saat pulang malam terlebih lewat tengah hutan. Tapi bukan berarti saya sampai memaksa teman saya untuk mengantarkan pulang. Saya memang takut jalan sendirian tapi jalan kan bukan tengah hutan itu aja. Do you get the poin? Walaupun wanita tidak sekuat laki-laki tapi wanita juga gak selemah itu untuk selalu bergantung pada laki-laki.

Share:

Wednesday, 17 September 2014

Dunia baruku : menulis

Saya seperti mulai mencintai dunia baru dimana saya bebas berekspresi melalui tulisan. Sejak SD ketika saya belum mengenal istilah sastra, saya seperti sudah punya passion dengan pelajaran bahasa indonesia. Saya suka membaca puisi yang terkadang saya menulisnya sendiri. Dulu saya juga pernah berkeinginan untuk serius mempelajari ilmu - ilmu sastra demi memperkuat kapabilitas menulis saya, meskipun nyatanya saya tidak bisa mewujudkan itu karena sebuah alasan. Saya harus memilih untuk masa depan saya , antara bidang penulisan atau lisan. Memang keduanya sama-sama untuk menyampaikan pesan tapi kami beda kajian. Saya lebih memilih zona aman tanpa kehilangan passion saya. Ilmu komunikasi bukan hanya menaungi orang-orang yang lihai berbicara, bernegoisasi atau berkreasi. Tapi kami juga punya profesor - profesor yang expert di bidang jurnalisme. Saya memang tidak berencana mendalami jurnalisme secara mendalam melalui program studi yang ada di komunikasi, tapi setidaknya ada sedikit banyak ilmu dari pengantar jurnalisme.

Sebenarnya blog tidak terlalu asing bagi saya, sejak smp saya sudah punya account. Tapi sayangnya dulu menulis dikertas lebih menyenangkan, sampai ada sebuah buku yang khusus untuk menulis puisi. Begitupun ketika SMA , bahkan saya punya 2 account blog tapi lagi-lagi belum aktif secara maksimal. Tapi saya bersyukur ketika ada tugas membuat blog dengan kriteria-kriteria penilaiannya , saya tidak mulai dari nol.

Meskipun saya tidak dilahirkan dari keluarga sastrawan tapi ada kesenangan tersendiri dengan dunia tulis menulis khususnya dalam bidang sastra dimana saya bebas bersuara bermain kata-kata sesuka kita. Saya membayangkan ketika nanti saya bisa menulis sebuah buku  karya saya sendiri. Apapun latar pendidikannya , entah apapun profesinya nanti tapi yang jelas siapapun boleh menulis. Mama  pernah bilang :" kamu tidak harus kuliah di sastra indonesia untuk jadi penulis". Tekuni saja bidang kita, kalau sudah cukup banyak ilmu yang kita miliki bolehlah berbagi. Semoga kita bisa saling menginspirasi :D

Share:

Tuesday, 16 September 2014

Dear my future Someone

Akhir-akhir ini hasratku untuk menulis tentang masalalu besar sekali , niatku sederhana supaya mereka yang kini masih terjebak dimasalalunya kembali punya keyakinan bisa lepas dari itu semua. Tapi aku menyadari niat baikku mungkin tidak cukup baik untuk perasaan orang di masa depanku. Akhirnya aku membuat status di facebook :”aku sedang berusaha berhenti menulis tentang masalaluku untuk menjaga perasaan siapapun yang ada di masa depanku.” 

     Aku tidak mungkin sanggup melihatnya bersedih karena tulisan-tulisan di blogku tentang masalaluku. Bagaimana caraku mengelak sementara blog akan terus ada kecuali aku menutup akun pribadiku. Rasanya tidak akan ada alasan yang mampu membenarkan posisiku, termasuk niat baikku. Maka dari itu, sekarang aku belajar untuk tidak lagi menulis tentang masa laluku. Jangan sampai aku melukai dia dengan tulisan-tulisanku, sementara dia bersusah payah menjaga perasaanku. Jika senyum bisa memberikan kebahagiaan, kenapa harus mengundang kesedihan dalam penyesalan.

