Terkadang pertemuan memang sangat indah, tapi tidak bagi orang yang sedang menikam hatinya sendiri. Jauh sebelum kita dipertemukan dalam satu forum, aku terlebih dulu harus memenjarakan perasaanku dan juga memangkas habis kerinduan yang selama itu tumbuh subur. Bagaimana mungkin aku sanggup melakukan 2 hal yang tak bisa dipersatukan, satu sisi perasaan ini memenuhi beranda hatiku tapi disaat itu juga aku harus mengunci rapat hatiku supaya perasaan itu tak menjalar mengganggu ritme pikiranku. Ternyata aku tak sanggup mengusai hatiku ketika aku sedang dekat denganmu. Berada di dekatmu membuatku kesusahan untuk tidak menatap matamu. Bagaimana pula aku tidak mendengar setiap kata yang kau ucapkan ketika hanya angin yang memisahkan kita. Itulah kenapa saat jarak mulai hilang , justru aku berusaha memangilnya. Kamu tidak tahu bagaimana susahnya aku mengalihkan pembicaraan ketika kamu mulai bertanya hal personal. Mungkin keberhasilanku kabar baik bagimu, tapi aku justru takut itu menjadi ranjau. Ketika aku bercerita satu hal, itu seperti memancingmu untuk bertanya lebih banyak dan itu berarti aku harus berusaha menikam hatiku lebih lama lagi.
Untuk saat ini , aku lebih senang berada jauh darimu supaya aku lebih fokus mengusahakan kebaikan diriku dan begitu juga dengan kamu. Itu sebabnya aku menghindari komunikasi dengan kamu, jika satu waktu kita bertemu itu tandanya memang Allah yang merencakan. Saat ini aku tak perlu menghubungimu , biar saja doa yang menjadi penghubung kita. Itulah kenapa bahkan saat kamu berikan handphonemu padaku, sama sekali tidak ada niatku untuk menyimpan kontakmu. Biarkan semua berjalan apa adanya tanpa perlu aku dan kamu membuat sandiwara baru yang bukan Tuhan skenariokan.
0 comments:
Post a Comment