Wednesday, 6 August 2014

Pengendalian cinta yang melemahkan

Seperti berjalan di udara, orang yang jatuh cinta melayang diatas harapan - harapannya melambung semakin tinggi ketika kenyataan seolah berpihak mengiyakan harapannya. Ketika melayang - layang akan ada tarikan gaya gravitasi yang membuat kita akan jatuh, begitu pulalah cinta. Kamu boleh berpikiran positif atas rangkaian kejadian yang seolah menjadi pertanda positif sebagai alur cerita kamu. Tapi kita tidak pernah tahu rencana Allah ke depan. Seperti yang kita tahu semakin kamu melayang tinggi di udara maka akan semakin jauh dengan tanah yang artinya semakin keras pula benturan sehingga rasa sakitnya akan jauh lebih parah. Begitupun cinta , semakin tinggi kamu berharap maka kecewa dan sakit hati kamu akan jauh lebih parah. Jangan sampai kita terlalu berlebihan mencintai hambaNya, terlebih lagi jika belum ada ikatan sah. Jangan sampai cinta menjadikan manusia seperti hewan yang hanya diperdaya oleh nafsu tanpa akal dan pikiran.

Tidak ada yang salah dengan jatuh cinta ataupun perasaan cinta itu sendiri.Tapi yang salah adalah orang yang tidak bisa melihat cinta sebagai suatu fitrah. Apakah cinta itu menyengsarakan hingga ada yang rela menyakiti dirinya sendiri dalam ikatan cinta yang tidak membahagiakan? Apakah masih disebut cinta , jika nyatanya ada penghianatan atas kasih yang tulus? Apakah rasa memiliki yang berlebihan hingga cemburunya membabi buta itu juga masih bagian dari cinta?

Saat kita jatuh cinta dan merasa diri ini tak mampu mengendalikan rasa itu. Kita buta melihat kenyataan , kita tak bisa mendengar petuah kebenaran , dan kita tidak mampu lagi merasakan ketulusan. Maka sebaik-baiknya tindakan adalah menyerahkan diri kita dan rasa itu kembali pada yang Maha memili rasa cinta. Berpikirlah positif pada Tuhan dan atas apa yang ditakdirkanNya. Semoga kita selalu menjadi jiwa  kecintaan Allah dan selalu di dekatkan dengan jiwa-jiwa kecintaanNya. Jika kita dekat dengan orang baik maka kemungkinan kita akan jatuh cinta dengan orang baik atau minimal kita bisa belajar dan meniru kebaikannya. Terlepas berbicara takdir dan kuasa Allah, saya pernah mendengar sebuah pernyataan :" Bagaimana mungkin bisa berharap menikah misalnya dengan seorang anak presiden jika kita tidak pernah bergaul dengan anak presiden."  Pemikiran manusia cukup sebatas itu , selebihnya  kita percaya Tuhan selalu memberikan takdir baik tetapi tetap dengan usaha dan doa yang wajib kita lakukan sebagai wujud keseriusan dan kelayakan kita menerima takdir baik itu.

Share:

0 comments:

Post a Comment