       Meskipun aku belum tahu untuk siapa perasaan itu ku jaga, tapi bukankah semuapun akan sakit jika tahu orang terkasihmu pernah berjuang untuk cinta yang lain. Bagaimana rasanya ketika kamu tahu orang yang ada disampingmu setiap kamu membuka dan menutup mata justru masih memikirkan orang lain? ini tentu sangat mengecewakan. Tapi tenanglah, ketika aku sudah memilihmu aku pastikan semua untukmu. Meskipun ada kalanya aku belajar dari masalalu tapi bukan berarti aku harus selalu mengingat masalaluku.  Jika nanti tiba-tiba aku teringat masalaluku , tolong ingatkan aku bahwa definisi kita adalah aku dan kamu, bukan aku dan dia. Jika suatu saat aku terlalu lama melihat kebelakang, tolong ingatkan aku bahwa ada orang yang sangat mencintaiku di hadapanku.

        Setiap tindakanku kini akan berproyeksi ke masadepanku dan masadepanmu. Orientasinya bukan lagi masa kini, tapi masadepan. Entah dimanapun kamu berada, entah siapapun kamu, aku percaya kamu juga pasti melakukan hal yang sama untukku. Nanti berbagi ceritalah denganku tentang bagaimana perjuanganmu hingga kamu bisa menghadiahkan kebahagiaan untukku. Aku tentu senang sekali mendengar orang terkasihku bercerita tentang bagaimana usahanya menapaki tangga yang akhirnya mempertemukan kita. Tapi aku berpesan padamu, wanita itu peka sekali perasaannya. Mungkin nanti kamu akan dilema ketika aku bertanya tentang masalalumu, kadang wanita sangat kepo ingin tahu bagaimana masalalumu tapi ketika kamu bercerita justru dia marah entah kenapa atau bahkan cemburunya membabi buta.  



                Sampai bertemu di masa depan yaa J
Share:

Saturday, 13 September 2014

Setiap hari seperti menggadai nyawa di Margonda

Setiap hari saya seperti menggadaikan nyawa di jalan yang bernama margonda. Bagaimana tidak, kita harus membelah jalanan sepadat itu tanpa adanya bantuan jembatan penyebrangan. Jalanan ini ibarat jantung kota depok, jika di daerah Kediri mungkin ini seperti jalan dhoho. Tapi beda, meskipun jalan dhoho adalah pusat pertokoan sekaligus jalan penghubung Kediri-Tulung Agung tetapi masih banyak jalan lain yang bisa kita lewati. Sedangkan margonda seperti jalan satu-satunya dari Depok menuju Jakarta jadi semua kendaraan berpusat ke margonda dan diperparah dengan banyaknya pertokoan serta angkot yang banyak sekali. Ya bisa dibayangkan kira-kira bagaimana kondisinya.

Ini jalan utama yang lebarnya bukan hanya 2 mobil, ini juga bukan jalan veteran yang 2 lajur sekaligus. Saya tidak tahu berapa langkah yang kita butuhkan untuk menyebrangi jalanan ini, tapi yang jelas setiap kita melangkah jangan pernah lengah. Kamu jalan 1 langkah  kendaraan bunyikan klakson, kamu melangkah lagi kendaraan mulai melambat, ketika kamu sudah benar-benar ditengah itulah kendaraan baru benar-benar berhenti yang terkadang jaraknya hanya hitungan cm. Meskipun kendaraan satu berhenti , kita harus tetap hati-hati. Mungkin 1 mobil berhenti , tapi motor dari belakang tidak mau berhenti. Bisa juga motor berhenti, tapi justru mobil langsung banting kemudi. Ya begitulah ibu kota.

Jangan tanya pernah tidak terjadi kecelakaan? Pasti pernah. Kadang ada saja mobil yang nekat jalan padahal mobil sampingnya sudah berhenti. Ya tentu saja kami pejalan kaki yang mendapat bahaya. Sering juga motor yang tidak ambil haluan sehingga nabrak kendaraan depannya. Sebenarnya di jalan ini ada zebra cross lengkap dengan rambu-rambu penyebrangnnya. Tapi sayangnya merahnya lama sekali dan itupun juga belum tentu pas hijau kendaraan mau berhenti. Dulu pernah ada orang marah karena ada orang nyebrang pas merah. Kayaknya aneh aja kalau dia marah, sementara pas hijau juga gak mau berhenti. Ini namanya mau menangnya sendiri , hak orang lain dia gak peduli. Tapi gak semua seperti itu, saya makasih banget sama orang-orang yang dengan kemurahannya berhenti dan memberi sinyal ke kendaraan dibelakangnya supaya berhenti juga. Saya juga makasih banget sama kendaraan-kendaraan yang dengan sabar menunggu kami selesai menyebrang baru jalan.

Perjuangan kami untuk ke kampus bukan naik turun bukit, bukan juga merayap di jembatan rusak atau bahkan naik sampan ke pulau seberang. Tapi saya seperti ciut nyali kalau setiap hari harus menggadai nyawa disini. Saya tidak menyalahkan ataupun membenarkan pengguna kendaraan atau pejalan kaki, karena semua punya hak. Tapi tolong saling menghormati, kita sama-sama tidak mau kehilangan nyawa di tempat ini. Semoga Tuhan selalu menjaga kita semua. :)

Share:

Sunday, 7 September 2014

Belajar memaafkan atas sebuah tuduhan

Kemarin bagi saya aneh sekali , tiba-tiba saya harus menghadapi masalah yang sama sekali tidak saya sangka. Ini sungguh menyakitkan karena saya harus menerima tuduhan yang tidak pernah saya lakukan. Awalnya semua biasa saja tapi mendadak ada satu kejadian yang dihubungkan dengan kesalahan saya beberapa hari yang lalu. Padahal saya yakin itu benar-benar tidak ada hubungannya bahkan saya tidak tahu apa-apa. Saya memang dalam posisi benar, jadi insyaallah semua akan baik-baik saja. Bagi saya ini masalah cukup serius, jadi saya memilih diam bahkan teman satu kamar sayapun tidak tahu serumit apa masalah ini. Sandaran saya cuma Allah SWT, tidak ada yang bisa menolong saya kecuali Yang Maha Mengetahui.

Sebenarnya ini hanya salah paham tapi bagaimanapun akan sangat menyakitkan jika anda dituduh melakukan apa yang sama sekali  tidak anda ketahui. Saya benar-benar tak sanggup memikirkan hal lain , rasanya saya jadi hampa dan mendadak demam tinggi. Mulut saya tidak berhenti istigfar dan hati saya hanya berharap pada Allah SWT. Saya yakin Allah benar - benar menolong saya , tiada henti doa dan tangis yang hanya kepadaNya. Bismillah dan alhamdulillah kini keadaan mulai membaik. Setelah saya jelaskan dengan sangat gamblang dan tidak adanya bukti atas tuduhan mereka maka alhamdulillah keadaan membaik.

Saat situasi kemarin, saya belajar dari Ayah saya bagaiman beliau pernah dengan sangat bijak menyelesaikan konflik salah paham. Kita benar jadi jangan takut untuk menjelaskan, Insyaallah kebenaran akan selalu menang. Begitupun yang saya lakukan , saya tanpa ragu mendatangi orang - orang itu lalu dengan tegas saya bisa menjelaskan setiap pertanyaan. Hingga akhirnya Allah memang menunjukkan kuasaNya, Subhanallah walhamdulillah Walaailaahaillah Huallah Huakbar. Insyaallah masalahnya selesai dan saya sangat berharap tidak ada salah paham lagi.

Alhamdulillah puji syukur saya curahkan pada Allah SWT, terimakasih banyak kepada senior saya yang sangat responsif dan sebijak itu menguatkan hati saya , dia sebagai orang pertama dan satu-satunya yang langsung tahu ceritanya semalam. Sebelum akhirnya saya rasa teman sekamar saya perlu tahu cerita yang sesungguhnya. Terimakasih juga untuk Ayah , mama , mas , adik dan semuanya yang secara tidak langsung banyak memberikan pelajaran kehidupan. Saya telah memaafkan semuanya, saya coba menerapkan kata-kata Mr. Niko :"belajarlah seperti air yang tidak akan membekas mesti dihujam pedang."

Share:

Saturday, 6 September 2014

Rindu dan doa

Aku sedang ingin menulis tentang rindu. Tidak perlu kamu tanya ini untuk siapa karena sudah jelas jawabnya. Tidak ada orang lain yang sesering kamu singgah dipikiranku, tidak ada cerita yang lebih menarik selain tentang kamu , tapi sayangnya tidak ada nama yang paling sulit aku sebut selain  kamu. Mungkin kamu akan mengira ini hanya permainan kata-kata , tapi jujur saja tidak ada cerita yang lebih enak dibaca tanpa ditulis sepenuh hati.

Malam ini aku menghabiskan banyak waktuku hanya untuk memikirkanmu sebelum akhirnya aku menumpahkan dalam tulisan ini. Jika bulan tidak hanya bisa memantulkan cahaya, maka sudah tentu aku ingin bulan bisa memantulkan bayangan. Mungkin lucu ketika setiap kali rindu denganmu , aku bisa melihat bulan karena dengan begitu aku melihat pantulan bayangmu dengan segala aktivitasmu disana. Terkadang setiap kali kerinduan itu muncul sebenarnya aku hanya ingin tahu kamu baik-baik saja. Aku pasti akan sangat senang melihat kamu bahagia di tempat barumu. Ceritamu sangat menarik bagiku tapi sayangnya aku tak cukup kuat mengendalikan tingkahku. Jika aku tidak menatap matamu bukan berarti aku tak menghormati, tapi itu karena aku takut mata kita berbicara lebih nyata daripada kata-kata yang terucap. Lalu kamu tahu kenapa aku sengaja mengambil jarak saat kamu bercerita? Supaya mudah bagi kita untuk tidak saling membaca gesture. Mungkin mulutku diam tapi gesture bisa mengirim pesan dengan reflek ketika detak jantungku lebih kencang, pikiranku mulai melayang, dan hatiku mulai berkembang.

Untungnya aku tak perlu melakukan itu setiap waktu karena jutaan  jengkal antara kita. Aku disini dan kau disana dengan cita-cita kita masing-masing yang sedang kita perjuangkan. Ini bukan ftv yang mungkin bisa kamu tebak ceritanya , jadi akupun tak ingin menerka - nerka skenario Tuhan. Lakukan saja yang terbaik disana, entah bagaimana akhir cerita kita tapi aku percaya ada hasil dari usaha dan doa yang telah kita lakukan untuk kebaikan bersama. Sementara kamu mengusahakan yang terbaik untukmu dan masa depanmu, akupun demikian meski kita berbeda jalan. Aku tahu jalanmu penuh perjuangan tapi justru itu yang membedakan kamu dengan insan yang lain. Meski kita tak bisa berjabat tapi percayalah ada semangat yang selalu tersemat dalam doa, semoga kamu selalu menjadi jiwa kebanggan yang hebat. Melalui doa itulah cara terbaik menyampaikan rinduku, Sampai bertemu di kotaku dan kotamu :)

Share:

Wednesday, 3 September 2014

Arti kata "terserah" bagi cewek

Saya baik-baik saja, begitupun hubungan sosial saya. Tapi pulang dari kampus lihat status om Mario Teguh saya jadi pengen nulis tentang sifat cewek. Om Mario said:" Wanita tidak suka menjelaskan apa yang diinginkan. Tapi laki-laki harus mengerti".
Saya kurang lebih setuju sekali dengan itu , mungkin saya dan wanita kebanyakan bersifat seperti itu. Sering kali kami memilih diam dengan harapan kalian mengerti apa yang kami inginkan. Namun sayangnya sesering itu juga, kami harus kecewa karena respon yang anda berikan tidak seperti yang kami inginkan. Saya tahu tidak semua laki-laki memiliki insting 'dukun' yang cukup baik. Maaf jika kami kaum perempuan terlalu menuntut anda untuk peka.
Sebenarnya kami tidak pernah berniat membuat anda bingung dengan arti diam kami atau arti kata terserah yang sering kali kami ucapkan. Ya seperti vocab dalam bahasa inggris, satu kata bisa memiliki beberapa arti sehingga artinya harus disesuaikan dengan konteks kalimat tersebut. Begitu pula dengan kata terserah dalam kamus kami, terserah bisa berarti makna sebenarnya (nurut/suka-suka) ; tidak peduli alasanmu ; dan pikir aja sendiri. Tidak perlu saya kasih contoh karena takut standart makna setiap orang berbeda. Tapi yang pasti kamu bisa lihat bagaimana kondisi mood kita waktu ngomong , kalau lagi bete jangan pernah mengartikan kata terserah dalam makna sebenarnya. Cobalah lebih peduli untuk peka dengan kondisinya, jika kalian saling terbuka saya kira ini gak susah. Saya punya temen dekat , rasanya hampir tidak pernah dia meleset mengartikan kata terserah dari saya. Dia tahu terserah dalam arti marah dan terserah arti sebenarnya. Awalnya dia pernah bilang :"aku bukan dukun yang bisa nebak pikiran kamu". Tapi kelamaan dia tahu karakter saya jadi sudah jarang miss komunikasi antara kamus cewek dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Haha
Saya kadang males kalau suruh ungkit-ungkit kesalahan orang. Jadi daripada ngomong panjang lebar yang belum tentu dia ngerti dan terima. Jadi saya lebih memilih kata terserah. Jika dia peka pasti dia tahu ini artinya kita sedang ada problem dengannya dan menunggu kesadarannya untuk berubah. Saya tidak marah kalau ternyata persepsi terserahnya beda dengan maksud saya. Paling - paling cuma mengehelas nafas panjang atau mungkin saya bales "hmmm".
Ada satu lagi yang ini menyangkut harkat dan martabat anda sebagai laki-laki. Kadang saya mengucapkan terserah karena saya sengaja memberikan kesempatan anda sebagai "imam" untuk mengambil keputusan. Saya mengerti dengan kebaikan kamu memberikan reward kepada kita untuk memilih, tapi saat kita sudah bilang terserah silakan kamu ambil keputusan dan berhentilah mengajak berdebat dengan senjata "terserah kamu". Mungkin bisa jadi ini moment lucu , tapi bagi saya justru wibawa kamu sebagai laki-laki turun. Saya menghargai keputusan kamu sebagai pemimpin karena adakalanya saya percaya keputusan kamu lebih objektif tanpa dipengaruhi suasana hati,dll.
Share:

Monday, 1 September 2014

My lecturer is ex director RCTI

Hallo september , Wish me luck to run my new periode and more better than before. Kuliah pertama di semester ini cukup banyak perubahan , mulai dari jam kuliah yang biasa pagi jadi siang, dari orang-orang di kampus yang rame dedek-dedek lucu sampai pastinya dosen-dosen baru dan matkul baru.

Tadi siang berangkat ke kampus kayak aneh karena kampus rame orang-orang baru yang gak kenal sama sekali jadi serasa asinh dalam keramaian. Tapi gak ngaruh juga sih, saya mah langsung ke kelas mencari habitat saya. Kuliah perdana saya dimulai jam 11.00 dengan matkul pengantar penyiaran. For your information, semester ini saya bakal belajar semua pengantar peminatan komunikasi. Nah, untuk matkul pengantar penyiaran ini kita mengenal dasar - dasar penyiaran dulu, mencakup history , teori dan juka sedikit teknis. Bagi saya apapun itu tidak masalah yang penting saya enjoy dengan teman dan dosennya. Matkul ini satu-satunya yang tidak memunculkan nama dosen sama sekali jadi kita benar-benar acak milihnya. How lucky i am! Saya Amazing banget pas tadi kenalan dosennya, namanya Mbak Esti. Masih muda, Good lucking, Ramah dan lulusan luar negeri. Beliau baru 3 tahun ngajar di UI karena sebelumnya dia 10 tahun sebagai sutradara di RCTI. Motivasi saya dulu masuk ui karena tertarik kerja di tv , tapi untuk sekarang goyah. Jadi ketika ada orang yang bisa share pengalaman dengan real ini sangat menarik bagi saya. Dari cara mbak Esti ngajar, kayak bisa kebayang ritme kerja di TV. 

Backgroundnya sebagai orang tv sedikit banyak ilmunya di share dengan kita. Ini terlihat dari SAP , di pertemuan mendatang kita akan kedatangan dosen tamu dari presenter tv , produser dan kita juga akan berkunjung ke KPI. Wow, it's really amazing guys :D

Share:

Kamu pilih mana, pacar kamu mendua atau dia merokok?

Kemarin saya baru saja menempuh perjalanan panjang dari kampung halaman menuju Jakarta Raya. Seperti orang kebanyakan, 17 jam duduk berdekatan tentu saja membuat kami sedikit basi basi untuk sekedar melupakan capeknya perjalanan. Dari pembicaraan yang benar - benar basa basi, orang di samping saya yang tidak mau menyebutkan identitaanya bertanya :" Kamu pilih mana, pacar kamu mendua atau dia merokok?."

Saya tidak pernah membenci perokok apalagi menghujat orang yang merokok. Hidup itu pilihan dan hak mereka untuk memilih menjadi perokok. Namun, jujur saya sangat keberatan jika orang yang saya sayangi merokok. Dari situ sudah kelihatan bahwa jawaban saya adalah lebih baik dia mendua dalam konteks hubungan belum pernikahan. Jika pasangan saya mendua berarti sudah jelas dia tidak layak untuk dipertahankan sehingga ini jauh lebih mudah bagi saya untuk melepaskan dia. Sedangkan saya pasti akan dilematis ketika pasangan saya merokok. Saya tidak mungkin merasa benci dan sayang pada satu orang yang sama dalam waktu bersamaan. Saya takut kamu berhasil meyakinkan saya kalau kamu berubah, sementara merubah kebiasaan orang tak semudah membalik telapak tangan. Bagaimana mungkin saya tidak dilematis jika menurut saya kesalahannya masih dalam gray zone. Lebih baik saya dihadapkan pada hitam atau putih daripada harus digantungkan pada abu-abu.

Dari jawaban tersebut Mr.X lalu bertanya :" Apakah kamu putusin pacar kamu kalau ternyata dia merokok?". Jawaban saya sederhana, kalau sekarang jawaban saya pasti iya tapi ini beda cerita kalau nanti ketika cinta membuat logika saya sudah lumpuh. Mendengar jawaban saya seperti itu dia tertawa entah apa maksudnya. Flash back sedikit ke belakang, Mr.x mengaku sebagai perokok berat lalu dia bilang :"Cowok kalau tidak merokok itu tidak jantan". Saya tidak mengiyakan atau menyanggah pernyataan itu tapi saya hanya menjawab :"oh ya?". Dia berkata sepertinya kamu tersinggung dengan pernyataan tadi. Memang orang-orang terdekat (red:Ayah) saya tidak merokok, sehingga saya terbiasa dengan mindset anti rokok. Meskipun berkali-kali saya jelaskan tentang toleransi saya terhadap perokok. Saya tidak pernah keberatan dengan perokok, asal jangan Ayah atau Kekasih saya.

Bagaimana mungkin saya membiarkan orang-orang yang saya sayangi memasukkan racun ke tubuhnya perlahan-lahan. Dengan kalian tidak merokok, itu sama halnya dengan mengahargai diri kalian sendiri dan pula memberi kenyamanan bagi orang terdekat anda. Saya pernah baca tulisan yang saya lupa sumbernya ,"BAGAIMANA BISA KEBEBASAN MEROKOK DAN HAK MENGHIRUP UDARA BERSIH BISA BERIRINGAN?". Tidak usah merokokpun kamu sudah keren banget justru kalau merokok kegantengan kamu turun. Jika sayang itu benar, tentu kamu tidak akan melakukan yang dia tidak suka.

Share:

Wednesday, 27 August 2014

Someone who makes me laugh really loud (WIL&)

Hai, seneng ya ketemu temen baru. Rasanya kenal orang - orang baru itu selalu menarik apalagi kalau dia juga welcome dengan kedatangan kita. Beberapa hari yang lalu aku pergi kursus, disanalah banyak orang dari luar daerah bahkan ada yang dari thailand. Over all aku senang mereka semua dengan segala macam karakter. But in this post i will tell u about someone whose name is Wildan wuh (i'm forget  what does wuh stand for). 

Aku udah cerita sedikit di post sebelumnya, dia temen sekelas aku di program pre elementary 2. Ya emang dasarnya easy going jadi walau baru ketemu 3 hari di kelas tapi saya sih gak ragu ngobrol sama dia. Walaupun pare ada di Kediri tapi kayak jarang banget orang Kediri, itulah kenapa aku seneng kalau ada temen yang dari Kediri juga. Awalnya wildan sih jaim (banget) , makanya aku nyapa dia duluan. Kesannya dia orang serius , pakai kacamata terus gak banyak ngomong. 

Pas hari ke 3 kita bangkunya sebelahan , nah disitulah aku mulai kenal dia sesungguhnya. Dia serius? Aduh aku ralat deh , dia malah bercanda mulu. Walaupun ini kursusan bahasa inggris tapi kalau sama dia ya bahasa jawa aja gak perlu gaya-gayaan. Kita sih emang temen baru tapi dia sukses membuatku seperti sudah temen lama sama dia. Sudah gak ada tuh namanya jaim, ngomong ya ngomong aja , ngakak ya ngakak aja. Kalau udah ngobrol sama dia rasanya aku sudah tidak peduli pamorku sebagai anak UI turun sampai ke titik minus. Aku pikir dia juga pinter kok, tapi kita sih gak mau show off makanya kita sering berperan jadi manusia super oon kalau ngobrol. Pernah satu malam kita main bareng berempat , ada 1 temen kita dari luar jawa jadi otomatis dia gak ngerti joke kita. He said:" aku sih tertawa bukan karena obrolan kalian tapi ngelihat dia (aku) ketawa." kata dia ketawaku mengundang.... . Ya emang ngakak parah tapi aku sih udah gak peduli bagaimana ekspresiku. Sampai pernah fotoku jelek banget diambil trus di caption "kenyang habis makan kadal 2 kg". Kita waktu makan juga biasa aja, kadang suka ada cewek yang sok imut kalau makan di depan cowok. Lah ngapain, kita sih biasa aja dengan porter's style.

Meskipun aku sering ngobrol sama wildan tapi sebenarnya kita tidak pernah ngobrolin yang personal. Seperti yang udah aku bilang di post sebelumnya, aku senang berteman dekat dengan teman-temenku tanpa harus memasuki ruang pribadi. Ya cukup tahu dia darimana dan sekolahnya dimana, gak perlu tanya yang lebih detail emangnya mau sensus. Begitu juga sebaliknya, ya walau aku kadang curhatnya berceceran tapi ya udah just show my feeling at the moment without explanation and more question from him. Tapi bukan berarti juga tidak peduli , menurutku dia cukup peduli dan responsif. Apa yang aku katakan selalu di respon dengan tepat, thats why dia sampai kasih tips diet. Haha

Nice too meet u Wildan. You are cool man how the way you are. Keep funny and i'm glad be ur friend. Thank you Wildan and See u on top :D

Share:

Menjaga diri bukan berarti membatasi

Apakah setiap kedekatan selalu identik dengan pacaran? Jika saya tertarik pada kepribadian anda apakah secepat itu diartikan saya mencintai anda. Bagi saya pribadi tentu saja tidak , saya senang dekat dengan semua orang. Dekat bukan berarti hanya jarak tapi juga bagaimana kita bisa menemukan feeling untuk komunikasi dengan orang itu. Saya berusaha selalu terbuka untuk menjalin pertemanan baru, meskipun saya sangat selektif untuk ke taraf hubungan yang lebih intensif dalam arti teman dekat atau sahabat.

Kemarin saya ngobrol (chatting) dengan temen baru saya, bahasanya biasa dan sama sekali tidak ada modus. Tapi tiba-tiba dia bilang dengan nada bercanda , jangan ngira aku suka sama kamu lo ya. Jujur aku shock baca itu, kayaknya dia belum pernah baca blog ini kali ya jadi dia gak tau sekuat apa usahaku menjaga perasaanku. Saya jadi curiga dia punya temen dekat apa tidak. Saya takut dia terlalu membatasi hubungan pertemanan. Saya juga membatasi pertemanan tapi hanya untuk hal yang benar-benar pribadi, bukan sedini itu menutup diri.

Saya senang dengan orang yang tidak terlalu over membatasi  berteman. Menjaga diri bukan berarti kamu pilih-pilih dalam berteman. Saya berteman baik dengan teman-teman sekolah dan saya juga sangat senang berteman dengan anak pesantren, tapi bukan berarti saya tidak mau berteman dengan bikers ataupun smoker. Jangan memandang jelek kawanmu tapi kuatkanlah prinsipmu. Saya tidak suka dengan orang yang merokok tapi bukan berarti ini masalah untuk pertemanan kami. Saya tidak masalah dengan pilihan dia untuk menjadi perokok selama dia bisa respect dengan keberadaan saya, lagi pula mereka juga tidak akan memaksa kamu untuk merokok kan? Bahkan banyak dari teman saya yang sengaja tidak merokok ketika di dekat saya atqu setidaknya dia berusaha menjauhkan rokoknya. 

Saya baik-baik saja dengan semua teman-teman dan saya juga tidak pernah keberatan dengan kebiasaan mereka selama itu tidak merugikan saya. Sedekat apapun hubungan kita tetap saya tidak berhak mencampuri urusan pribadinya tanpa dia persilakan. Kita dekat , kita bersahabat tapi bukan kita kehilangan ruang pribadi. Saya jarang kepo tanya - tanya soal masalah pribadi orang kecuali dia sendiri cerita ke saya. Saya juga gak pernah ngurus-ngurus alias ngedikte hidupnya. Tanpa perlu saya kasih tahu perokok juga udah tahu kan kalau merokok itu merusak kesehatan?

Tujuan saya nulis ini, semoga orang lebih terbuka untuk berteman. Perlakukanlah temanmu seolah - olah dia satu-satunya sahabatmu , tapi ingat jangan memasuki ruang pribadinya tanpa izin. Kita bisa peduli dengan siapa saja tanpa kenal setatus. Peduli bukan berarti menaruh hati karena nyatanya tidak hanya padamu dia begitu, ya mungkin memang karakternya begitu.

Share:

Tuesday, 26 August 2014

Semua bahagia tapi aku berurai air mata di pernikahannya

Aku tak mengerti mengapa akhirnya aku memutuskan datang ke tempat dimana aku akan menangis sementara semua orang berbahagia. Setegar apa diriku hingga aku menyiapkan badanku untuk dihujam peluru bertubi - tubi hingga perasaanku luluh bersama setiap tetesan air mata yang mengalir.

Aku berada di tengah-tengah tamu undangan, di sebelah tangga dimana nanti kamu dan wanita yang memilikimu turun menyapa semua tamu undangan termasuk aku. Aku mencoba tegar tapi nyatanya bunyi sepatu yang menggores lantai tangga mampu membuat jantungku berdetak tak karuan hingga akhirnya aku tak mampu menguasai diriku sendiri. Namun hanya tangislah yang bisa ku lakukan atas keadaan ini. Seiring bunyi ketukan sepatu yang semakin keras , terlihatlah sepasang insan manusia menuruni tangga dengan wajah berbinar - binar yang disambut pula senyum bahagia dari tamu undangan, ya kecuali aku.

Mungkin aku bisa menutupi rasa sakit kehilangan ini melalui kata-kataku, tapi bagaimana cara menahan air mata yang menetes dengan sendirinya. Sesampainya kalian di lantai ditempat aku dan seluruh tamu undangan berada, aku semakin tak kuasa melihat ini semua. Aku ada tapi pikiranku entah kemana , aku bisa merasa tapi hampa , bahkan aku bisa tersenyum tapi itu dusta. Kamu menyalami undangan di sebelah kanan tangga dahulu , sedangkan wanitamu menyalami undangan di sebelah kiri tangga dahulu dimana aku berada disitu.

"dek, jaga dia ya." Aku cuma bisa ngucapin itu pada wanita yang akan ada disampingmu saat kau membuka dan menutup matamu.
Aku masih tetap menangis sepanjang prosesi sakral kalian , sampai tibalah akhirnya aku harus berjabat tangan denganmu. Aku bersalaman denganmu di pesta pernikahan , tapi sayangnya bukan di depan penghulu tapi hanya sebagai tamu. Aku tidak bisa berkata apa-apa, aku hanya mampu menatap matamu berharap kamu bisa mengerti sakitnya aku.

"Ma , kamu gak apa-apa?" Aku tak mungkin menjawab baik-baik saja ,  sementara dipipiku berurai air mata. Aku tak sanggup berkata, tapi aku yakin kamu tau yang aku rasa. Aku memegang tanganmu sungguh erat, sekuat tetesan air mata yang kian pesat. Hingga aku semakin tak kuasa , ketika kulihat kaupun meneteskan air mata. Maafkan aku merusak hari bahagiamu, meski berat hatiku tapi aku selalu mendokan yang terbaik bagimu. Rasanya sudah cukup kesedihanku di tempat ini, aku harus pergi ke duniaku yang baru.

Ssst aku terbangun.... ini adalah cerita dari mimpiku tempo hari. :)
Semoga ini benar-benar hanya bunga tidur yang tidak pernah jadi kenyataan.

Share: